.
.
.
.
.
.
.Dalam perjalanan pulang, kerumah yedam. Mereka hanya diam memandang kejalan. Haruto sesekali menengok kearah yedam, yang tengah melihat jalanan disisi kanannya. Entah mengapa yedam sangat menggemaskan sekarang.
Namun sisi pria dewasa dalam diri haruto kadang mengusiknya. Mata itu sesekali melirik kearah sweater v neck rendah yang menampilkan sebagian kulit putih yedam. Bahkan sendari tadi saat mereka bermain di everland , sisi dewasa haruto terus memaksanya melihat kearah itu.
Ia tidak pernah seperti itu pada jeongwoo, meskipun kekasihnya kadang sesekali menggodanya untuk berlaku lebih dari sekedar berciuman. Haruto tidak pernah sekali pun melirik tubuh jeongwoo, meski kekasihnya membiarkan haruto untuk melihatnya. Haruto merasa tidak punya ketertarikan seksual yang lebih saat bersama jeongwoo. Ia hanya ingin bermesraan sewajarnya. Tapi entah mengapa saat melihat yedam berpenampilan seperti ini, haruto ingin melihat lebih jauh kedalam tubuh yedam.
Tanpa sadar haruto memperhatikan yedam lebih lekat, mobilnya pun sudah ia tepikan. Yedam yang merasa laju mobil itu terhenti, menoleh kearah haruto yang berada di sisi kiri dirinya.
Yedam sangat terkejut saat melihat tatapan yang dilontarkan haruto pada dirinya. Pasalnya tatapan itu terlihat sangat tajam dan intens melihat dirinya.
Detik berikutnya keterkejutan yedam semakin menjadi. Kala haruto mencium bibirnya. Karna terkejut yedam pun memejamkan matanya dengan erat. Jantungnya berdetak dengan kencang saat haruto mulai melumat bibir yedam.
Tangan yedam bergerak sendiri, mendekap leher haruto. Jari jemarinya mengusak rambut bagian belakang haruto dengan lembut. Yedam sedikit kewalahan dengan cium yang haruto beri. Bagaimana tidak, pasalnya itu adalah ciuman pertama bagi yedam. Namun ciuman itu terasa nyaman meskipun sedikit tiba-tiba menurut yedam.
Haruto terus memangut bibir itu. Bahkan sesekali dilumatnya bibir yedam bergantian. Tangannya dengan nakal masuk kedalam sweater yang yedam kenakan. Dengan elusan lembut, dibelainya kulit perut yedam yang halus. Spontan yedam menghentikan tangan haruto yang ingin mengelus tubuhnya lebih jauh.
Tanpa menghentikan ciuman itu, haruto mengeluarkan tangannya dari dalam sweater yedam dan beralih memegang punggung dan pinggang yedam.
.
.
.Ciuman itu berlangsung beberapa saat, sebelum suara dering dari ponsel yedam berbunyi.
Haruto pun langsung melepas ciuman itu secepat kilat, begitu juga dengan yedam. Matanya yang tadi terpejam seketika terbuka lebar. Dengan sedikit gelagapan yedam mencari keberadaan ponselnya, padahal sudah jelas tangannya masih menggenggamnya.
"Jeongwoo...?!" Gumam yedam panik sambil menatap haruto yang juga sedang menatapnya. Tapi kali ini tatapan haruto terlihat biasa saja, tidak seperti tadi.
Entah mengapa tangan haruto merebut ponsel yedam, dan melihat layarnya.
Jeongwoo is calling
Ternyata benar, jeongwoo menelpon yedam, dengan segera jari haruto menggeser tombol merah.
"Aku akan segera mengantar mu pulang", seketika suara haruto berubah menjadi dingin.
Dikembalikannya ponsel itu kepada pemiliknya, yedam yang sedang mengusap bibirnya pelan dengan ujung sweater miliknya. Selanjutnya mobil itu sudah kembali melaju dijalanan yang sudah nampak sepi. Begitu juga keadaan didalam mobil sepi dan terasa amat sangat canggung setelah kejadian tadi.
Yedam tak berani berkata-kata, bibirnya yang bengkak karna ciuman tadi hanya terbungkam, jantungnya berpacu sangat cepat. Tangannya ia mainkan dengan gerakan canggung. Pikirannya terus mengulang kejadian tadi. Itu adalah ciuman pertamanya, dan haruto telah mengambil ciuman pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know ( Harudam )
FanfictionYou Never Know Harudam Banyak typo BxB Kalo gak suka karna cast yang aku pake dibawah umur jangan baca ya... Selebihnya akan kalian temuin setelah baca ceritanya..