Dasar gila, Umpatnya.
Tasya berjalan meninggalkan orang tersebut. Orang yang mengaku sebagai calon suaminya.
Tasya akui dia tampan, badannya bagus, tinggi, putih, berambut, tak berjenggot, dan berjalan bukan melayang. Matanya hitam legam, hidungnya mancung, alis tebal, dan bibir merah muda yang terlihat seksi.
Sudah Tasya tebak, "Cowok kok pake gincu, pasti nyolong punya maknya, ck!"
Demi apa pun Tasya tak mempercayainya!
Baru pertama kali bertemu sudah mengakui sebagai calon suami, Bayangkan jika duakali bertemu, akan mengaku sebagai apa?
jika tiga kali bertemu itu wajar, karena pasti mengaku sebagai penagih utang!
Membahas itu membuat Tasya mengingat hutangnya pada Chika 5 tahun yang lalu. Saat dimana dulu ia sangat ingin makan es krim namun-- Lupakan! kembali ke topik!
Calon? hahaha Dia saja masih sekolah, mana mungkin sudah akan menikah. Kecuali karena ia memang dijodohkan.
DIJODOHKAN?!
"Tai, jaman gue buka jaman nya si Siti. Kampret tuh om om!" Dengusnya sambil berjalan entah kemana.
Langkahnya terhenti, ketika sesuatu di saku kemejanya bergetar. Tasya langsung mengambilnya, terlihat nama BABI KAMPRET LAGI BERAK, di layar hpnya.
"Hal-"
"Anjir goblok bangsat!" Teriak seseorang di sebrang sana.
"Anjing! Lo kenapa? Telpon gue cuma mau toxic!" Sahut Tasya dengan nada jengkelnya.
"Lo lagi dimana?" Suara Michel.
"Cecan? Ya lagi menikmati masa-masa hukuman yang syahdu aduuhay Alhamdulillah lah!" Lebay, itulah Tasya.
"Goblok, kenapa lo kaga ngajak gue si?" Chika merebut hpnya dari Michel.
"Anak babi ke sasar, gimana gue ngajak lo? Orang lo pada kicep di depan bu Gembrot, ck!"
"Anjay lah, sya! Gue lagi dalam masa pengawasan ortu, lo tau kan bu Gembrot bakal ngadu ke bokap kalo-Busyettt!"
Angel merebut hp dari genggaman Chika membuatnya Chika kesal, untung teman.
"Eh kudanil,gue juga mau ngomong sama si tai!" Terdengar suara Angel.
"Jubaedah, diem nak!" Michel menenangkan Chika yang sedang berduka.
"Gaje anjing!"
Tutttttttttttttt
Tasya memasukkan kembali hp tersebut ke dalam saku nya. Melanjutkan langkahnya, yang berencana akan menghabiskan masa-masa quality time nya di kantin saja.
Sudah senang, harus juga kenyang!
Itulah slogannya.
-oOo-
"Enak ya, tidur terus?""
Tasya terbangun dari tidur cantiknya. Matanya menatap sekitar, ternyata sudah masuk jam istirahat. Bukannya hukuman Tasya hanya sampai jam ke-2?
Dengan demikian, itu tandanya Tasya bolos pelajaran. Lagi?
"Saya bicara sama kamu!" Pak Afif berada di hadapannya. Guru BK yang paling di takuti oleh semua siswa siswi, kecuali Tasya.
"Eh bapak, masih jelek aja tuh muka," Ucapnya sebagaai sapaan, dan mungkin penghinaan?
Wajah pak Afif memerah padam. Hidungnya berasap, tanduknya menjulang bak banteng kesurupan.

KAMU SEDANG MEMBACA
JUST MINE #1
Novela JuvenilHidup Tasya sangat menyenangkan. Bahkan baginya, Hidup adalah seperti bermain dan segala tempat adalah taman bermainnya. Indah, bebas, lepas, dan tanpa aturan. Sampai akhirnya seseorang datang di hidupnya dengan nama Yoga. Guru di sekolahny...