chapter 44

1.5K 118 49
                                    

⚠️ Note: Cerita berunsurkan undang-undang ada yang nyata, namun in the plots’ twists and turns adalah rekaan semata-mata penulis ⚠️

CHAPTER 44

KIMBERLY’S P.O.V

That day has come…

The day I most dreaded… saya cuba menghiburkan hati saya… teringat kembali masa saya berdiri at the court room being convicted for armed robbery and London was the judge…

He denied my bail… and had the guts to smile with satisfaction…little did he know, I smiled too… that day; di siang hari penuh dengan keterkejutan, kegeraman dan kelucuan… di malam hari dipenuhi dengan nafsu dan keghairahan…

Adakah hari tu bermulanya bibit percintaan kami..?

indifference turned to annoyance
annoyance turned to hatred
hatred turned to lust
lust turned to love… ❤️

Sydney and Bella briefed me about the proceedings a day before the trial… they managed to handle my case without my attendance.. maybe that’s what London did di sebalik tirai… since Sydney and Bella sudah naik turun mahkamah sepanjang 3 minggu ni, hari perbicaraan adalah singkat…

I expect to be convicted today… gemuruh dada saya… I try to breathe to remain as calm as I can…

Mulanya saya masih tidak faham… and I thought I would face London again di muka pengadilan… ternyata tidak… it’s another judge I was told… London taking up the case would be conflict of interest… anything he does, no matter what, he won’t ever get my case… sekarang saya faham…

Saya tengok the skies through a small window, masih gelap… tapi saya dapat mendengar azan berkumandang… it must be 4am+, nearly 5am…

Bukan lagi awal saya bangun, saya tidak dapat tidur semalaman…

Saya berdiri dan melangkah ke ruang untuk mandi di dalam tandas lokap… where I sleep, shower and pee all in one cell… mandi dengan hanya a squeeze of shampoo…

Siap mandi, saya memakai a fresh set of OKT orange uniform yang disediakan semalam… rambut basah saya yang biasa saya keringkan dengan hair dryer, sekarang saya keringkan rambut saya dengan tangan saja… mengacak-acak rambut saya sampai tiada lagi titisan air jatuh…

Then I lay down on the cold concrete floor… memandang ke tingkap kecil dalam cell, menatap sinaran matahari yang perlahan-lahan menerangi pagi…

TAK… TAK….

Terkejut saya… jauh sudah lamunan saya sampai saya tidak sedar my cell was opened… saya di bawa ke ruangan menunggu… menunggu untuk di bawa ke mahkamah…

As the door opened and I stepped in, luluh hati saya melihat London yang sedang menunggu saya, tubuh dia membelakangi saya, kedua-dua tangan dia dalam pocket seluar dia…

London’s wearing a full formal suit… he’s not the one taking me to court, right?

Then he turned… tambah sakit hati saya… he looked so… disheveled, but ruggedly handsome… walaupun rambut dia disikat kemas, but how long hasn’t he shaved? He has dark circles under his eyes…

He smiled… bitter… sad…

Saya sedar dia memegang sesuatu… dia melangkah menghampiri saya, walking behind me… dia memeluk saya dari belakang sambil cium rambut dan pipi saya…

“I love you…” he whispered… the pain in his voice menebak hati saya… “no matter what happens today… trust me… trust me, baby…” dia menarik nafas dan menghembus perlahan… his breath heavy.. trying not to cry.. “ok?”

I'm a Sucker for PainWhere stories live. Discover now