#3

471 33 10
                                    

Sebelumnya :

"Oke!, sekarang waktunya kalian istirahat! Tidur nyenyak! Senyenyak mungkin! Karna besok, kalian akan bermain kejar-kejaran" ucap Ghelioss. "Brengs*k.." umpat Hikari.

***
Diruang tidur, beberapa kelompok yang tersisa tidak ada yang bisa tidur termasuk kelompok Ultra.

"Si*l, aku harap ini mimpi" ucap Geed. "Aku juga harap demikian" balas Z. "Ha.." hela Zero.

Lalu, dari belakang mereka didatangi kelompok lain. "Kalian kelompok Ultra kan, kami kelompok 'Zark' dan namaku 'Rez' gimana kalau kita kerja sama?" tanyanya. "Kerja sama apaan, kami nggak butuh" jawab Hikari.

"Hey, jangan sombong begitu, kami punya rencana  tentang cara keluar dari permainan ini" ucap mereka. 
"Jelaskan rencananya sekarang, kalau gitu" balas Hikari.

"Kita akan membunuh dua bersaudara itu, kalau kalian perhatikan selama permainan  mereka hanya terfokus pada para peserta. Jadi, dalam peserta itu harus ada yang mengalihkan perhatian mereka dari kelompok kami, lalu, kami diam-diam akan menyerang dan  membunuh mereka dengan ini"  jelas Rez sambil menunjukkan sebilah pisau, cutter, obeng, dan pecahan kaca.

"Gila lo, sana pergi" ucap X. "Apa?!, kalian tidak ingin membunuh mereka setelah apa yang mereka perbuat?!" balas Rez.

"Bunuh?, mereka saja dengan mudah bisa meledakkan kepala kita, kalian pikir hanya dengan senjata rongsokan ini bisa menghabisi mereka?, jangan ngelawak. Kamu sudah stress, istirahat sana" ucap Zero.

"Setidaknya kita mencoba kan?, ayolah kita bekerja sama ya?!" balas Rez. "kenapa kau tidak minta kelompok lain?" tanya Mebius.

"Kelompok lain, tidak berguna, bodoh, dan lemah" jawab Rez. "Kalau begitu, bukannya sama seperti kelompokmu kan" balas Mebius dengan senyum palsu. 
"Apa kau bilang?" ucap Rez sambil mencengkram kerah Mebius. "Aku bilang sama seperti kelompokmu kan?, tidak berguna, bodoh dan lemah" balas Mebius.

"M-mebius Nii-San, kalau marah s-seram" bisik Taiga. "Iya, kata-katanya juga nusuk banget tadi" balas Geed.

"Bener kata Mbah Ultraman, orang sabar, sekali marah berasa berhadapan sama pilihan Mie goreng atau Mie kuah" bisik X.

"Apa hubungannya sama Mie goreng dan Mie kuah, Any*ng" balas Taiga sambil memukul kepala X. "Aw!, suka banget mukul kepala!" protes X.

"Biar otakmu yang dijakun naik ke kepala" ucap Taiga. "Bego" umpat Geed.

***
Rez masih mencengkram kerah Mebius. Rez masih bersikeras dengan rencana bodohnya tadi.

"Rez udah, mereka nggak mau, jangan dipaksa" pinta anggota kelompoknya. "Tch!, liat aja kalian bakal nyesel!" ucap Rez.

Lalu, dia melepas kerah Mebius. "Mebius?, kau marah?" tanya Hikari. "Nggak, cuman darah tinggi bentar lagi meledak" jawab Mebius dengan senyum palsu lagi.

Hikari dan Zero mencoba  menenangkan Mebius.

"Sudah, kamu buat Taiga,Z,X, dan Geed jadi takut tuh" ucap Zero. "Eh?, a-aku nggak maksud menakuti, maaf ya!" balas Mebius. "Tidak apa kok Nii-San" ucap mereka. "Hehe, maaf ya" balas Mebius.

"Sekedar informasi aja nih buat kalian, Mebius kalau sekali marah itu seram, tapi marahnya cuman beberapa menit" ucap Hikari. "Hooh, kalian liat aja tuh, lansung normal lagi dia" sambung Zero.

"Jadi, sebelumnya aku nggak normal Zero?" tanya Mebius. "Nggak" jawab Zero. Lalu, Mebius menarik telinga Zero. "Aw! Aw! Ampun!" teriaknya kesakitan.

"Ha.. Sudah, sekarang  pikirkan masalah kita nggak bisa atur waktu untuk kumpulin informasi, ruang tidur disini juga nggak ada jendela atau pun pintu, jadi kita nggak bisa menyelinap keluar"  ucap Hikari.

"Hm.. benar juga, kita selalu terfokus pada permainan. Oh ya, permainan selanjutnya kejar-kejaran kan?. Bagaimana kalau selama itu kita cari tempat sembunyi dan juga informasi" balas Mebius. 
"Bisa sih, asal kita nggak panik dan tetap tenang" sambung Zero.

"Jujur, aku cukup terkesan sama Zero selama permainan ini, apalagi saat susun dan artikan kalimat tadi dia bisa paham satu kalimat loh, tapi kok kalau sekolah selalu buriq hasilnya. Heran aku" ucap Hikari.

"Ngeledek lu?, aku ini memang pintar cuman malas aja tuh" balas Zero. "Jangan malas dong, kalau gitu berasa sia-sia, aku bantu kamu belajar buat ujian kelulusan kan" protes Mebius. "Hehe, iya maaf" balas Zero.

***

Tanpa sadar mereka semua tertidur lelap termasuk kelompok lainnya. Beberapa lama kemudian,

PIP! PIP!

Terdengar teriak Ghelioss. Yang membangunkan mereka  diiringi juga dengan suara Sirine.

"Bangs*t" umpat murid lain. "Tichie!, jangan malas-malasan! Semangat! Semangat! Sekarang kita akan mulai bermain!" ucapnya, yang kemudian ruang tidur berubah menjadi kelas.

Terlihat Gheliass memegang sebuah rotan yang cukup panjang dan tipis.

"Tichie!, jadi permainan kali ini, kalian harus membawa satu bola yang akan kubagikan dan membawanya keluar dari sekolah ini, kalian juga akan dikejar oleh 4 Kaiju kami yang bersiap menerkam kalian. Namun, kalian tidak diperbolehkan melukai atau menyakiti Kaiju kami, kalau sampai terjadi. Yah..saudaraku bakal menghabisi kalian dengan rotannya, ingat bolanya wajib dibawa! Bolanya, terserah siapa yang bawa, kalian bisa oper bolanya ke anggota kelompok kalian" jelas Ghelioss sambil membagikan bola.  

Setelah itu, dia menepuk tangannya. "Okeh!, dalam hitungan ketiga kalian wajib keluar dari kelas ini dan berlari sekencang mungkin bersama kelompoknya ya, dan jangan berpencar!" ucap Ghelioss.

Lalu, dia berhitung. "1! 2! 3!". Kemudian, semua berlari dan berhamburan ke koridor sekolah.

Benar saja dari belakang koridor, terdapat 4 Kaiju yang besar mengejar mereka yang membawa bola tiap kelompok, Kaiju 1 bertubuh kecil namun bergerak cepat, Kaiju 2 bertubuh besar dan gemuk, kaiju 3 bertubuh sangat tinggi dengan tangan yang panjang, dan Kaiju 4 bertubuh lendir namun memiliki mulut yang besar.

Lalu, Koridor itu berubah dan disesuaikan untuk tiap Kelompok. Terdapat 4 koridor disitu. Kelompok Zark menempati koridor 2 yang dikejar Kaiju bertubuh tinggi. 

Dan koridor 3, ditempati kelompok Ultra, yang dikejar Kaiju bertubuh besar dan gemuk.

Disini yang pertama membawa bola ialah Zero.  

"Bangs*t!, bangs*t!, bangs*t!" umpat Zero sambil berlari. "Zero! Cepat oper bolanya ke aku!" pinta Hikari.

"Nih!" ucap Zero sambil melempar bolanya. Namun, Hikari tidak dapat menangkap bolanya. "SI*L!, SI*L!, SI*L!" teriak Hikari panik sambil berlari mengejar bolanya.

"Agujm makan, makan, makan" gumam Kaiju itu dari belakang.

Untungnya, Z membantu Hikari menangkap bolanya,  Hikari pun berlari membawa bola itu.

Anehnya, koridor itu terasa sangat panjang. Dan mereka semua menyadari itu.

"OKE, MASALAHNYA GIMANA CARANYA KITA KELUAR KALAU KORIDORNYA NGGAK HABIS-HABIS?!" tanya Hikari. 
"GIMANA DENGAN JENDELA?!" usul X. Mendengar itu Geed lansung mencoba memecahkan jendela disana dengan menyikutnya.

Jendela itu tentu tidak pecah ataupun retak. "NGGAK BISA!"  teriak Geed. Lalu, Kaiju itu melompat ke arah Hikari. "SI*LAN!" umpat Hikari sambil menghindarinya.

Apa yang bakal terjadi selanjutnya?

A/N
Mohon Maaf kalau bahasanya  kasar

✅P.G.D.[Ultraman Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang