.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kini haruto sudah membawa yedam kedalam mobilnya, dan mencoba menenangkannya di sana. Sekarang mereka sudah saling bertatapan satu sama lain, meski tangis yedam sesekali terdengar namun tidak separah tadi. Tangan mereka pun sudah saling menggenggam satu sama lain dengan erat. Haruto pun juga sudah mengecup kening yedam beberapa kali untuk membuatnya lebih tenang, dan hal itu berhasil. Isak Kan dan tangis yedam sudah benar-benar berhenti. Bahkan tubuhnya sudah lemas karna tangisannya sendiri. Seulas senyum pun yedam berikan pada haruto yang juga membalasnya. Sekali lagi haruto mengecup kening yedam.
"... Hyung ... " Ditatapnya pria mungil dihadapannya ini, tangannya pun menggenggam tangan yedam sangat erat. Yedam membalas tatapan itu.
"... Mohon tunggu aku, sampai aku siap ..."
Yedam mengerutkan keningnya. Lagi-lagi perkataan haruto membuatnya nampak kebingungan.
"... Tunggu aku sampai aku benar-benar mencintai mu hyung." Haruto melanjutkan ucapannya.
Ayolah, jangan buat yedam menangis lagi. Yedam sangat mengerti maksud ucapan haruto. Mungkin yedam senang mengetahui kalau haruto juga memiliki perasaan bahwa ia menyukainya. Yedam akan menunggu dan membuat haruto sampai benar-benar mencintainya tapi, bagaimana dengan jeongwoo ?. Apa dia bersedia melepas haruto ?, bagaimana pertemanan antara jeongwoo dan yedam nantinya kalau haruto meninggalkan jeongwoo demi dirinya ?, bagaimana haruto akan melepas jeongwoo ?, bagaimana yedam harus mengatakan pada jeongwoo kalau dia juga mencintai haruto ?. Akan ada banyak hal yang harus diperbaiki nantinya, kalau sampai haruto sudah benar-benar memilih yedam.
" haruto " Genggaman yedam menguat pada haruto, suara lirihnya terdengar sangat lembut.
Ditatapnya mata haruto, " Aku mungkin akan menunggu dan membuatmu mencintaiku. Tapi bagaimana dengan jeongwoo ?, dia teman ku. Aku tak ingin pertemanan ku hancur hanya karna aku mencintai mu hikss..."
Kenapa hari ini sangat menyakitkan dan begitu menyedihkan bagi yedam. Mata indahnya kembali meneteskan air mata, pipi dengan rona merahnya kembali basah dengan air matanya. Yedam melunakkan genggamannya pada haruto, kepalanya ditundukkan yedam tak mampu melihat wajah haruto.
" Hyung..." Haruto melepas genggamannya dan memeluk tubuh yedam lagi, mengelus punggung yedam dan mencium puncuk kepalanya beberapa kali.
"... Hikss maaf... Hikss aku tidak bisa, hikkss.... Hiksss aku tidak mau pertemanan ku berakhir... Hiksss..." Yedam beberapa kali memukul mukul dada bidang haruto, agar melepas pelukkanya. Seolah tidak mengerti haruto malah memeluk tubuh itu erat.
".. Ssssuuttt, hyung tenang saja, aku akan membicarakan ini dengan jeongwoo...". Yedam masih memukul dada haruto. Begitu pun haruto masih mengelus punggung yedam dan mencium pucuk kepalanya dalam dekapannya.
Menit per menit berlalu, kini hanya suara isak kan yedam yang terdengar. Haruto masih setia memeluk tubuh ringkih yedam, bahkan tak berniat melepasnya sedikit pun. Sampai suara Isak kan itu tidak terdengar lagi dan nafas yedam menjadi lebih teratur. Matanya yang sedikit membengkak karna terlalu banyak menangis sudah terpejam dengan damai, tidak ada lagi air mata yang keluar dari sana.
Dilihatnya wajah yedam, diusapnya bekas air mata yang masih menempel di pipinya. "Andai waktu itu aku lebih dulu bertemu dirimu hyung. Mungkin akan lebih mudah sekarang". Haruto kembali memeluk yedam dengan lembut.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know ( Harudam )
FanfictionYou Never Know Harudam Banyak typo BxB Kalo gak suka karna cast yang aku pake dibawah umur jangan baca ya... Selebihnya akan kalian temuin setelah baca ceritanya..