Happy Reading❤️
Maaf karena up kelamaan✌️.
.
.
.
.
Yoga malam ini tidak bisa tidur nyenyak. Masih terpikirkan kejadian beberapa jam yang lalu. Pria itu masih tak menyangka akan jadi seperti ini. Sudah hampir pagi namun matanya belum terpejam. Seolah tidak mau mengalihkan pandangan dari cincin di jari manisnya. Cincin pertunangannya.Malam itu berakhir dengan Tasya yang tiba-tiba luluh dan bersedia bertunangan dengan Yoga, dengan syarat dia harus mendapat kebebasan diri juga tidak akan cepat menikah karena ingin menikmati masa muda. Mereka semua mengiyakan asal gadis itu mau bertunangan.
Pukul 01.00 pria itu masih terjaga, berkali-kali menatap jemari tangan dan melihat cincin tunangan itu melingkar disana. Yoga tidak munafik, dia mengaku senang Tasya mau menerimanya.
"Saya gak pernah nyangka kamu mau, saya akan jaga cincin ini seperti saya akan menjaga kamu. Sebagai calon istri" gumamnya mengelus lingkaran cincin yang terukir kata Tasya tersebut.
Yoga mengambil ponselnya. Mengetik sesuatu lalu tersenyum samar. Lelaki itu memutuskan untuk tidur karena besok ada jadwal mengajar di kelas Tasya, dia harus terlihat selalu menawan.
-oOo-
"Anak perawan jam segini masih molor, kamu harus sekolah, Tasya. Ayo, bangun!"
Sang ibu geleng-geleng melihat kelakuan putrinya. Kadang berfikir apa dia salah didik hingga keturunannya berakhlak minus seperti ini?
"Bangun, Tasya!"
Tasya membuka pelan matanya. Seperti kebiasaan semua orang bangun tidur merenggangkan badan, kemudian ambruk kembali. Tasya kembali ngorok.
"TASYAAA!"
"Iya, ini bangun" posisinya masih tidak berubah.
Byurrr
"Hah, banjir banjir WOY BANJIRRR!!" Tasya panik. Berteriak sangat kencang langsung berdiri di atas ranjang sambil loncat-loncat.
Tasya menyadari itu hanya ulah mama nya yang menyiramnya dengan air dingin. Tatapan tajam sang mama dengan tangan di pinggang membuat Tasya meringis. Menunjukan deretan gigi nya dengan jari membentuk huruf V.
"Alhamdulillah telat" Ucapnya ketika jam kamar menunjukan pukul 07.30. Tasya sedang memakai sepatu Kets biru nya.
Di ruang makan Tasya hanya mengambil selembar Roti tawar dan meneguk susu sampai sisa setengah gelas. Gadis itu kurang menyukai susu dan lebih suka jus jeruk dingin. Tapi tentu saja Mirna sang Mama tidak menghendaki.
"Ma, kunci dong" Teriaknya kepada mama yang sedang berada di Dapur.
"Di ruang Tamu"
Tasya segera bergegas menaiki motor nya dan menuju ke sekolah, setidaknya dia harus absen meski terlambat agar tidak mendapat hukuman, Tasya sedang tidak bersemangat untuk di hukum hari ini.
Sampai di parkiran ia melihat mobil lain dibelakang nya, itu adalah mobil milik Yoga dan Tasya tau itu. Gadis itu dengan akrab mengangkat tangan dan melambai membuat Yoga tersenyum singkat di dalam mobil. Tasya memang lucu dan manis hanya saja tingkah nya sulit diajak kompromi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST MINE #1
Teen FictionHidup Tasya sangat menyenangkan. Bahkan baginya, Hidup adalah seperti bermain dan segala tempat adalah taman bermainnya. Indah, bebas, lepas, dan tanpa aturan. Sampai akhirnya seseorang datang di hidupnya dengan nama Yoga. Guru di sekolahny...