#7

421 39 68
                                    

"Kau tidak apa-apa, ada di sini, siang-siang begini?" tanya Irma ke Nana yang sedang duduk termenung di meja bar restorannya.

Sambil menatap Irma lesu, Nana mengangguk pelan.

"Pekerjaanmu bagaimana??" tanya Irma lagi.

"Ada Nadia yang menyelesaikan projectnya..." jawab Nana yang dengan lesu meletakkan kepalanya ke atas meja.

"Kau ijin apa dari kantor??"

"Aku bilang aku patah tulang, dan tidak bisa masuk seminggu..." balas Nana lagi.

"Ya!" protes Irma cepat, "kenapa harus bilang patah tulang!"

"Karena kalau aku bilang aku terkilir, aku tidak akan dapat istirahat panjang!!" balas Nana lagi, "Ahhh... sudah Irma-ya, jangan teriak-teriak. Aku pusing..."

"Apa lagi yang kau pusingkan?"

"Kau tahu kan..."

"Han Jisung?" tanya Irma lagi, "kau kan sudah menceritakan kebingunganmu dari beberapa hari yang lalu..."

"Iya, aku tahu..." balas Nana, "tapi aku tidak tahu harus berbuat apalagi..."

"Dia ada dimana sekarang?"

"Sedang di kelas dengan Seungmin... Aku yang memintanya mengantarkanku kesini." jawab Nana.

Irma hanya menghela napasnya lagi, "lalu apa lagi yang kau bingungkan?"

"Kau lihat kondisiku saat ini..." ujar Nana dengan tatapan memelas, "aku harus bagaimana?"

"Bagaimana apanya lagi?" balas Irma bingung, "Jisung sudah menginap di rumahmu sejak tiga hari yang lalu... Memang kau terus menghindarinya sejak saat itu?"

Nana segera mengangkat wajahnya dari atas meja, dan mengangguk cepat ke arah Irma.

"Hah? Bagaimana caranya??"

"Aku tidak melihat matanya. Berusaha menghindar saat Ia panggil. Berusaha menyibukkan diri dengan Seungmin agar aku tidak terlalu sadar kalau Jisung ada di rumah..." jawab Nana menjelaskan panjang lebar.

Irma hanya memutar matanya menanggapi ucapan Nana.

"Ini semua gara-gara Seungmin! Kenapa sih dia harus menitipkan aku ke Jisung!"

"Ini semua karena kau minum-minum minggu lalu!!!" potong Irma cepat sambil memelototi Nana.

Nana langsung tersenyum lebarnya menanggapi ucapan Irma.

"Kalau kau tidak mabuk dan menciumnya tanpa sadar... Mungkin ini tidak akan terjadi!" ujar Irma lagi.

"Belum tentu!" tiba-tiba Ananda muncul dan segera duduk di samping Nana.

"Kau darimana saja??" tanya Nana lemah.

"Ya maaf, tapi aku kan masih harus kerja dulu..." ujar Ananda cepat, lalu Ia segera beralih ke Irma untuk memesan minuman favoritnya, "Irma-ya, ice chamomile tea, satu ya..."

"Ok..." Irma segera sibuk memyiapkan pesanan Ananda sambil tetap memperhatikan Nana.

"Dan kau..." Ananda mengarahkan pandangannya ke Nana, "apalagi yang kau pusingkan?"

"Ucapan Jisung siang itu..." gumam Nana pelan.

"Menurutku, dia sudah cukup gagah... Untuk mengakui dia menyukaimu dan mau serius denganmu..." ujar Irma menimpali ucapan Nana.

"Walaupun dia bertindak dulu dan baru mengatakan alasannya kemudian." tambah Ananda.

Nana terdiam mendengar ucapan kedua temannya ini.

[END] Finally You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang