Chapter 5

193 31 4
                                    

Seoul, October 2019
Autumn

Bulan Oktober, adalah bulan yang selalu disambut meriah oleh warga Korea, terutama di kawasan Seoul.

Karena pada bulan ini, semua pohon sudah sepenuhnya berwarna merah, jingga, atau kuning. Banyak turis dari manca negara berbondong-bondong untuk mengabadikan pemandangan cantik ini.

Akhirnya pekerjaannya selesai. Klien pun sudah menandatangani surat kontrak untuk menyelesaikan masalah. Yoongi berjalan kembali ke ruang kerjanya lagi, sambil melihat kearah jendela kaca yang berada disepanjang lorong bagian kanan.

Pepohononan merah bercampur gedung-gedung pencakar langit lain. Pemandangan ini tidak begitu mengagumkan bagi Yoongi. Yoongi hampir setiap tahun melihat fenomena pergantian musim dari musim panas menuju musim dingin.

Sehingga bagi Yoongi, ini sudah terlewat biasa.

Ketika ia masuk ke ruang kerjanya, mata sipitnya itu menelusuri ruangan kerjanya. Suasana dingin dan sunyi, tidak seperti sebulan sebelumnya. Biasanya penjaganya itu akan menunggu di sofa sambil mengutak atik ponsel fitur miliknya sendiri, lalu tersenyum dan menyambut kedatangan Yoongi.

Atau kadang, pria manis menggemaskan itu akan meletakan kopi hangat untuknya. Sebagai bentuk imbalan kerja kerasnya. Sesungguhnya Yoongi yang diperlakukan itu terasa aneh, namun akhir-akhir ini justru semakin aneh jika Jimin tidak memberikan sambutan-sambutan itu.

Jimin jarang berada di ruang kerjanya.

"Kemana dia sekarang?" gumam Yoongi, meletakan berkas file nya diatas meja, ia menghampiri sofa dimana Jimin biasanya duduk disana.

Mata Yoongi lagi-lagi bertemu dengan ponsel fitur Jimin.Kebiasaan Jimin yang sudah menjadi kecerobohannya. Ponsel nya ditinggal. Yoongi menghela napas pelan, sembari memasukan ponsel Jimin ke dalam sakunya. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan manusia yang bisa melupakan ponsel fitur, benda yang tidak pernah lepas dari genggaman tangan manusia.

...

Tentunya suhu pun semakin dingin, dan otomatis gedung firma tempat dimana Yoongi bekerja pun menghangat. Alhasil Jimin terpaksa berdiam diri diluar, duduk manis di kursi taman yang sudah disediakan, sambil menonton indahnya pohon-pohon yang menghiasi kawasan kerja nya.

Akhir-akhir ini Yoongi menerima klien nya di kantor, sehingga mereka pun menyelesaikannya di kantor.

Karena hal itulah sebagai salah satu pemicu bagi Jimin untuk lebih sering diluar. Lagipula, di kantor itu juga kan banyak penjaga dan keamanannya. Jimin hanya dibutuhkan diluar kantor jika Pengacara Min keluar untuk menemui klien atau pergi ke tempat persidangan.

Lagi-lagi Jimin sebagai pusat perhatian. Disaan orang-orang membeli hot pack dan minuman-minuman hangat, maka Jimin dengan kemeja putih tipis seperti biasa dan minuman ice vanila milkshake. 

Apakah ibunya masih hidup? Bagaimana keadaan Aera Noona?

Pertanyaan itu bikin Jimin mencengkram bekas minuman milkshake nya sampai teremas. Jimin menundukan kepala, surai rambut karamelnya menutupi bagian depan wajahnya. Apa yang terjadi pasca Jimin menghilang secara misterius? Apa yang mereka lakukan pasca itu?

"Aku ingin bertemu kalian," gumam Jimin, memejamkan matanya dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Deg.

Insting darimana berhasil bikin Jimin mendongakan kepala. Mata Jimin yang lemas itu tiba-tiba berbinar. Sosok pemilik surai rambut hitam legam dengan mengenakan mantel hitam yang terkancing sampai bagian atas, dengan dalemannya berwarna putih serta celana hitam.

Until Summer「Yoonmin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang