Diam

4 1 2
                                    

"Gue kecewa sama lo."

Ucapan singkat itu membuatku menghela napas. Aku sudah mengira bahwa ini akan terjadi.

"Maaf." Kucoba membuat suara terdengar biasa.

"Dulu gue percaya sama lo sampai ngelakuin banyak hal, tapi akhirnya lo gini. Gue salah," ucapnya.

Aku diam. Sejujurnya ada alasan mengapa aku melakukan itu. Dalam hatiku merutuk, kenapa dia tidak melihat kepada dirinya? Apa yang salah hingga aku melakukan itu? Namun, aku memilih untuk diam, menghindari perdebatan yang pastinya akan membuat hubunganku dengannya menjadi retak.

"Lo diem? Nggak mau jawab?"

"Hm."

"Ya udahlah, capek gue." Lalu, dia berbalik dan pergi meninggalkanku sendiri.

Aku menunduk.

Banyak hal yang ingin kuucapkan, tapi aku ingin dia menyadari bahwa itu sepenuhnya bukan salahku. Egois, memang. Mungkin dari sudut pandangnya, dia merasa itu tidak adil, tapi ya sudahlah. Dia sudah pergi. Dicegah pun percuma, karena aku tahu, kata kecewa sudah mewakili segalanya.

Perasaanku sesak. Sekali lagi, aku ditinggalkan karena keegoisanku.

Kumpulan Cermin Karya LISSICYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang