taruhan

382 85 22
                                    

"Lo berdua apa-apaan dah?!"

Seisi ruang olahraga menoleh ke arah sumber suara. Terkejut oleh teriakan nyaring yang menggema diruangan yang cukup luas tersebut.

"Yuqi? Lo kok kesini?" tanya Lucas gugup. Rowoon pun tidak bisa menutupi kegugupannya. Raut wajah seisi ruangan berubah panik.

"Gausah sok bego, Cas. Lo berdua tarohan buat dapetin gue kan? Lo kira gue barang? Hah?!" ujar Yuqi kesal.

"Eh, ngga gitu, Yuq" ujar Rowoon mencoba menenangkan Yuqi.

"Bangsat ya lo berdua. Lo pada kalo emang suka sama Yuqi, ya bersaing secara fair, bukan taruhan gini. For fuck sake, she's a human, not an object!" ujar Soyeon ikut tidak terima. Siapa yang diam saja ketika sahabatnya dianggap sebagai objek?

"Ini juga lo semua malah nontonin. Otak lo pada kemana sih? Yeri, Nayeon, sama Eunha. Lo pada cewek juga kan? Kok lo bisa biarin mereka buat tarohan gini, sih?" ujar Minnie kepada orang-orang yang menonton. Ia juga tak kalah kesal.

Orang yang disebut tadi hanya memainkan tangannya gugup sambil menyenggol bahu satu sama lainnya.

"Sorry, Yuq. Gue sama yang lain disuruh buat jadi saksi disini. Aslinya gue ogah juga disini tapi-Intinya kita minta maaf, deh. Bukannya gue ngebiarin mereka buat jadiin lo barang tarohan, kok" ujar Yeri yang merasa tidak enak. Diikuti oleh Nayeon dan Eunha yang mengangguk setuju.

"Gue sama Rowoon bisa jelasin, Yuq. Kita omongin baik-baik, ya" ujar Lucas sambil memegang bahu Yuqi.

Yuqi menepis kasar tangan Lucas lalu menampar Lucas dan Rowoon. Seisi ruangan itu kaget atas perlakuan Yuqi. Terlebih lagi Yuqi yang mulai meneteskan air mata.

"Lo berdua. Please. Jangan coba-coba deketin gue lagi" ujar Yuqi sebelum melenggang pergi meninggalkan ruang olahraga.

Baru saja Lucas dan Rowoon hendak menyusul Yuqi yang tengah berlari keluar, langkah mereka langsung dihentikan oleh Soyeon dan Minnie.

"Stop right there! Jangan pernah lo deketin sahabat gue lagi kalo otak lo masih rusak kayak sekarang" ujar Soyeon tegas.

"Ayo, Minnie" lanjut Soyeon dan mereka berdua pun keluar.

Jaehyun, Yuta dan Mark yang sedari diam saja pun menghampiri Lucas yang sekarang sedang mengacak rambutnya kesal.

"Cuy, yang tenang. Sekarang kasih Yuqi waktu dulu. Nanti baru berdua jelasin" ujar Jaehyun. Lucas menangguk.

"Anjing banget. Pasti ada yang cepu kalo gini" ujar Rowoon.

Doyoung dan Jungwoo baru saja memasuki ruang olahraga merasa heran mengapa mereka berkumpul. Karena setau mereka, seharusnya pertandingannya sudah dimulai sedari tadi.

"Lah, ngapa pada ngumpul dah? Gak mulai?" ujar Doyoung.

"Bakal dimulai kalo aja gak ada yang cepu dan ngasih tau Yuqi kalo kita taruhan dibelakang dia" jawab Rowoon.

Lucas kini menatap Doyoung dan Jungwoo curiga.

"Kenapa lo ngeliatin kita kayak gitu?" tanya Jungwoo.

"Abis darimana lo berdua? Bukannya kita udah sepakat buat yang tadi main tod buat jadi saksi?" tanya Lucas sinis.

"Jungwoo sakit perut. Doi kalo berak jam segini kan selalu minta ditemenin. Denger-denger WC sini kan angker kalo udah mau magrib gini" jawab Doyoung.

Wajah Lucas menunjukan bahwa ia tidak percaya padahal Doyoung menjawab jujur.

"Lo gak percaya dan nuduh kita yang cepuin?" tanya Jungwoo agak kesal. Padahal sakit diperut–dan, ehem, dihatinya juga–belum begitu mereda yang mana membuat ia kesal malah dibuat tambah kesal lagi.

heather | luwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang