pulang

303 87 15
                                    

Sekarang hari sudah berganti malam. Matahari terik tergantikan oleh sang rembulan. Mereka bersembilan–termasuk Yuqi dan teman-temannya memutuskan untuk pulang setelah asyik seharian membunuh waktu di mall. Mereka tidak hanya menonton bersama. Selesai menonton, mereka lanjut bermain arcade dan makan disalah satu restoran di mall tersebut. Tentu kesempatan ini dipakai Lucas untuk mendekati Yuqi. Yuqi pun tidak terlihat menolak atau terganggu ketika dirinya didekati oleh Lucas. Malah justru sedari tadi mereka berdua tampak begitu asyik sendiri dan itu mengundang godaan dari yang lainnya. Bahkan Lucas dan Yuqi sempat bertukar kontak. Lucas senang bukan kepalang waktu itu. Akhrnya usaha yang ia kerah selama ini untuk dinotice oleh sang gebetan tidak sia-sia. Ia selangkah lebih maju sekarang.

Jika kalian bertanya, bagaimana kondisi hati Jungwoo sekarang. Ibaratkan kaca, kaca itu sudah pecah akibat terjatuh dari ketinggian lalu dilindas oleh truk tanah. Semengenaskan itu. Tapi, Jungwoo tetaplah Jungwoo. Ia pandai menyembunyikan perasaannya. Alih-alih menunjukan perasaan jengah dan kesalnya secara gamblang, ia justru mengesampingkan perasaannya terlebih dahulu dan bersikap seperti biasanya. Ia tidak ingin merusak waktu kebersamaannya bersama teman-temannya dan mengundang pertanyaan dari yang lainnya yang malah akan membuat suasana menjadi canggung. Ia tidak sechildish itu.

"Yuqi, lo pulang baik apa?" tanya Lucas.

"Gue mesen ojol, cas" jawab Yuqi.

"Duh, gabaik cewek malem-malem pulang sendirian. Sama gue aja yuk. Gue jamin aman sentosa, deh. Itung-itung hemat duit. Haha" ujar Lucas.

"Duh, engga deh. Ngerepotin lo nantinya" tolak Yuqi halus.

"Ngga ngerasa direpotin kok. Kan gue yang nawarin. Yuk!" jelas Lucas.

"Terima aja udah" ujar Soyeon.

"Oh yaudah deh. Boleh" akhirnya Yuqi menyetujui ajakan Lucas. Pegang Lucas sekarang juga, karena dirinya bisa saja terbang ke langit karena saking senangnya.

"Lah, trus gue pulangnya bareng siapa? Jaehyun sama Doyoung, sedangkan Yuta sama Mark" tanya Jungwoo. Mereka berenam berangkat menggunakan tiga sepeda motor dimana ketiganya itu milik Jaehyun, Yuta dan Lucas. Sewaktu sebelum berangkat, dirinya memutuskan untuk tidak membawa kendaraan karena Lucas menawarinya tumpangan. Dan, sekarang ia ditelantarkan seperti ini. Terlebih lagi, uang Jungwoo sudah habis total. Memang sih, ia bisa memesan ojek daring dan membayarnya dirumah. Tapi, yang membuatnya ia kesal ialah ketika Lucas lebih mementingkan gebetannya ketimbang teman. Mana semboyan "bros before hoes" yang sering ia koarkan tersebut? Ternyata itu hanya omong kosong belaka.

"Lo pulangnya naik ojol aja ya? Sorry banget, nih. Duit lo abis, ya? Pake duit gue aja, nih" ujar Lucas sambil memberikannya lembaran uang sepuluh ribuan. Ia sebenarnya merasa tidak enak. Tapi, sangat disayangkan jika ia melewatkan kesempatan untuk mendekati Yuqi. Ia berharap semoga Jungwoo bisa mengerti.

"Simpen aja duit lo. Gue bisa bayar dirumah nanti. Santai aja. Gue ngerti kok" ujar Jungwoo. Menolak sehalus yang ia bisa agar rasa cemburunya tidak diketahui.

"Bener, nih? Yaudah gue duluan ya. Take care lo. Kabarin kalo udah sampe rumah. Sekali lagi gue minta maap ya, woo" ujar Lucas.

"Santai, cas. Gih sana anter si Yuqi. Kasian dah malem" ujar Jungwoo sambil menepuk pelan lengan Lucas.

"Gue duluan deh. Eh, lo pada juga baek-baek ya dijalan. Jangan ngebut-ngebut. Gue cabut dulu. Ayo, qi" ujar Lucas setengah teriak ketika ia hendak menaiki motornya. Tak lupa ia juga memberikan jacket jeansnya kepada Yuqi agar dirinya tidak kedinginan. Sungguh gentle sekali Lucas.

Satu persatu mereka semua sudah pulang menyisakan Jungwoo seorang diri. Awalnya Jaehyun dan Doyoung ingin menungguinya hingga ia dapat driver ojek daring yang ia pesan. Tetapi, Jungwoo menyuruhnya untuk pulang saja terlebih dahulu. Kini, ia sedikit menyesal karena driver yang ia pesan membatalkan orderannya secara sepihak. Padahal ia sudah menunggu lama. Mall juga hampir tutup dan hanya menyisakan beberapa orang di sekitar depan pintu mall.

"Sialan! Nggak ada yang mau terima orderan gue. Gimana gue pulangnya kalo gini?" ujar Jungwoo kesal. Tiba-tiba, Doyoung mengirimnya sebuah pesan.

Doyoung
Woo
gue dipinggir jalan raya depan pintu mall
cepet sini!

Jungwoo langsung sumringah dan bergegas berlari menuju tempat yang Doyoung maksud. Alangkah senangnya ia ketika menjumpai Doyoung yang sedang duduk disepeda motornya.

"Doyoung, kok lo bisa tau kalo gue belum pulang?" tanya Jungwoo.

"Di grup cuma lo doang yang belom ngabarin udah dirumah. Jadi, gue inisiatif buat balik lagi ke mall buat ngeliat lo masih ada disana apa kagak. Eh, bener aja lo masih disana. Lagi pula sekarang udah malem banget. Bakal jarang banget ada yang mau ambil orderan" ujar Doyoung. Jungwoo sungguh terharu atas perhatian Doyoung. Ia memang teman yang baik dan bisa diandalkan. Andai saja Lucas bisa sepeka Doyoung.

"Makasih banget, yung. Gue juga gatau ini kenapa orderan gue ditolak mulu. Apa karena gue jelek ya? Haha" ujar Jungwoo.

"Lo cakep kok, woo. Kalo lo cewe gue bakal naksir kayaknya" jawab Doyoung bercanda.

"Ah, atau emang gue kayaknya naksir lo kali ya?" lanjut Doyoung.

Jungwoo terkejut. Ia sampai menahan nafasnya setelah mendengar ucapan Doyoung. Jantungnya jadi berdetak lebih cepat.

"Bercanda, elah. Ayo naik udah malem" ujar Doyoung.

"Anjir! Gue kira lo beneran, sialan! Gue udah shock" ujar Jungwoo. Ia menghelakan nafas lega. Untung Doyoung hanya bercanda. Ia tidak bisa membayangkan jika ia serius dengan ucapannya. Tanpa basa-basi, Jungwoo langsung naik ke jok motor Doyoung. Pun Doyoung langsung melanjukan motornya. Disepanjang jalan mereka habiskan untuk mengobrol. Mereka membahas apa saja yang bisa mereka bahas. Jungwoo yang sedari di mall tadi dipenuhi perasaan kesal dan cemburu itupun sudah hilang menguap entah kemana. Perjalanan tiga puluh menit–Doyoung sengaja mengendarai sepeda motornya dengan laju yang lambat–itu pun membuat mood Jungwoo membaik kembali. Ia sungguh berterima kasih kepada Doyoung. Ia harus meneraktirnya nanti.

Dilain sisi, Doyoung merasa senang bisa menikmati waktu berdua bersama Jungwoo. Karena ada satu fakta yang kalian harus ketahui bahwa omongan Doyoung yang dimana ia 'naksir' kepada Jungwoo itu tidaklah bercanda. Ya, ia sudah lama menyukai sahabatnya ini. Sangat menyukainya. Hingga timbul rasa ingin memiliki. Namun, ia sadar bahwa itu semua tidak mudah. Terlebih lagi ia belum mengetahui apakah Jungwoo itu gay atau bukan. Ia harus memastikannya terlebih dahulu dan ia akan berusaha secara perlahan tapi pasti. Jika dewi fortuna sedang berpihak kepadanya, mungkin perasaannya akan terbalas.

tBC

_____

note!

hi! how was your day?

updatenya malem lagi, nih. hehe maap yaa..

gimana chapter ini? awalnya aku rada bingung gitu mau sisipin Jaehyun atau Doyoung buat jadi 'second lead male', trus aku liat dowoo moment di youtube dan aku gemashhhhh ><
akhirnya aku mutusin Doyoung buat jadi saingan Lucas nanti, wkwk. semoga kalian suka ya.

Jangan lupa buat comment ya, guys. Jangan diem aja. biar book ini ada feedbacknya dan gak kerasa flop :))

anw, thanks for reading! xoxo

heather | luwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang