#3

290 39 97
                                    

Setelah beberapa hari menginap di kantor, akhirnya semua kesibukan Nana terbayarkan dengan suksesnya presentasi yang Ia sampaikan di hadapan para rekan kerja dan atasannya.

Dan sebagai imbalan untuk keberhasilannya sendiri, malam itu Ia mengajak Ananda dan Irma untuk menghabiskan waktu bersama dan makan-minum sepuasnya di kedai langganan mereka yang terletak di sebelah resto kecil milik Irma.

"Nana-ya, ini tidak apa-apa?" tanya Irma bingung.

"Apanya yang tidak apa-apa??" balas Nana lebih bingung, "semua baik-baik saja..."

"Bukan itu... Maksudku--"

"Maksudnya, apa kau nanti tidak dimarahi Kakakmu??" potong Ananda cepat.

"Oh? Tenang saja... Tenang..." ujar Nana sambil menenggak habis minuman dalam gelasnya, "Kan kakakku sedang tidak ada di rumah. Aku bisa minum dengan bebas..."

Nana kembali menuangkan soju ke dalam gelasnya dan menghabiskannya dalam sekali tenggak.

"Ya... Ya..." Irma mengambil pelan gelas Nana dan berusaha menjauhkannya, "kau bukan peminum yang baik..."

"Kemarikan gelasku..." Nana berusaha merebut kembali gelasnya yang diambil Irma, "kembalikan... Sini..."

Ananda hanya bisa menggelengkan kepala melihat Nana yang sudah mulai hilang kesadaran dan meracau.

"Minum itu harus dinikmati..." balas Irma sambil masih berusaha menjauhkan Nana dari gelasnya, "kau bukannya menikmati, malah main tenggak habis saja..."

"Kan semua minuman harus diminum..."

"Tapi pakai perasaan, bukan pakai kecepatan!" protes Irma.

"Anandaaaaaaa..." Nana langsung beralih ke Ananda yang sejak tadi hanya diam dan tersenyum melihat dirinya dan Irma rebutan gelas.

Saat Ananda menanggapi panggilan Nana, dengan cepat Nana langsung memasang muka memelas ke sahabatnya ini sambil tangannya menunjuk ke arah Irma, "dia... Mengambil gelasku..."

"Aku lihat kok..." balas Ananda, "lalu?"

"Bantu aku mengambil gelasku, yah?"

Dengan cepat Ananda mengambil gelas Irma dan meletakkannya di hadapan Nana, "pakai saja punya Irma..."

"Ah... Benar juga!" sambil mengambil gelas yang sudah diletakkan Ananda dihadapannya, Nana pun berdiri. Dengan sedikit limbung, Nana mendekati Ananda dan mencium pipinya, "terima kasih, Anandaku sayang..."

"Ya! Ya!!!" Irma mulai panik melihat Nana yang sudah terlihat mabuk.

Satu kebiasaan buruk Nana, jika sudah mabuk, siapapun yang ada di sekitarnya akan Ia cium. Pria atau wanita tidak jadi masalah. Dan jika dibiarkan terus, lama kelamaan Nana akan mencari bibir orang yang berada paling dekat dengan dirinya dan akan langsung menciumnya.

Makanya, Nana sebenarnya tidak boleh minum-minum tanpa sepengetahuan Seonho. Malah akan jauh lebih baik jika Nana minum-minum di rumah, tepat dibawah pengawasan Seonho, karena jika sudah mabuk, dia bisa langsung dibawa ke dalam kamar tidurnya.

Tapi nyatanya, malam ini Kakak Laki-laki kesayangannya itu sedang menikmati perjalanan dinasnya ke Jepang. Dan Nana bisa menikmati kebebasannya minum-minum tanpa harus diganggu telepon dari Kakaknya yang menanyakan kapan Ia akan tiba di rumah.

"Irma-yaaaa..." Nana memanggil nama Irma, yang dibantu Ananda, sibuk menarik Nana untuk kembali duduk di kursinya.

Sambil mengelap pipinya yang dicium Nana, Ananda pun menghela napas, "jangan sampai dia muntah habis ini..."

[END] Finally You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang