"gue kayak pernah liat lu," ujar nara tiba tiba saat jam pergantian kelas.
"gapernah," jawab adimas dengan nada acuh.
"pernah, tapi gue lupa."
"berarti gapernah," sahut adimas tanpa memalingkan pandangannya.
nara berdecak kesal. "kok lu nyebelin sih?"
"kok lu bawel?" jawab adimas yang akhirnya menengok dengan wajah datar.
nara yang sudah skakmat memilih untuk membuang pandangannya ke papan tulis dan mengeluarkan buku jam selanjutnya.
ganteng ganteng songong, batin nara.
🌱
"eh gimana tadi sama.. saha eta anak baru?" tanya andra memulai pembicaraan ketika mereka - gilang, mahesa, andra, tegar, dan nara - sampai di kantin.
"adimas," jawab gilang.
"nah, gimana nar sama adimas? lancar?" tanya andra antusias.
nara menatap andra aneh. "kayak abis dilamar aja anjir ditanyainnya lancar apa engga," celetuk tegar.
"siapa tau beneran dilamar," selak mahesa.
"lu pada ada masalah idup apa si elah," jawab nara acuh seraya duduk di meja langganan mereka.
"ya kan nanya doang anjir, galak bener betina," sahut andra.
"dia sama aja kayak lu pada," ucap nara malas.
"ganteng? baik? pinter?" tebak gilang.
"geer. ngeselinnya sebelas duabelas sama lu lu pada."
"masa? keliatannya dia kalem. masa ngeselin?" tanya mahesa kepo.
"liat aja sendiri," jawab nara.
"tuh ada anaknya. woi adimas! sini gabung!" teriakan andra memenuhi kantin sehingga tidak sedikit murid kelas lain menoleh.
"lah anjrit kok dipanggil?!" tanya nara ngegas.
"santuy, biar kenalan aja, yega?" andra minta persetujuan pada sisanya dan ya, mereka setuju.
dengan kedua tangan dimasukan ke kantung celana dengan gaya cool, tak heran kaum hawa yang melihatnya terpesona. dengan tatapannya yang tajam bak mata elang dan raut wajah yang datar makin membuat semua yang melihatnya kagum.
"lu belum ada temen kan? sini bareng sama kita, sambil kenalan dulu," ujar andra saat adimas sampai di meja mereka.
sialnya, bangku yang kebetulan kosong hanya ada di sebelah nara. mau tak mau, nara harus pasrah bersebelahan untuk kedua kalinya.
"kenalin, gue andra, di sebelah lu nara, terus di sebelahnya mahesa. sebelah gue ini gilang, dan yang paling pojok tegar," andra inisiatif mewakili teman temannya.
dengan senyum tipis, adimas mengangguk sedikit. "kenalin juga, gue adimas."
nara dengan malas beranjak dari tempat duduknya. "heh mau kemana lu?" tanya mahesa.
"mau beli makan lah, laper. nanti keburu bel."
tanpa ba bi bu lagi, nara langsung cuss ke tukang bakso langganannya. seraya menunggu, nara melihat ke arah mejanya dan kemudian menyadari bahwa adimas ternyata tidak se'datar' yang ia pikir.
walaupun hanya sekedar terkekeh atau bahkan senyum tipis, ia terlihat memukau. pantas banyak kaum hawa yang mengaguminya, kecuali nara.
🌱
lagit mulai menggelap. untungnya, waktu belajar telah usai dari sejam yang lalu namun nara masih teronggok di sekolah bersama teman temannya.
"kan kebiasaan kak kasa ngabarinnya telat," nara berdecak kesal ketika membaca pesan dari angkasa yang tidak bisa menjemputnya.
🔔ting!
satu notif lagi berbunyi dari kakak satu satunya itu.kangkasa🐊
| plg naik bus aja, jgn ojol. udh mau ujan jgread
fine, nara harus ke halte secepatnya sebelum langit menumpahkan airnya ke bumi.
"woi gue duluan!" teriak nara dari gerbang sekolah ke teman temannya yang berada di pos satpam, termasuk adimas.
setelah sampai di halte dengan setengah berlari, nara langsung duduk di bangku dengan nafas terengah engah.
nara menormalkan deru jantungnya dan kemudian membuka handphonenya seraya menunggu.
satu murid berseragam sama dengan nara memasuki halte dengan santai, tak seperti nara yang tergesa karena takut terguyur hujan.
mendengar langkah kaki mendekat, nara langsung mendongak dan mendapati manusia yang ia malas temui hari itu.
"lu ngapain?" tanya nara dengan pikiran negatif bahwa orang di depannya berniat mengambil handphonenya.
"mau pulang," ujar adimas dengan wajah datar tentunya.
"kok naik bus?"
"ya emang yang naik bus lu doang?"
"ga gitu sih," jawab nara canggung. "bukannya tadi lu mau dianterin gilang?" jawab nara yang tadi sempat mendengar pembicaraan mereka.
"gajadi, mendadak ada urusan," kata adimas tanpa memalingkan wajahnya dari handphone di genggamannya.
tanpa berniat menjawab nara kembali ke posisi awal dan sedikit curi pandang ke adimas.
dengan memakai hooodie yang selaras dengan warna celana dan gayanya yang cool berhasil mencuri perhatian nara. nah! nara ingat ia bertemu dimana dengan manusia ini.
"gue inget pernah liat lu dimana," kata nara memecah keheningan. "di gramed, lu sama gue ambil buku yang sama. terus kayaknya gue juga sempet ngobrol sama lu," lanjut nara sembari mengingat ingat kembali.
"tapi gue ga ngerasa pernah ketemu sama lu," jawab adimas dengan pedasnya membuat nara tersulut emosi.
"nyebelin bener si jadi orang!" ujar nara setengah teriak.
🌱
mingdep ue ulangan jadi bakal hiatus, sebentar kayaknya. tungguin ya
KAMU SEDANG MEMBACA
ɑdimɑs ; doyoung
Romance"jadi pacar gue mau?" - adimas ↺ slow update bcs satu dan lain hal. ↺kalo gasuka bisa langsung keluar aja. ↺kalo suka, jangan jadi ghostie. ↺jangan lupa vote!♡ ↺bahasa setengah baku, maaf kalau ada kata kasar. ↺newbie.