Sore ini aku baru saja pulang dari kampus bersama Jun tentunya dan di perjalanan pulang aku masih saja membicarakan kejadian kemarin dan meminta pendapat Jun tentang hal apa yang harus ku lakukan agar bisa memikat hati Seokmin.
"Pelan-pelan saja mendekatinya, coba jadi teman curhatnya dulu buat dia nyaman bersamamu." Ujar Jun yang membuatku mengangguk paham.
Sebelum pulang kami akan berkunjung dulu ke Cafe dan betapa terkejutnya aku ketika melihat siapa yang berada di depan Cafe itu, dia Seokmin.
Pipiku sedikit menghangat ketika melihatnya tentu saja jantungku juga berdegup kencang namun aku masih terus berjalan sampai aku berdiri di depan Seokmin yang tengah memandangi sepatunya.
"Seokmin." Panggilku, lelaki itu mendongkak dan tersenyum kearahku.
"Seokmin?" Sekarang Jun yang bersuara dia juga ikut menatapku, sial, bagaiamana bisa aku lupa akan keberadaanya bagaimana jika Jun tiba-tiba membeberkan apa yang aku rasakan pada Seokmin?! Jun itu jahil!
"Jun katanya kau harus mengantar adikmu ke toko buku, dia pasti sudah menunggumu dirumah." Ucapku sembari mendorongnya untuk pergi, Jun hanya memutar bola matanya kemudian menyetujui untuk pergi.
Setelah Jun sudah menghilang dari pandangan
aku langsung memfoksukan seluruh atensiku pada Seokmin."Sedang apa kau disini?" Tanyaku.
"Aku ingin bertemu denganmu, karena aku tak punya nomor handphonemu jadi aku kesini saja karena kita sering bertemu disini." Jawabnya.
Pipiku kembali menghangat, ingin sekali aku berteriak karena merasa senang. apa ini benar Seokmin ingin bertemu denganku?
"Kau pasti sudah lama menunggu disini." Ucapku.
"Ya begitulah haha tapi tak apa, aku hanya ingin mengembalikan sapu tangan mu."
Ah, iya tentu saja karena sapu tangan.
"Tapi aku juga sedang butuh asupan makanan manis, ayo kita makan kue dulu."
Masih dengan pipi yang memerah, aku pun mengangguk menerima tawaran Seokmin.
Di dalam Cafe itu tak ku sangka kami akan berbicara dalam waktu yang lama, sungguh hal ini membuatku bahagia.
Meskipun kebanyakan dia menceritakan tentang Yuju selaku mantannya namun tak apa aku tetap senang, dia tidak canggung untuk terbuka padaku.
Kata Jun aku harus menjadi teman curhatnya dan langkah pertama ini sepertinya berjalan dengan baik.
Tenang saja, suatu saat nanti aku yakin Seokmin juga akan menceritakan tentangku pada temannya dengan antusias.
Kami berbincang dan bercanda gurau sampai senja datang, kemudian keluar dari Cafe dengan tertawa karena lelucon yang Seokmin lontarkan.
"Kau akan ikut keacara reuni kan?"
aku mengganti nomor handphone jadi tak lagi masuk kedalam grup alumni SMA dan ya tanpa sepengetahuanku mereka mengadakan reuni yang katanya akan di selenggarakan 2 hari lagi.
"Acaranya diluar kota dan aku tak punya teman untuk berangkat bersama jadi-"
"Aku sekarang tinggal di daerah ini, kita bisa berangkat bersama."
Lagi-lagi aku akan menghabisakan waktu bersama Seokmin! Aku ingin memangis saking bahagianya!
"Baiklah, Jika kau tak keberatan."
"Tentu saja aku tidak keberatan dan ah ya maaf aku tak bisa mengantarmu pulang."
"Tak apa."
Seokmin harus bekerja paruh waktu di mini market dan tentu saja dia tak boleh terlambat.
"Baiklah, sampai jumpa."
"Ya, sampai jumpa."
Seokmin berlari sedangkan aku masih diam ditempat dan memandanginya, jika aku terus bertemu dengan Seokmin aku yakin perasaanku akan semakin mendalam padanya.
Lagi-lagi aku pulang dengan rasa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second chance | Lee Seokmin ✔
Fanfiction"Sepertinya aku hanya ditakdirkan untuk mengenalmu, bukan untuk memilikimu. benar kan Seokmin?"