lima

1 1 0
                                    

      Siang ini Ran duduk menikmati aroma kopi Arabica pesanannya. Menikmati suara bising alat peracik kopi, dan bisingnya cafe.

"Rania" panggil sebuah suara membuat Ran menoleh ke sumber suara.

"Ngelamunin apaan si, serius banget" ujar seorang pria duduk di depan Ran.

"Hehe..... lagi mikirin kak iyok" jawabnya cengengesan membuat pria di depannya terkekeh.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya Aryo

"Masih gitu gitu aja kak, Jeny nya masih lama?" Tanya Ran karena sejak tadi menemani Jeny yang belanja bersama Aryo dan Risa.

"Hm, biasalah. Liburan kemana kemarin?"

"Halah, ngga liburan kak. Kalau libiran sekolah mah yang untung mami"

"Hahaha.....
Ya seru kali jalan jalan keluar negri"

"Jalan jalan apaan, ngga ada bedanya aku liburan sampai new york kalau ujung ujungnya di dalam kamar"

"Haha.....
Mau dapet ayah baru tuh kamu"

"Ish, punya dady satu aja ngga habis habis. Masa berlakunya juga masih lama"

"Hahaha......
Kamu ngga ikut belanja jeny sama Risa?"

"Udah enek aku kak"

"Sombongnya, mentang mentang anak sultan ye?"

"Hahaha....
Sombong dikit ngga papa lah, ngga rugi juga"

"Ekhem, ekhem. Baru juga ditinggal sebentar udah haha hihi nih berdua" cibir Jeny ikut duduk bersama Risa.

"Tahu nih, mana dipojokan lagi milihnya" sahut Risa

"Hus, mulut lo Ris suka bener aja kalau ngomong"

"Eh?" Tanya Aryo

"Hehehe..... bercanda kak" jawab Ran cengengesan.

"Eh Ran, tahu ngga kita habis lihat siapa?" Ujar Risa

"Ngga tahu lah, kan gue bukan cenayang"

"Kita habis lihat si Kaisar"

"Kaisar anak kutub itu?"

"Hm, pergi belanja ama emaknya dia" sahut Jeny

"Bagus dong"

"Ish, itu bukan emaknya. Itu pasti tante tante genit deh"

"Maksutnya?"

"Halah kaya kaga tahu mulutnya si Risa aja lo Ran"

"Emang kenapa mulutnya?"

"Mulut dia kan julid, orang jalan sama emaknya dikira jalan sama tante tante. Ya jelas bukan si Kaisar lah, mantannya aja modelan kaya si Fika"

"Ko lo tahu si Fika mantannya si Kaisar Jen?" Tanya Ran

"Tahu lah, apa si yang ngga di ketahui ratu rumpi?" Sahut Risa

"Tahu aja lo Ris"

"Bukannya kalian memang partner seperumpian ya?" Tanya Ran membuat mereka tertawa termasuk Aryo yang sedari tadi hanya menyimak.

Selesai dari Cafe, Ran, Jeny, Risa, dan Aryo langsung kembali pulang. Ran sendiri pulang bersama pak Parman yang sebelumnya sudah di telphone Ran untuk menjemputnya.

"Guys, gue duluan ya!" Pamit Ran

"Iya ati ati lo" petuah Jeny

"Hm, kak Aryo. Ran duluan ya!"

"Iya, hati hati"

"Aduh, berasa di khawatirin sama suami" ceplos Ran bercanda membuat Aryo terkekeh geli, sedangkan kedua temannya memutar mata jengah.

Rania And The Hight School StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang