11

267 38 2
                                    


"Selarut ini baru pulang? kau dari mana saja?!"

Gadis yang saat ini kondisi psikisnya sedang tidak dalam keadaan baik itu tampak kaget dengan keberadaan ketiga saudara di kamarnya.

"Op_oppa! Apa yang sedang oppa lakukan disini?"

"Ah~ bau ini... Kenapa sangat menyengat?" Seojoon menghampiri Suzy. Mengendus aroma dan mengibaskan tangan. "Kau banyak minum?"

Yang ditanya malah menyengir. Membuat kedua pria menatapnya dengan arti yang berbeda.

"Kau tahu sekarang sudah jam berapa? Bagaimana kalau sampai ahbojie mengetahuinya?"

"Maaf, lain kali takkan ku ulangi. Ini sungguh yang terakhir."

"Oppa mempercayaimu kali ini, tapi tidak untuk lain kali, kau mengerti??"

"Eoh, Jin Oppa." Menganguk_anggukkan kepala, Suzy berjalan sempoyongan menghampiri kakak termudanya yang tertidur begitu lelap diranjang super besar miliknya.

Haejin dan Seojoon dibuatnya geleng-geleng kepala. keduanya benar-benar!

"Shik. Hyungshik.. Bangun!"

"Eungg.." dengan gaya khas bangun tidurnya Hyunshik memperhatikan Suzy yang membaringkan diri menatapnya.

"Kalian berdua, benar-benar.." Seojoon tampak kehabisan kata bagaimana cara menggambarkan kelakuan kedua saudaranya.

"Berapa lama lagi kalian akan saling menatap seperti ini? Shik bangun dan tidurlah dikamarmu sendiri." tegas Jin.

Sementara Suzy menanggapi pernyataan saudara tertuanya dengan mengangguk seolah memberitahu pada Shik bahwa dia baik-baik saja.

Kedua bersaudara beda gender ini sungguh begitu dekat sampai bisa mendengarkan suara hati saudaranya. Suzy dan Hyungshik sungguh saling memahami satu sama lain tanpa harus berkata-kata.

Hal ini tentu saja membuat Haejin dan Seojoon sedikit cemburu.

"kalian memakai bahasa 'itu' lagi??" serempak keduanya.

"Ayo keluar, biarkan Zy beristirahat!" usai mengusap_usap puncak kepala saudari tercintanya, Shik merangkul kedua saudaranya berniat membawa pergi keduanya.

"Selamat tidur urri_kongju!" seringai Seojoon.

"Jangan pikirkan apapun, hanya tidur!" tambah Haejin."

Tanpa membiarkan Jin dan Joon mendengar jawaban, Shik merangkul dan membawa keluar kedua saudaranya.

"Selamat tidur!" ujar Shik sebelum pria berlesung pipi itu memasuki ruang pribadi miliknya.

_

"Putriku, semalam kau pulang jam berapa?!"

Pertanyaan terlontar dari bibir pria paruh baya berkacamata.

Saat ini mereka sedang berkumpul di meja makan. Menanti dua pelayan yang wara-wiri membawakan beragam menu untuk sarapan.

"Ahbojie, makanlah!"

Haejin menyodorkan semangkuk bubur abalone dihadapan sang ayah. Ia sedang berusaha menghentikan sang ayah untuk bertanya lebih lanjut. Tak ingin saudari mudanya terkena masalah.

Bae Yongjoon sesaat mengalihkan pandangan pada bubur yang ada dihadapannya, namun itu hanya sesaat. Setelahnya pria yang merupakan kepala keluarga serta pemilik agensi raksasa tersebut kembali menatap putri bungsunya. Ia butuh penjelasan.

"Ahbojie, urri kongju sudah berjanji pada kami. Kemarin itu sungguh yang terakhir kali!" tambah Joon.

"Apa itu benar? Sungguh yang terakhir kali!"

reonion [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang