7. mencintai takdir

23 16 3
                                    

Ketika Nurul hendak kerumah Mba Yuna ternyata adam sudah lama terlebih dahulu ada disitu,
Tok! Tok! Tok!
"Assalamualaikum," terdengar suara ketukan pintu dan ucapan salam dan suara itu adalah Adam.
"Waalaikumussalam, sebentar," Sahut mas Alan lalu membuka pintu.
"Ehhh Adam ayo masuk," ajaknya.
Adampun masuk dan duduk sementara Mba Yuna pergi kedapur mengambil air minum.
"Gmna kabarnya dam Sehat?," Tanya mas Alan.
"Alhamdulillah mas sehat," jawabnya.
"Mas gimana sehat?," Tanya balik Adam.
"Alhamdulillah ana sehat dam," jawab mas Alan.

Seketika Adam membuka tas nya dan mengeluarkan sebuah surat undangan, sementara Mba Yuna datang dan menyuguhkan air minum.
"Diminum dulu dam," ucap mba Yuna menawarkannya minum.
"Oh iyah mba maksih," ucap Adam lalu menganggukkan kepala.
"Oh Iyah mas kemarin kan mas nanya sama ana apakah ana udah siap nikah?," Tanyanya dengan serius.
"Iyah jadi gmna antum emang sudah siap," tanya balik mas alan
"Alhamdulillah mas ana udah siap, kedatangan ana juga kesini mau ngasih undangan ini untuk mas dan mba," sahutnya lalu memberikan surat undangannya pada mereka .

Sontak hal itu membuat mas Alan dan mba Yuna kaget merekapun saling bertatapan dan berpikir bagaimana dengan perasaan Nurul, belum sempat mas Alan membicarakan persoalan Nurul malah terdahului oleh Adam. mereka pun bisa apa tak berkutip sedikitpun dan mengurungkan niatnya untuk tidak menceritakan tentang hal Nurul pada adam.
"Oh iyah ini mas undangannya," Ucap Adam sambil menyalurkan tanyanya memberikan undangan itu.
"Oh Iyah Alhamdulillah kalo gitu niat antum sudah bagus sekali," ucap mas alan.
"Iyahh dan semoga lancar pada waktunya," sahut mba Yuna .
"Aamiin mba, mas makasih banyak," jawabnya. "Kalo gitu ana mau pamit pulang masih ada tugas yang harus dikerjakan," ucap Adam berpamitan pada mas alan dan mba Yuna.
"Oh Iyah silahkan, hati-hati," jawab mas Alan.
Lalu Adam beranjak dari kursi dan pulang .
"Assalamualaikum" ucap Adam
"Wa'alaikumussalam" sahut mas Alan dan mba Yuna .

Sementara itu ketika Adam pulang Nurul pun datang. Entah apa yang akan dirasakan oleh Nurul ketika mendengar semuanya, Nurul pun sampai didepan pintu dan mengucap salam sambil mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum,"
Mas Alan pun datang lalu membuka pintu.

"Waalaikumussalam, ehh Nurul" jawab mas Alan.

"Mba Yuna nya ada mas," tanya Nurul

"Ada,ada ayo masuk," ajaknya.
"Mahhh ada Nurul nih," teriak mas alan memanggil istrinya.

"Iyah bentar," sahut mba Yuna.

Nurulpun masuk dan duduk sambil menunggu mba Yuna, Nurul masih merasa gelisah tak sabarnya ia ingin segera bertemu dengan mba Yuna, dan tak lama mba Yuna pun datang sambil membawa minum.
"Ehhh Nurul" sapanya sambil menaruh minuman pada meja.
"Mas Alan kemana lagi mba" tanya Nurul.
"Ada lagi ngajak main si kecil," jawabnya.

Mba Yuna sedikit bingung apa yang harus ia katakan pada Nurul perihal Adam yang akan menikah Minggu esok.
"Oh Iyah mbak gimana perihal tentang adam? Mas Alan udah bicara sama dia?," Tanya Nurul dengan penuh penasaran.
"Barusan saja Adam dari sini Nur" jawab mba Yuna.
"Oh yah? Terusss terusss gmna?," Tanya Nurul yang semakin penasaran.
Serentak membuat mba Yuna merasa kasihan jika ia harus menyampaikan semuanya, tapi jika ia tidak menyampaikan semua itu akan lebih membuat nurul terluka, terpaksa mba Yuna pun menceritakan semuanya.

"Jadi gini Nur maaf mba dan mas Alan gak bisa bantu kamu," ucap mba Yuna  memberikan undangan pernikahan Adam.

"Maksudnya ini apa mba?," Tanya Nurul dengan wajah kaget.

"Jadi, Adam akan menikah?,"
Nurulpun sontak merasa kecewa dengan kenyataan pahit itu.

"Iyah Nur jadi Adam akan menikah," jawab mba Yuna lalu berpindah tempat menghampiri Nurul dan memeluknya.

"Cobaan apa ini mba?," Tanya Nurul yang terisak-isak menangis karena kecewa.

Nurul sangat terpukul, selama ini ia berusaha menjaga hatinya namun ternyata terbayarkan dengan kepahitan

"Sabarr nur mungkin Allah lebih sayang sama kamu,dan mungkin Allah tak ingin melihat hambanya berharap selain-Nya," ucap mba Yuna berusaha menenangkan Nurul.
"Dengan kamu menjaga hati untuknya pun sudah baik ko, tapi mungkin ini memang yang terbaik untuk kamu dari Allah agar kamu berusaha lebih mendekatkan diri pada-Nya," peluk kembali mba yuna sambil terus menerus menasehati Nurul. namun, Nurul pun tak bisa membendung air matanya, ia sangat kecewa baru kali ini Nurul merasakan kekecewaan yang amat menyakitkan baginya. Tentu saja karena Nurul sebelumnya tak pernah mencintai pria manapun selain Adam maka dari itu nurul sangat terpukul.

"Ga papa mba insyaallah aku bakalan ikhlas menerima kepahitan ini," ucapnya yang melepas pelukan mba Yuna lalu sambil tersenyum.

"Yang sabar Nur, perbanyak istighfar, jadikan ini semua hikmah dan pelajaran buat kamu untuk lebih Istiqomah lagi yah," ucap mba yuna

"Iyah mba insyaallah," jawab Nurul,"
Setelah itu Nurul pun pamit untuk pulang.
"Oh Iyah aku pamit mau pulang makasih sebelumnya udah mau bantu aku mba," pamitnya.

"Iyah sama-sama Nur," jawab mba Yuna.

"Kalo gitu aku pulang dulu mba," ucap Nurul sambil memakai tasnya.

"Iyah Nur sekali lagi yang sabar yah," jawabnya sambil mengantarkan Nurul sampai depan pintu.
"Iyah mba, assalamualaikum," ucap nurul mengucapkan salam.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati Nur," Jawab mba Yuna, dan Nurul pun membalas dengan senyuman.

Amat-amat sangat menyakitkan, Nurul tak pernah membayangkan sebelumnya bahwa ia akan merasakan kekecewaan ini. namunx apa daya ia hanya bisa bersabar dan mencoba ikhlas dan menerimanya.

🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Kasihan Nurul :'(( Pasti kecewa bangett hiks! hiks! Hiks!
Entah bagaimana Nurul menyikapi semua itu yang pasti saat ini Nurul sangat kecewa yaahhh kan.

Tunggu cerita Nurul selanjutnya 😉
Apakah nurul bisa melupakan Adam?
Pantengin terus ceritanya.

MENCINTAI TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang