#6

436 33 1
                                    

Sebelumnya :

"Gimana?, keren kan dia.. Nah, sebelum memulai permainannya aku ingin kalian mengartikan kalimat acak ini.. Karena, bisa aja kali ini, jadi permainan terakhir di hidup kalian.. Coba artikan 'Kutukan, Hidup, Pembuangan, mata'. Mudah saja kok! Silahkan berdikusi dulu, waktunya bebas!" ucap Ghelioss.

Lalu, semua berdiskusi."Sial, kalimat acak lagi" protes Geed.

***
Semua berpikir keras untuk mengartikan kalimat acak yang diberikan. Kali ini, Taiga,Z, Geed, dan X yang mengartikannya.

Sementara Hikari, Zero, dan Mebius menyusun rencana untuk memenangkan permainan ketiga tanpa mencelakakan orang lain.

"Hm.. Kalau diperhatikan menurutku kata 'Mata' ini bisa diartikan sebagai 'Pandangan' nggak sih?" tanya Taiga.

"Bisa!, kalau begitu yang 'Pembuangan' bisa diartikan sebagai 'Tempat  sampah' !" balas Z.

"Kata 'Kutukan' banyak artian sih.. tapi bisa aja jadi artian katanya 'Nasib sial' menurutku ya.." ucap Geed.

"Nah, kalau kata 'Hidup' ini..hm.. artiannya lebih merujuk pada 'Nyawa' mungkin?" sambung X ragu.

"Oke, kalau gitu susunannya..'Nyawa seseorang yang tinggal di tempat sampah bernasib sial' gitu" ucap Taiga.

"Hah?, kok gitu harusnya jadi, 'Seorang yang bernasib sial, nyawanya bagai tempat sampah' kan" balas Geed.

"Oh, iya ya.. Benar juga, ada usulan lain mengenai artian kalimatnya?" tanya Taiga.

Semua menggelengkan kepala. "Oke, kalau begitu aku yang kasih tahu Hikari, Mebius, dan Zero Nii-San" ucap Z. "Sip" balas Taiga.

Lalu, Z memberitahu Hikari dan lainnya.

"Bagus, sekarang kasih tau yang lain untuk berkumpul kesini. Aku mau kasih tau rencana kita untuk memenangkan permainan ini tanpa membunuh atau mencelakakan orang lain" ucap Hikari. "Baik" balas Z.

***
Kemudian, Z memanggil semua temannya untuk berkumpul.

"Oke, jadi rencananya kita bakal bermain cukup lincah disini, kalian masih ingat kan waktu kumpul dan menginap di rumah Taiga, yang akhirnya kita dilatih keras sama bapaknya?. 'Cari celah untuk menghindar' dan 'Sedikit melawan agar tidak mudah dimangsa' itu pelajaran yang dia beri pada kita waktu itu" jelas Hikari.

"Oh iya ya!, aku ingat tu mau patah rasanya pinggangku, sejak itu aku jadi kapok ke rumah Taiga" ucap X.

"Sama, aku juga kapok.. Padahal, bapaknya Taiga mah baik cuman.." sambung Geed.

"Cuman apa, hah?" balas Taiga. "Sudah, ini bukan waktunya bahas gitu. Sekarang, aku ingin masing-masing siap buat permainan ini" ucap Mebius. "Baik" balas mereka.

***
Suara sirine berbunyi, semua kelompok berkumpul. "Tichie!, sekarang waktunya kalian beri tahu aku arti kalimatnya! Mulai dari kelompok ini!" ucap Ghelioss menunjuk kelompok Zark.

"Nyawa seorang yang dikutuk dan dikucilkan tidak ada nilainya" jelas mereka.

"Bagus!, hm.. Okelah! Kalau begitu kelompok ini!" ucap Ghelioss menunjuk kelompok lainnya.

Lalu, sampai ke klompok Ultra. ''Seorang yang bernasib sial, nyawanya bagai tempat sampah'' ucap Taiga.

Ghelioss diam sejenak dan menepuk tangannya. "Tichie!, dalam sekali!, aku sampai merinding mendengarnya! Sekarang waktunya kalian bermain dengan kawanku!" ucapnya.

✅P.G.D.[Ultraman Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang