.
.
.
.
.
.
.
Udara sore ini terasa sangat dingin. Berkat salju yang turun tadi pagi. Tapi tidak membuat jeongwoo membatalkan niatnya untuk jalan-jalan bersama haruto, yang sudah menunggu didepan rumahnya. Tak ingin membuat haruto menunggu lebih lama dan membeku diluar, jeongwoo pun setengah berlari menghampiri haruto.
"Haruu..." Jeongwoo berteriak manja memanggil haruto dan memeluk tubuh tinggi kekasihnya. Menyalurkan kehangatan dalam pelukannya
Haruto tersenyum membalas pelukan jeongwoo, diusapnya surai belakang jeongwoo serta dikecup sebentar pucuk kepala kekasihnya itu. Setelah pelukan terlepas, jeongwoo berjalan masuk kedalam mobil diikuti haruto.
Sudah sangat lama mereka tidak jalan bersama lagi, karna haruto selalu saja sibuk dengan urusannya. Bahkan kali ini saja, kalau jeongwoo tidak memaksa haruto untuk jalan-jalan. Mungkin mereka tidak ada pergi kemana pun.
Dijalan pun mereka hanya saling diam, tidak ada yang bersuara. Meski itu selalu terjadi saat mereka pergi jalan-jalan berdua saja, tapi jeongwoo yang sudah mulai jengah memutuskan untuk menelpon seseorang. Kalau pun ia harus berbicara pada haruto sekarang, mungkin hanya dibalas dengan anggukan atau pun gelengan kepala saja.
"Yedam hyung apa kau ada dirumah... Akhhh..."
Jeongwoo meringis, saat haruto menepikan mobilnya dan mendadak menginjak pedal rem. Membuat kepalanya berbenturan dengan sandaran kursinya. Jeongwoo langsung menatap haruto heran.
" Haruto apaan sih...!" Jeongwoo menjauhkan ponsel dari telinganya. Menatap haruto kesal.
"Kenapa menghubungi yedam hyung...?" Dengan tatapan tajam haruto mencoba mengambil ponsel jeongwoo dari tangannya.
"Emangnya kenapa kalo aku menghubungi yedam hyung..?" Jeongwoo berusaha menghindari tangan haruto yang hendak merebut ponsel miliknya itu.
Karna didalam mobil tak banyak ruang untuk bergerak lebih, agar haruto tak merebut ponselnya. Tangan jeongwoo berkali kali berbenturan dengan kaca mobil maupun bagian mobil lainnya. Haruto masih saja mencoba mengambil ponsel milik jeongwoo. Sampai akhirnya tangan jeongwoo mengenai kaca mobil dengan keras, sehingga ponsel itu berhasil berada ditangan haruto.
"Haruto sakit ihh, kok kamu jadi kasar sih " Jeongwoo mengusap pelan jarinya yang terbentur kaca mobil cukup keras tadi.
Haruto tak memperdulikan itu, ia hanya fokus pada ponsel jeongwoo yang sudah terhubung dengan yedam. Jarinya langsung menggeser tombol merah untuk mengakhiri panggilan itu. Setelah panggilan terputus, haruto melempar pelan ponsel jeongwoo pada pemiliknya dan kembali melajukan mobilnya. Sedangkan jeongwoo hanya menatap haruto kesal dan marah.
Apa yang terjadi pada haruto, begitu isi pikiran jeongwoo sekarang. Apa dia sudah berbuat salah pada haruto. Tidak biasanya haruto bersikap seperti ini, kalaupun mereka hanya berdiam diri dijalan haruto tidak akan berbuat kasar seperti ini.
Jeongwoo yang larut dalam pikirannya tentang sikap haruto hari ini sedikit terkejut saat mobil haruto berhenti didepan rumahnya. Jeongwoo menatap haruto yang tidak menatapnya balik, dengan penuh tanya. Bibirnya hendak mengatakan mengapa, namun diurungkan saat haruto membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know ( Harudam )
FanfictionYou Never Know Harudam Banyak typo BxB Kalo gak suka karna cast yang aku pake dibawah umur jangan baca ya... Selebihnya akan kalian temuin setelah baca ceritanya..