Akhir Tanpa Permulaan

14 3 1
                                    

Jika kaupikir 'dekat' dengan orang yang memiliki kesukaan sama denganmu itu menyenangkan, aku menjawab ya. Akan tetapi, ada saatnya hal itu menjadi alasan sakitmu.

Seperti saat ini.

Rena dan Risa berbelanja di toko buku. Awalnya hanya ingin mencari kamus bahasa Jepang, tetapi keduanya tergoda melihat-lihat novel untuk dibeli.

"Gara-gara nonton Harry Potter kemarin, tiba-tiba gue pengen baca buku fantasi," ucap Risa saat Rena bertanya perihal itu. Memang biasanya gadis itu lebih tertarik pada romansa. Rena hanya meng-oh-kan saja.

"Na!"

Rena kaget ketika Risa menepuk pundaknya cukup keras. Sakit. "Ih, napa, sih, lo? Main pukul-pukul aja. Sakit, tau!"

Risa mengabaikan Rena dan menunjuk ke arah dua orang yang berjalan ke arah mereka. Seketika tubuh Rena seakan kaku dan secara tidak sadar, dia menahan napas.

Itu Rendy, pria yang pernah dekat dengannya. Sempat berbagi tawa, saling bercerita, dan membagi banyak hal.

"Hai!" sapa Rendy. Pria itu memang ramah. Hal itulah yang membuat Rena suka, bahkan sampai sekarang pun rasa itu masih ada.

Rena menarik napas agak panjang secara diam-diam. "Hai," jawabnya kikuk, agak ragu.

Risa menatap Rena. Terlihat mata sahabatnya itu berkaca-kaca dan kepalanya ditundukkan sedikit, agar Rendy tidak melihatnya.

Risa tahu perasaan apa yang sedang dirasakan Rena. Sakit. Bukan karena Rendy, tapi karena gadis di samping pria itu.

"Kalian nyari apa?" tanya Rendy. Gadis manis disampingnya terlihat tidak begitu peduli.

"Tadi mau nyari kamus doang, eh keterusan nyari liat-liat novel." Kali ini Risa yang menjawab. Rena bersyukur akan hal itu, karena sekali dia bersuara, pasti air matanya langsung turun.

"Ohh."

Risa hanya tersenyum. Rena pun demikian. Namun, itu membuat Rendy melihatnya.

Rasa sakit. Rendy tahu bahwa gadis di depannya itu masih memiliki rasa yang dulu. Akan tetapi, dia memilih untuk setia dengan yang ada saat ini.

Mereka, dua rasa yang sama, tetapi terhalang agama. Hingga keduanya dipaksa saling merelakan, saling mendoakan bahagia dengan orang yang ditakdirkan.

"Jika diperbolehkan, Tuhan, aku ingin dia. Namun apa pun yang terjadi, terjadilah seperti apa yang Kauinginkan."
- Rena Fridania

Kumpulan Cermin Karya LISSICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang