#1

615 39 14
                                    

Sebelumnya :

Lalu, bel sekolah pun berdering dan sudah waktunya untuk pembelajaran dimulai. Namun, tidak ada guru satu pun yang datang.

***
Di ruang kelas satu. "Nggak ada guru, jam kosong kayaknya nih" ucap Taiga.

"Asyik!, kalau begitu aku kantin deh!" balas X. "Eh?, mau ke kantin? Titip yak!" pinta beberapa murid sambil memberi uang pada X.

"Kembaliannya buatku ya!" ucap X. "Heh, enak aja!" balas beberapa murid.

"Canda elah, dah aku pergi dul-" ucap X terpotong karena, dia melihat guru masuk. Tapi, guru itu terlihat sangat pucat dan sempoyongan.

"Anu, apa anda baik-baik saja?" tanya X. Guru itu hanya diam dan menatap X.

DUAR!-

Kepala guru itu tiba-tiba meledak dan menjadi potongan-potongan kertas.

satu kelas menjadi histeris. Terutama pada X yang berada dekat dengan kejadian, dia sangat syok dan sempat membatu.

"PANGGIL GURU LAIN CEPAT!" teriak beberapa murid. Z berlari menuju pintu. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menendangnya ke dalam dari luar pintu kelas.

Z terjatuh dan kesakitan. Dia melihat orang itu masuk. "Duduk, dan jangan pernah coba untuk kabur dari kelas" ucapnya.

Melihat itu X, membantu Z bangun dan membawanya kembali ke tempat duduk. "Apa kau terluka parah?" tanyanya. "Nggak, aman aja. Cuman ditendang kok" jawabnya sambil menahan rasa sakit.

Semua murid ketakutan, melihat wujud orang itu seperti memakai topeng berwajah sedih. Dia hanya diam dan memperhatikan kelas. "Siapa dan apa tujuanmu melakukan ini?!" tanya Taiga. Orang itu hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Taiga.

***
Di ruang kelas tiga, hal yang serupa terjadi. Bedanya orang ini, memakai topeng berwajah senyum dan dia juga meledakkan salah satu kepala murid disana.

Suasana sangat mencekam. "Kenapa nggak ada guru yang datang?!" tanya salah satu murid. "Nggak tahu!, masa suara ledakan sebesar itu nggak ada guru yang dengar?!" balas murid lain.

"Tichie!, Hei! Hei! kamu yang dibelakang sana" panggilnya. "Eh?" sahut murid itu. "Bang!" ucapnya dan meledaklah kepala anak itu menjadi potongan kertas."Any*ng" umpat Zero.

"Kau ini siapa? dan apa tujuanmu?!" tanya Mebius.

Lalu, orang itu pun menunjuk, Mebius. Melihat itu, Hikari lansung memasang badan didepannya.

"Tichie!, jangan salah paham. Aku tidak berniat meledakkannya, aku hanya suka padanya!" ucapnya.
"Apa maksudnya.." balas Mebius.

"Maksudnya, aku Suka padamu! , Hei! Hei! Siapa namamu sayang?" tanyanya sambil mendorong Hikari.
Dia mendekat dan memegang wajah Mebius.

Mebius menepisnya, dan memberikan tatapan jijik. Melihat reaksi Mebius. Orang itu tertawa kegirangan.

"Tichie!, aku hanya bercanda! Eh?, pip! Pip! Oh, sudah bisa dimulai permainannya? Oke!" ucapnya sambil berpose sedang menelpon.

Lalu, tiba-tiba ruang kelas berubah menjadi ruang Aula sekolah. Di Aula itu, terdapat murid kelas satu dan tiga.

***
Kemudian, didepan mereka ada dua orang bertopeng. Satu wajah senyum dan wajah sedih.

"Tichie!, salam kenal anak-anak! Aku Ghelioss si 'Wajah Senyum' dan saudaraku si 'Wajah Sedih' Ghaliass!" ucapnya.

Ghaliass hanya diam. Melihat itu Ghelioss menggelengkan kepalanya.

"Tichie!, saudaraku ini malas berbicara ya!, oke! Lansung intinya aja. Aku akan menjadi pembina murid kelas tiga dan Ghalias membina murid kelas satu, untuk bermain permainan dari kami!" jelasnya.

"K-kenapa hanya murid kelas satu dan tiga?!" tanya salah satu murid.

"Tichie!, saat seumur kalian kami mendapat pengalaman buruk dari kelas satu dan tiga!, jadi sebagai balasan kami akan melakukannya pada kalian!" jawab Ghelioss.

"Si*l, itu alasan yang nggak masuk akal!" balas murid itu. Mendengar itu, Ghaliass datang menghampirinya.

PLAKK-!
PLAKK-!
PLAKK-!

Ghaliass menampar anak itu berkali-kali, dan membanting kepalanya ke tanah hingga, kepala anak itu pun berubah menjadi potongan kertas.

"Tichie!, sepertinya saudaraku tidak sabar untuk memulai. Oke! Permainan pertama. Aku akan menghadap belakang sambil bernyanyi dan menutup mata, selama itu kalian harus berjalan mendekatiku. Ketika, aku berbalik dan meminta kalian berpose dan kalian harus berpose, kalau tidak. Hm, saudaraku disana akan sangat sedih loh" jelas Ghelioss.

***
Lalu, Ghelioss berbalik dan mulai bernyanyi. "Papa, mama, kakak, adik, disitu ada siapa?~, teman~, teman~, dia itu temanku~. POSE KAYANG!" ucap Ghelioss.

Murid yang tidak berpose kayang, seketika meledak dan menjadi potongan kertas.

Dari gabungan siswa kelas satu dan tiga yang berjumlah 68. Lansung tersisa 36 siswa.

Ghelioss melompat kegirangan. "Tichie! Hore!, hore!, sekarang silahkan kembali" ucapnya. "Si*l" umpat Taiga. "Ini hanya mimpi kan?" gumam Geed.

"Tichie!, jangan begitu dong! Ini, baru permainan pertama. Permainan selanjutnya kalian harus menebak teka-teki dari kami!, tapi untuk sekarang silahkan istirahat dulu sampai aku membunyikan sirine baru kalian berkumpul kembali disini. Ingat, yang kabur akan MATI" ucapnya.

✅P.G.D.[Ultraman Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang