- lebih baik saya yang dipukuli, daripada saya mendengar orang lain menghina ibu saya - Arga.
•••
"ini gaji kamu Arga."
Septian yang usia nya hanya berbeda 3 tahun dari Arga memberikan dua lembar uang lima puluh ribuan.
"Makasih, bang." Arga menundukkan kepala nya.
Septian terkekeh pada Arga. "Nggak perlu bilang makasih kali, lagipula ini hasil kerja Lo kan?"
Arga mengangguk sembari tersenyum canggung. "Kalau gitu saya balik ya bang," pamit Arga pada Septian.
Septian mengangguk. "Hati hati ya."
Arga pergi berjalan keluar dari cafe tempat bekerja part time. Arga menyusuri jalanan yang cukup sepi.
"Beli makanan untuk ibu dulu kali yah? Pasti ibu udah laper," gumam Arga.
Arga mempercepat langkah nya untuk membeli makanan untuk ibu nya.
Arga sampai disebuah warung makanan.
"Bu, pesan ayam goreng nya satu," ujar Arga.
"Pakai nasi, nak?"
"Iya Bu." Pemilik warung langsung membuat pesanan milik Arga.
"Ini nak." Pemilik warung menyerah kan kantong plastik yang berisi nasi. Arga menyerah kan uang nya.
"Makasih, bu." Arga melenggang pergi meninggalkan warung.
Sekitar 20 menit berjalan, Arga tiba disebuah rumah petak yang warna dinding nya sudah tak karuan lagi.
"Assalamualaikum.." Arga membuka pintu yang tak dikunci.
Arga tersenyum ketika melihat ibu nya yang tengah fokus menonton tv tanpa menyadari kehadiran Arga.
Arga mengetuk pintu nya sekali lagi, agar ibu nya sadar kehadiran nya. Mira menyadari kehadiran Arga, langsung menatap Arga.
"Arga, udah pulang nak?" Arga mengangguk, lalu berjalan mendekat kearah ibu nya yang terduduk di kursi roda.
"Arga bawa makanan Bu," ujar Arga sumringah.
Mira tersenyum. "Mana ibu mau lihat?"
Arga menunjukkan kantong plastik yang berisi nasi bungkus tadi.
"Ayo makan bersama..." ajak Mira.
Arga menggeleng. "Arga tadi udah makan Bu, ditawarin sama bang Septian... Arga kenyang," jawab Arga sepenuhnya berbohong tadi saja Arga ditawarkan untuk makan bersama Septian langsung ditolak.
"Arga serius? Arga gak bohongin ibu kan?" Tanya Mira.
Arga tersenyum tulus pada Mira. "Iya Bu... Arga jujur kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need 90 Days
Teen Fiction- setelah Lo pacaran sama dia. Lo cuma butuh waktu 90 hari sebelum mutusin dia - Arga hanyalah lelaki yang berkehidupan sederhana, bukan lelaki dingin melainkan lelaki yang selalu tersenyum untuk menyamarkan penderitaan nya. Nala hanyalah seorang ga...