I'm Ready For Divorce

27

Beberapa bulan sebelum Ifrit mendapatkan kembali kekuatan sucinya ...

Hari-hari Elody sangat damai karena dia akhirnya berhasil menyembuhkan.

'Aku menemukan obatnya, jadi yang tersisa hanyalah ...'

Sudah waktunya untuk mulai mempersiapkan perceraian.

Elody memikirkan Caville, yang akan jatuh cinta pada sang putri.

Ada keheningan di jiwanya. Hatinya terasa… kosong.

'Apakah ini yang dirasakan ibu ketika anak-anak mereka menikah…?'

Elody menghela nafas dan melihat-lihat buletin.

"…Apa ini?"

Elody melihat ke buletin dengan ekspresi serius.

Kabar tersebut menyebutkan bahwa monster telah muncul dalam gerombolan di dekat gunung berapi aktif di tenggara.

Itu cukup jauh dari Kadipaten Cernoir.

'Artikel tentang serangan monster secara bertahap meningkat ...'

Elody sangat terganggu oleh artikel tersebut.

Sudah tertulis bahwa para ksatria akan segera diberangkatkan, dan tidak akan ada korban jiwa.

Namun, itu seharusnya tidak diabaikan begitu saja karena berita tentang serangan monster juga meningkat.

'Saya perlu memperhatikan artikel seperti ini….'

Elody memanggil kepala pelayan dan menyuruhnya berbicara dengan Sir Therion.

“Tolong beritahu dia untuk memperkuat keamanan Hutan Kematian dan menempatkan lebih banyak penjaga.”

“Ya, Nyonya. Saya akan segera melakukannya, ”kata Norman sambil menundukkan kepala.

Saat Norman pergi, Elody terus meminum teh herbal yang dibuatnya.

"Batuk! batuk!"

Elody dengan cepat mengeluarkan saputangan dan menutupi mulutnya.

Kemudian, dia segera berlari menaiki tangga dan menuju ke kamarnya.

Dia sedang terburu-buru karena dia tidak ingin para pelayan salah paham dengan situasinya.

Muntah darah adalah keadaan darurat medis yang serius. Ini adalah akal sehat yang bahkan diketahui oleh anak-anak.

"Jika saya pernah tertangkap, alasan apa yang harus saya buat?"

Dia telah mengkhawatirkan hal itu untuk waktu yang lama, tetapi dia tidak bisa menemukan alasan yang tepat.

'Saya sakit parah, jadi saya harus muntah darah setelah meminum obat untuk penyakit saya!'

Siapa yang akan percaya padanya jika dia mengatakan hal seperti itu?

Elody mencuci saputangannya yang berlumuran darah dengan tangan. Itu menyebalkan, tapi dia tidak bisa menahannya.

Kalau dipikir-pikir, dia tidak bisa melihat saputangan beberapa saat yang lalu. Dia telah mencuci semua saputangannya, tapi sepertinya ada satu yang hilang.

Sayangnya, Elody tidak dapat mengingat di mana dia meletakkannya.

Dia cemas, tetapi segera menyingkirkan pikiran itu dan melupakannya sama sekali.

'Oh baiklah, itu bukan masalah besar.'

Namun, bertentangan dengan harapan Elody, semua pelayan mansion sudah mengetahui bahwa dia terus-menerus muntah darah.