Chapter 7 : Lomba Karaoke (1)

1.6K 166 30
                                    

Arthit menghitung penghasilannya hari ini, selembar demi selembar, ia mendapatkan 1.000 baht sehari hanya dengan meramal. Ini sesuatu yang mengagumkan bukan!

Arthit yang asik menghitung uang, tak memperhatikan bahwa Kongpop tertawa geli dibelakangnya. Mendengar suara tawa, Arthit berbalik, tersenyum bangga, memamerkan uang-uangnya.

"Lihat.. aku menghasilkan banyak uang."

Kongpop tidak menasehatinya, bahkan ia memujinya yang membuat Arthit kegirangan.

"Aku sudah berhasil menjadi seorang pengusaha." Arthit berbangga diri, ia berencana akan pamer di depan papa, paman Forth, terutama mama tiri, Rome.

Alasannya, biar Rome tahu bahwa seorang Arthit tidak dapat diremehkan. Seorang Arthit pria yang penuh imajinasi dan kreatif. Arthit bukanlah pria pemboros uang.

"Apa kau bangga padaku Kong?" Walau Arthit tahu jawabannya, Arthit ingin pujian, lagi dan lagi. Kongpop yang tahu niat Arthit, berkata lembut.

"Aku bangga padamu."

"Kita sama-sama menjadi bos yang berhasil sekarang."

Antara dia dan Kongpop, sekarang tak ada jarak kesenjangan yang jauh. Kongpop adalah CEO, dan Arthit adalah owner. Sama-sama berkedudukan tinggi kan!

"Tidur lebih cepat, besok kau harus kuliah."

Arthit mengeleng tak setuju, "Aku harus menyimpan uang ini dengan baik. Aku mencari tempat dulu."

Arthit yang ingin pergi, ditahan oleh Kongpop.

"Besok saja."

"Tidak bisa Kong. Harus sekarang."

"Kenapa?"

"Aku takut uangku hilang."

(Zyzy : gak ada yang ambil uangmu tahu!")

"Besok aku belikan celengan."
Arthit cemberut mencibir, "Aku bukan anak-anak, buat apa pakai celengan."

"Lalu ingin tempat apa?"

"Brankas besar. Aku akan mengisinya hingga penuh dengan uang lalu.. membeli cincin pernikahan kita nanti."

"Ok, simpan dulu di laci, besok kita akan beli brankas setelah pulang kuliah. Sekarang kita tidur."

Melihat Kongpop berjanji membelikan brankas, Arthit tidur dengan hati tenang tanpa mengetahui ada yang mengosipkannya.

Ada sambungan video call yang memuat 4 orang, Tutah, Mimi, Meong dan Rome.

Tutah : Rome, kau harus menghentikan Arthit. Jika ini berlanjut, uangku akan habis.

Mimi : Apa yang terjadi?

Tutah : Arthit membuka stand ramalan cinta, dan memeras uang kita.

Meong : APA!!

Meong : Aku tak akan ke kafe dulu sementara, aku ijin sakit.

Rome : Minta ganti rugi pada Kongpop.

Mimi : Apakah ganti rugi bisa berupa hal lain selain uang?

Tutah : Kau mau dikebiri sama Arthit!

Mimi : Hahaha.. just joking.

Tutah : Aku malu minta rugi pada Kongpop terus menerus, tapi Arthit itu gak tahu malu. Dia pasti akan melakukannya lagi dan lagi. Menghindar sementara bukan solusi yang tepat.

Rome : Itu benar juga.

Mimi : Lalu apa ada solusinya?"

Rome : Kita adakan stand lain.

Geng gajah : Apa?

Rome : Lomba Karaoke.

***

Esok harinya...

Arthit datang untuk mendirikan stand ramalannta seperti kemarin, mulai bersiap-siap meletakkan peralatannya. Tapi Rome dan geng gajah, serta P'Jane mendekorasi diluar cafe dan mendirikan panggung kecil. Rasa penasaran mengelitik Arthit.

"Apa yang kalian lakukan?"

Tutah menjawab santai, "Kami mengadakan lomba karaoke."

Arthit tercengang, "Apa! Lomba karaoke."

Rome mengangguk mantap, "Benar. Ini juga berhadiah uang tunai 5.000 baht."

Mendengar hadiah sebesar 5.000 baht, Arthit bersemangat ingin mendaftar.

Rome tahu akan seperti ini, ia mengemukakan persyaratan pendaftaran. "Setiap peserta yang ingin mendaftar harus membeli 2 minuman dan 1 kue."

"Ok. Aku beli." Arthit lari ke meja kasir membeli 1 pink milk dan kue blueberry. Ia bersemangat mengikuti lomba karaoke ini. Hadiahnya bisa ia simpan di brankas, menambah tabungan membeli cincin pernikahan.

Mimi berbisik, "Apa dia tahu, uang hadiahnya dari hasil penjualan kafe?"

Tutah membantah, "Jangan memberitahunya. Nanti dia cerewet."

Rome berkata menyakinkan mereka, "Aku sudah menghitung biayanya, kita akan masih ada keuntungan. Nana akan membawa teman-temannya. Tutah kau sudah mengundang teman sekelas?"

Tutah mengacungkan jempol 👍.

Mimi juga berkata, "Aku sudah share di sosmedku."

Meong juga mendukung, "Aku sudah pasang iklan di salon langganan."

"Bagus, sesuai rencana."

***

"Ini no persertanya."  Toptap menyerahkan sebuah kartu angka kepada Arthit sebagai tanda bukti kepersertaan lomba karaoke.

Arthit memandang tak senang dengan nomor di kartu itu, "Kenapa no 100?"

"Kau telat mendaftar, yang lain mendaftar lebih cepat daripada kau."

"Bagaimana bisa? Lomba baru akan dimulai."

Toptap menunjuk pada mereka yang masih sibuk diluar membangun panggung, "Mereka sudah promosi besar-besaran, dan banyak orang mendaftar dari pagi."

"Kenapa kau tak bilang?"

"Karena kau tak bertanya."

Arthit : 😑😑😑

Arthit menelepon Kongpop, menceritakan bahwa ada lomba karaoke di kafenya. Kongpop memberitahunya bahwa ia akan mengirim penata rias, penata rambut, pakaian dan mic khusus untuk Arthit. Arthit sangat senang. Ia akan bersinar, seterang-terangnya diatas panggung.

Aaahh.. Arthit jadi tak sabar menunggu lomba dimulai.

21 Nov 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

19. Let's Get Married 😗😗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang