[4]

41 4 0
                                    

🍁Tentang mimpi buruknya🍁

Sudah menjadi kebiasaan sejak dulu jika Hoshi memiliki masalah ia akan ku ajak menginap di rumahku, Ayah dan Ibu dulu menolak, ya karena di seorang pria dan aku seorang gadis, tapi aku menjelaskan semuanya dan mereka langsung menerima Hoshi menginap

seperti sekarang, ia dan Mingyu sudah berada didalam kamarku, mengobrak-abrik isi kamarku dan berakhir dengan mereka berdua duduk berdampingan menghadap televisi sambil bermain PS. Itu punya Hoshi tapi ia simpan di kamarku karena punyanya juga ada di rumahnya, lebih tepat lagi punya adiknya

waktu sudah menunjukan pukul 22:39 KST, Ibu dan Ayah juga sudah tidur, tapi tidak dengan 2 cecurut ini, selain besok adalah hari libur mereka masih saja bergelut pelan perihal menang dan kalah jadi hal itu tidak membuat mereka beranjak tidur lebih awal

hingga selang beberapa jam mataku yang hampir saja tertutup itu seketika terbuka saat ku dengar racau seseorang, aku bangun dan mencari sumber suara itu

"Lisa~ aku gamau kamu berubah jadi dingin kayak gini.. kamu kelihatan bukan kayak Park Lisa yang aku kenal.. aku.. gak suka" ternyata itu Hoshi, ia mengigau

aku merasa bersalah, sikapku memang sengaja ku ubah hanya untuk membuat mereka terbiasa dengan ini. Tidak tau apa, hanya bersiap.

ku rapikan joystick yang mereka berdua gunakan ini, mematikan televisi dan memberikan selimut tebal pada keduanya, selesai semua itu aku mendengar suara seorang pria memanggilku dari pintu utama rumahku

Hey! siapa orang aneh yang bertamu di tengah malam ini

"Park Lisa!" panggilnya lagi

sambil berdecak keras aku perlahan turun dari kamarku. Dan tebak siapa yang ada di depanku sekarang?

Wonwoo.

"l-lo kenapa?" tanyaku dengan terbata-bata. Dia.. sangat kacau, rambut serta pakaiannya basah karena hujan

"hey, are you okay?" ku raih dagunya agar menjadi mendongak menatapku. Katakan saja aku lancang tapi aku sungguh ingin melihat wajahnya

matanya sembab dan napasnya memburu, ia seperti baru saja di kejar setan

"masuk dulu, gue buati—"

ia menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia tak mau dan bersikeras tetap berdiri di teras rumah

"kenapa?" nada bicaraku dengannya melembut

aku merasa tak tega melihatnya seperti ini, ia yang selalu melempar senyum saat berhadapan denganku kini menjadi tatapan sendu yang menyedihkan

tiba-tiba saja ia memelukku dan membuat napasku tercekat beberapa detik

"W-wonu~yaa" lirihku

"saya mimpi buruk tentang kamu, dan itu keliatan nyata" jelasnya dengan suara bergetar

Beautifull love✔️Where stories live. Discover now