The Walk ~1~

103 7 2
                                    

"Sean benar-benar bodoh. Masa naik sepeda saja tidak bisa," gadis cantik berambut hitam panjang itu mengoceh tanpa henti sedari tadi.

"Ck... Bisakah kau sopan sedikit? Panggil aku Gege," pemuda yang dipanggil Sean itupun mencebik kesal. Namun ia tak benar-benar bisa marah pada sang adik, Xiao Ai.

"Ayolah Ge, dipanggil Sean kan berarti aku menganggap Zhan Ge masih sangat muda," goda sang adik kemudian dilanjutkan dengan tawa terbahak-bahak. Iapun berlari menjauh menghindari amukan sang kakak.

"Ai, kemari kau!!" sang kakak segera mengejar namun tiba-tiba saja adik kesayangannya itu menghilang dari pandangannya.

"Ai!!" teriak Sean sekuat tenaga. Tiba-tiba saja perasaan panik menyerangnya. Sean merasakan De Javu. Ia merasa sang adik pernah meninggalkannya dan tak pernah kembali.

"Gege tolong!!!" suara samar sang adik terdengar membuat Sean menjadi ekstra waspada dan tetap terus berlarian mencari keberadaan sang adik.

"Ai!!! Ai, kau dimana?!!!" Sean berhenti berlari dengan nafas terengah-engah. Ia sudah tak tahu lagi harus berlari kearah mana.

"Zhan Ge," suara lemah yang menyayat hati terdengar membuat jantung Sean seolah berhenti seketika. Perlahan ia beranikan diri untuk menengok ke belakang dan ...

Jantungnya seolah benar-benar tak lagi berdetak melihat adiknya dalam kondisi mengenaskan dan kedua orangnya sudah bersimbah darah dihadapannya.

"Gege, tolong...."

~°°~

"Ai!!!" pemuda itu terbangun dengan tangan menengadah keatas seolah ingin meraih sesuatu. Wajah tampannya kini dihiasi bulir-bulir keringat dan nafasnya terlihat memburu.

Sejenak ia menetralkan detak jantungnya dan mencoba mengembalikan kesadarannya sebelum pada akhirnya dia menangis seorang diri dalam keheningan malam.

Sejenak ia menetralkan detak jantungnya dan mencoba mengembalikan kesadarannya sebelum pada akhirnya dia menangis seorang diri dalam keheningan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Xiao Zhan/Sean Xiao)

~°°~

"Tuan muda, anda baik-baik saja?" seorang pelayan yang dipercaya Sean atau Xiao Zhan ini bertanya pelan setelah membungkuk memberi hormat pada tuan mudanya pagi ini. Dia khawatir melihat keadaan Sean yang sepertinya terlihat kurang baik.

"Tidak apa-apa Paman Gu. Aku hanya sedikit bermimpi buruk," jawab Sean seadanya kemudian turun dari ranjang menuju kamar mandi.

"Ah apa Mubo sudah datang?" Sean kembali bertanya sebelum dia benar-benar masuk kamar mandi.

"Tuan muda Mubo sedang menunggu anda di ruang baca, tuan."

"Sampaikan padanya aku akan turun 15 menit lagi."

"Baik Tuan muda. Akan saya sampaikan. Permisi." Pria berusia hampir 50 tahun itu memberi salam kemudian melangkahkan keluar dengan sopan.

~°°~

~Xiao Zhan fanfict~ The WalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang