0 . 2

202 16 7
                                    

goncangan kasur adalah salah satu hal yang sangat mengganggu kenyaman tidur gadis cantik bersurai coklat agak kehitaman itu dan mungkin bagi semua orang.

seperti sekarang, nara sudah terduduk di pinggir kasur dengan mata setengah terpejam akibat goncangan hebat yang dirasakannya.

awalnya ia kira gempa. dengan sigap ia langsung melompat dari kasur dan kemudian terhuyung karena nyawanya belum sepenuhnya berkumpul.

jika bukan karena angkasa yang menangkapnya, mungkin bibirnya akan menempel dengan ujung meja rias yang terbilang tajam.

yap, angkasa lah yang membuat kasur berguncang seolah sedang terjadi gempa. motifnya sebenarnya baik, untuk membangunkan adik satu satunya itu.

"kak kasa tau gak ini masih jam berapa?" tanya nara dengan nada agak sewot sambil melihat jarum jam yang masih menuju ke angka 4.

alih alih menjawab pertanyaan nara, angkasa malah terkekeh dengan bahagianya disana.

"kak ih! kenapa sih jail banget jadi orang?!" pekik nara yang melihat kakaknya malah tersungkur di lantai karena tak kuasa menahan tawa.

angkasa berusaha berhenti tertawa dan kemudian duduk di samping adiknya itu.

"ya kak kasa kan cum-- aduh aduh sakit, iya iya maap," perkataan angkasa terpotong karena nara dengan tiba tiba mencubit pinggang angkasa.

"makanya jangan jail. udah tau masih jam setengah 4, subuh masih sejam lagi terus--"

"ini pagi pagi kenapa pada ribut ya anak anaknya bunda?" ujar emma selaku ibu dari angkasa dan nara yang tiba tiba masuk ke kamar nara.

"itu bun, kak kas--" lagi lagi perkataan nara terpotong karena angkasa dengan sengaja membekap mulut nara dari samping.

"engga kok bun, gak ada apa apa. ini angkasa kangen aja sama nara makanya peluk pelukan gini," ujar angkasa sambil melepas bekapannya pada mulut nara dan turun ke pinggang nara untuk memeluknya.

sambil memutar bola matanya dengan malas, nara dengan terpaksa membalas pelukan angkasa.

"nah kan bener bun, lagi kangen kangenan ini. iya kan, nar?" ujar angkasa sambil mengelus pelan surai coklat kehitaman adiknya itu.

emma yang melihat kelakuan dua anaknya itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"yaudah iya bunda percaya. sekarang nara sama kasa jangan lupa siap siap buat sholat subuh ya, nak," ujar emma sebelum keluar dari kamar nara.

setelah emma hilang dari balik pintu, nara memukuli kakaknya dengan bantal tanpa ampun.

"aduh, iya iya engga lagi kayak gitu. sumpah bantal adek tajem, asli," ujar angkasa sambil berusaha keluar dari 'zona pertempuran' itu.

"peace nyonya naraya yang cantik jelita tapi kayak kebo," ledek angkasa sebelum akhirnya keluar dari kamar nara.

"astagfirullah sabar aja nara punya abang kayak kak kasa," ujar nara dan kemudian jalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan wudhu.

yang barusan perang itu namanya naraya, naraya gavaputri lengkapnya. dan kakaknya, angkasa prasaja. kasa adalah panggilan angkasa di lingkungan rumah.

angkasa dan nara hanya berbeda 4 tahun, nara baru duduk di kelas 1 SMA atau kelas 10 dan angkasa sudah berada di semester kedua kuliahnya di jurusan musik.

nara adalah salah satu murid yang terbilang pintar, seperti angkasa. tetapi, nara hanya lemah di satu bidang studi dan sudah tidak menoleransi tingkat kesusahan bidang itu. yaitu tidak lain dan tidak bukan matematika. meski begitu, nara tetap menjadi anak rajin dan supel pada semua orang.

angkasa juga begitu, hanya lemah di bidang matematika. entah mengapa pelajaran satu itu sulit dikuasai kakak beradik ini.

🌱

setelah selesai berpakaian, sholat subuh, dan membereskan tas sekolahnya, nara sudah duduk manis di meja makan sambil memainkan handphonenya sementara emma memasak sarapan.

🔔ting! ting! ting!
tiga pesan berturut turut masuk ke handphone nara.

andra🐰
| p
| assalamualaikum nyonya
| mau dijemput ga?

tumben nawarin, batin nara.

waalaikumsalam babu |
kesambet apaan lu nawarin brngkt |
brg?

| gledek
| ya engga lah, emg salah gt gue nawarin lu berangkat bareng?

kan biasanya lu ada maunya kalo|
ngajak gue brg

| wah, nyonya nara peka
| itu nar, anu

iya nnti gue bantuin pr lu|

| alhamdulillah
| terima kasih ya allah udh ngasi andra temen kea nara
| udh cantik, eh ralat. biasa aja tapi baik ya allah

diem atau gue batalin?|

| iya siap meluncur sesuai aplikasi mba!
read

heran punya temen miring semua, batin nara.

angkasa turun dari tangga menuju ruang makan dan mendapati adiknya sedang tertawa cekikan sambil mengunyah nasi goreng buatan emma.

"telen dulu baru ngakak, ra," ujar angkasa sambil menyendokkan nasi goreng ke piringnya.

setelah menelan dan bersiap memaki angkasa, suara cempreng nan memekikan telinga terdengar dari depan gerbang.

"dijemput lu?" tanya angkasa tanpa basa basi sambil melihat nara mengikat tali sepatu dengan terburu buru.

"iya, mau ngajarin andra ipa dulu sebelum masuk," jawab nara sambil menyalimi herman -ayahnya- dan emma serta angkasa.

"hati hati ya, nak," ujar emma berbarengan dengan nara yang menuju pintu.

"iya bun! assalamualaikum," jawab nara sebelum menghilang dari balik pintu dan semuanya pun menjawab salam.

"tumben cepet," tembak nara sesaat setelah menutup gerbang rumahnya.

"wis iya dong, saya kan supir yang baik," ujar andra sambil mengulas senyuman manis disana.

nara terkekeh mendengar kata 'supir' dari mulut andra. "mau aje nyebut diri sendiri supir," kata nara sambil memakai helm yang diberikan andra.

"demi jawaban teh saya akan du epriting atuh," jawab andra dengan aksen bicara khas sunda, padahal ia betawi asli.

"hilih, udah lah gece nanti mepet waktunya," sahut nara sambil menaiki jok belakang motor andra.

"iya sabar mbanya, supir kan juga harus pake helm," balas andra sambil memasangkan helm dan kemudian menghidupkan mesin beroda dua itu.

tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka keluar komplek perumahan dan bersiap membelah jalanan jakarta yang ramai.

🌱

iya ngebosenin, soalnya masih dalam part part pengenalan. so, lanjut?

ɑdimɑs ; doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang