#5

268 36 55
                                    

PS: diharapkan kebijakan pembaca ya! Adegan dilakukan dibawah pengawasan ketat penulis dan bukan untuk ditiru!!

Salam sayang,
Author🐰

***

Keesokan paginya, Jisung terlihat sudah duduk di sofa ruang tamu, membelakangi Nana saat perempuan berambut pirang itu melangkah turun menuju lantai 1.

Nana sempat menghentikan langkahnya sesaat dan berusaha menenangkan hatinya yang berdebar kencang saat melihat Jisung. Ia juga berusaha memastikan agar reaksi mukanya tetap terlihat wajar saat melihat Jisung. Tapi semua rencana dan usaha langsung buyar seketika saat adiknya memanggil namanya dengan kencang.

Seungmin, yang melihat Nana sedang melangkah turun, langsung memanggil nama Kakaknya ini dengan ceria, "Noona!!!"

Jisung yang sedang asyik dengan ponselnya pun segera menolehkan kepalanya untuk melihat Nana.

Sedangkan Nana, yang sebenarnya masih belum sepenuhnya tersadar akibat mabuk semalam, terkejut saat namanya dipanggil tiba-tiba. Ia pun segera kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab seketika.

BRUAK!!

Nana segera mendarat dengan cantik di bawah tangga dan merintih kesakitan. Pergelengan tangan kanannya tampak memar kemerahan.

Melihat kejadian itu, Seungmin dan Jisung segera berlari menghampiri Nana yang masih terduduk di bawah tangga.

"Noona! Gwaenchana?" tanya Jisung khawatir.

Sambil merintih kesakitan, Nana tersenyum canggung, "Aku tidak apa-apa..."

"Apanya yang tidak apa-apa???" protes Seungmin cepat, "jelas-jelas tanganmu bengkak begini!"

"Aniya, Seungmin-ah... Ini cuma terkilir sedikit. Aku sungguh tidak apa-apa..." ujar Nana sambil mengangkat pelan tangan kanannya dan berusaha memutar pergelangan tangannya di depan adiknya, "Ouchh..."

"Kan! Apa aku bilang!" protes Seungmin lagi.

Jisung yang terdiam sejak tadi langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Nana berdiri.

"Hati-hati noona..." ujar Jisung sambil meletakkan tangan kiri Nana diatas pundaknya dan memapahnya, sedangkan Seungmin membantu memegang tangan kanan Nana, berusaha sehati-hati mungkin agar tidak menyentuh pergelangan tangan Nana yang memar kemerahan. 

"Gomawo, Jisung-ah..." ucap Nana sambil tersenyum. Jisung langsung membalas senyuman Nana dengan anggukan kepala, sambil pelan-pelan membawa Nana berjalan mendekati sofa. 

Sebelum sempat duduk, pandangan Nana beralih melihat adiknya yang masih memapahnya dan berkata, "Seungmin-ah, tolong ambilkan aku perban yang ada di kotak p3k..."

"Kau mau apa?" tanya Seungmin bingung.

"Mau membalut pergelangan tanganku?" jawab Nana dengan wajah bingung menatap Seungmin. 

"Kau yakin bisa? Tangan kananmu jelas-jelas bengkak begitu..." balas Seungmin lagi.

"Tapi kau kan juga tidak bisa membalut luka terkilir seperti ini!" potong Nana cepat.

"Ya, tapi kau juga tidak mungkin bisa membalut tangan kananmu hanya dengan menggunakan tangan kiri saja!!" balas Seungmin cepat. 

Nana hanya bisa memelototi Adiknya tanpa bisa membalas perkataannya lagi. Jisung yang masih memapah Nana, merasa terjebak dan hanya bisa terdiam melihat pertengkaran kedua kakak beradik itu.

Setelah berpikir beberapa saat, tiba-tiba Seungmin teringat sesuatu.

"Aku ke rumah Minhyun Hyung saja!" ucap Seungmin cepat, "siapa tahu dia masih belum berangkat ke rumah sakit."

[END] Finally You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang