Terimakasih Aku.

4 0 0
                                    

Setiap manusia pasti mempunyai beban hidup masing masing, semua sudah ada porsinya tersendiri. Dan yang perlu kita lakukan adalah selalu lakukan yang terbaik. Aku adalah aku. Orang tuaku memberi nama Fifin Kurniasari, menurutku 2 suku kata saja sudah cukup, sebab mudah diingat dan sederhana. Sebenarnya tidak ada yang menarik di dalam hidupku. Karena aku hanya gadis 17 tahun yang sedang berada di fase labil level tertinggi. Aku tidak mempunyai banyak teman, karena untuk mendapatkan seorang teman yang tulus dan selalu ada saat susah dan senang sangat sulit untuk ditemukan. Maka dari itu, aku hanya mempunyai satu sahabat, kita sudah berteman sejak zaman putih merah hingga sekarang, dan aku harap kita bisa bersama hingga rambut mulai berubah warna, aaminn.

Insecure. Pernah mendengar kata tersebut? Kuyakin pasti pernah. Jika aku buka sosial media, banyak sekali kata kata yang seolah memotivasi agar kita tidak perlu merasa insecure. Bahkan banyak quotes yang mengatakan "Cantik bukan hanya tentang fisik saja kok, tapi dari pengetahuan dan perilaku". Namun tidak semua orang setuju dengan kalimat tersebut, termasuk aku. Terkadang setelah membaca kalimat tersebut, aku selalu percaya diri dan selalu meyakinkan hatiku dengan kalimat "Aku cantik kok, ngapain insecure?". Aku sudah melakukan banyak cara, membeli skincare, body lotion dan selalu menjaga penampilan. Aku juga suka bercermin dan selalu mengatakan "Kamu cantik, kamu cantik, kamu harus PD, kamu harus gini, harus gitu".

Tetap saja, semua manusia pasti pernah merasa bahwa dia sedang berada di titik terendah. Malam sering menegurku yang selalu menangkap basah mengagumi bentangan langitnya. Terkadang dia menamparku hingga terkapar. Seperti menyadarkan dimana posisiku saat ini. Seperti mengingatkan siapa aku. bangun dari halusinasi. Capek, menyerah, sadar diri. Rasanya lelah terus menerus percaya diri, dijatuhkan, lalu kecewa kembali. Fase tersebut seringkali berputar di hidupku. Lelah disaat harus dipaksa menerima ucapan orang tentang diri kita. Aku tau itu tak baik, namun bagaimana pun aku menyembunyikannya pasti tidak akan pernah bisa, karena disaat kita sedang sendirian, pikiran itu datang tanpa diundang. Seolah mengingatkan aku tentang memori yang sedang kucoba untuk lupakan.

Di tengah sunyinya malam, aku bertanya pada tuhan mengapa harus ada rasa ini? Mengapa tuhan menciptakan rasa ini? Apa tujuannya? Mengapa harus berbeda? Mengapa tidak disamaratakan? Disaat aku menangis di tengah dinginnya malam, netraku menatap ke arah langit, diatas sana banyak sekali bintang yang bertaburan, ada yang terang, redup, besar dan kecil. Sama hal nya dengan manusia semua berbeda. Semua sudah diciptakan sedemikian rupa oleh Tuhan. Di dalam kehidupan semua makhluk hidup ciptaan-Nya memiliki beban hidup yang berbeda. Jangan pernah merasa menjadi orang yang seakan paling tersakiti. Sebab, kita tidak tahu di luar sana mungkin ada orang yang mempunyai beban lebih dari kita. Orang lain tak akan tahu dirimu, bahkan orang tuamu sendiri tak akan pernah tau. Bagaimana caranya matamu melihat, otakmu berfikir dan hatimu merasakan semua hal yang kamu rasakan di dunia ini.

Mungkin kita harus mulai self-love untuk mengurangi rasa insecure ini. Iya, menerima semua kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri, tidak membanding bandingkan diri dengan orang lain, tidak mengikuti standar orang lain, dan tidak menggantungkan kebahagiaan pada diri orang lain. Aku tau itu nggak gampang, but let's try it together! Terimakasih aku selalu menjadi kuat dan hebat. Maaf jika masih sering melukai diri sendiri. I'm proud of myself and I love me. Sekian.

Dari aku, untuk aku.

Tak Ada SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang