Prolog
Dia adalah keberuntungan. Banyak kaum ingin memilikinya. Hatinya tidak akan pernah berlabuh pada hati yang salah. Dia adalah milik matenya.
Tapi siapa matenya? Apakah gadis pemalu tapi lembut? Apakah gadis tsundere? Apakah gadis tomboi? Apakah gadis seksi? Mana yang akan dia pilih?
Pair:
Naruino
Narufemsasu
Narusaku
NaruhinaSemua pilihan ada di tangannya. Dialah sang pria idaman, pujaan semua kaum yang hidup di dunia!
-Pria Idaman Pergi Ke Dapur-
~Pria Idaman~
Sakura memandang jenuh ponselnya.
"Sakura, kerja. Jangan melamun terus",ujar Ino melihat temannya itu hanya menghela nafas berat di depan ponselnya.
"Hm",gumam Sakura memiringkan kepalanya di meja, malas.
Merasa tak mau kalah dari Sakura, Sasuke malah sibuk dengan segala kegiatan yang berbau stalker. Semenjak Sasuke mengetahui kakaknya itu mengenal Naruto luar dalam jadilah Sasuke memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan informasi terkait Naruto yang tak pernah diliput media.
Dengan pose tangannya Sakura meminta Ino mendekat ke arahnya.
"Apa?",tanya Ino heran.
"Aku mendapatkan nomor Naruto tapi...",ucap Sakura dengan tanda hitam di kedua matanya.
"KYAAAAAAAAAA",Ino langsung teriak senang.
Sakura melotot, kebisingan yang di perbuat Ino seperti ingin merusak gendang telinganya saking kerasnya dia teriak.
Di luar, Hinata yang tengah melayani tamu langsung jatuh ke bawah begitu mendengar teriakan menggelegar dari dalam cafe tepatnya ruang karyawan.
Sasuke langsung merebut ponsel Sakura dan cepat mengetik nomor ponsel Naruto ke ponselnya tanpa disadari Sakura yang asyik melotot ke Ino.
"Jadi?",tanya Ino dengan kedua mata berbinar-binar.
"Aku bingung bagaimana menghubunginya? Belum tentu juga Naruto akan mengangkat nomor asing yang tidak dikenalnya terlebih lagi dia itu model papan atas dunia. Pasti banyak yang juga menghubunginya sepertiku",jelas Sakura lesu.
Sasuke yang mendengar keluh kesah Sakura pun menyeringai,"serahkan saja itu padaku. Ku pastikan Naruto akan mengangkat panggilanku" ungkap Sasuke dengan bangganya.
Sasuke langsung saja menghubungi Sai dengan harapan jika Sai sedang bersama Naruto saat ini.
"Halo?",terdengar jawaban di seberang.
"Kak, Naruto sedang apa?",tanya Sasuke cuek.
"..Untuk apa bertanya tentang Naruto? Kakak harap kau tidak berharap sesuatu yang berlebihan tentangnya",ucap Sai setelah cukup lama terdiam sebelum berucap dengan posesif.
"Kakak jawab saja, ada atau tidak?",tanya Sasuke langsung cemberut.
"Tidak. Naruto libur hari ini",bohong Sai.
"Serius? Kakak, ucapanmu tidak menyakinkan",ungkap Sasuke merasa kakaknya telah meremehkan jaringan informasinya.
Sakura yang mendengar ucapan Sasuke pun diam-diam keluar setelah meletakkan surat izin di kantor bosnya.
Setelah berganti pakaian, Sakura masih saja di rundung kegelisahan,'Lebih baik aku mendatangi alamat ini saja. Semoga Naruto ada disana' harap Sakura dalam hati.
Sekitar dua jam kemudian, Sakura akhirnya sampai di tempat yang ia tuju dengan berbekal alamat yang baru saja di dapatnya.
Sakura langsung saja menekan bel yang ada di luar rumah besar itu.
"Siapa?", terdengar suara khas dari dalam.
"Sakura dari Cafe",ucap Sakura mendadak gugup.
'Cafe?',pikir pria dengan suara khas itu.
"Ada keperluan apa?",tanya pria itu begitu mengetahui Cafe mana yang Sakura maksud.
"A-aku..bisakah kau mengajariku memasak?",pinta Sakura langsung ceplos tanpa sadar.
"Kau tidak bisa memasak?",tanya pria itu lagi heran dengan maksud kedatangan Sakura ke tempatnya itu.
"Ti-tidak bisa ya?",tanya Sakura mendadak gagap.
Pria itu tersenyum pelan,"apa yang harus kau lakukan agar aku membiarkanmu masuk ke rumahku?" tanya pria itu penasaran.
"A-aku",Sakura berpikir keras.
"Hahaha, baiklah kau boleh masuk",ucap pria itu merasa tamunya itu sedikit lucu.
"Eh?",kaget Sakura begitu pintu rumah besar itu terbuka dengan sendirinya.
Dengan senyuman yang telah mengembang, Sakura masuk ke dalam rumah besar itu dibimbing pintu-pintu yang mulai terbuka dengan sendirinya hingga mengantarkan Sakura bertemu dengan Naruto.
"Silahkan masuk",ucap Naruto sebelum berbalik dan berjalan lebih dulu dari Sakura. Sakura mengikuti dari belakang dengan perasaan berbunga-bunga.
"Aku pernah melihatmu di Cafe. Kau ingin kuajari memasak apa?",ucap Naruto di akhiri pertanyaan yang mengundang keheranan bagi Sakura.
'Be-benar juga. Jangan-jangan tanpa sadar aku mengatakan itu tadi karena gugup',pikir Sakura malu.
Sesampainya di dapur, Sakura merasa terpesona dengan kehadiran Naruto di dapur yang nampak bercahaya. Sakura sedari tadi memang tidak pernah mengalihkan pandangannya kemana pun kecuali ke Naruto.
'Pria idaman',pikir Sakura bangga.
Minggu,29 November 2020
10:29
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Idaman
FantasyDia adalah keberuntungan. Banyak kaum ingin memilikinya. Hatinya tidak akan pernah berlabuh pada hati yang salah. Dia adalah milik matenya. Tapi siapa matenya? Apakah gadis pemalu tapi lembut? Apakah gadis tsundere? Apakah gadis tomboi? Apakah gadis...