𝐝𝐮𝐚-

9.4K 1.5K 224
                                    

[Name] POV

" Benarkah [Name]-chan? Semalam kau hampir diserang di gang?" Tanya Mio panik.

Aku mengulum senyum.
" Iya, tapi sekarang aku 'kan baik-baik saja," jelasku.

" Tapi, bagaimana bisa kau lepas dari mereka?" Tanya Mio penasaran.

" Ah, aku diselamatkan seseorang. Sepertinya dia bersekolah disini juga, tapi dari tingginya sepertinya dia senpai," jelasku.

Mio mengangguk tanda mengerti. Dia lalu melahap onigiri yang dia bawa sendiri dari rumah.

" Eh, Mio-chan tumben bawa bekal dari rumah," celetukku.

" Kwarhena kemwarin [Name]-cjhan jugka membahwa bekhall, aghu ikut-ikgutan," jelasnya sembari mengunyah onigiri miliknya.

" Telan dulu makanan di mulut mu," peringat ku.

Mio menelan onigiri yang masih ada di mulutnya.
" Karena kemarin [Name]-chan juga membawa bekal, aku ikut-ikutan," jelas Mio.
" Lagipula, kalaupun aku ke kantin pasti berisik," sindir Mio kemudian.

" Ah, pasti karena fans Oikawa-senpai, 'kan?" Tebak ku.

" Tepat! Tiap hari, mereka semakin berisik saja," ujar Mio kesal.
" Eh, kalau tidak salah ada rumor kalau Oikawa-senpai sedang menyukai seorang gadis," ujar Mio.

Aku tersenyum kecut.
" Mio-chan bukan fans Oikawa-senpai tapi tahu rumor soal dia," ujarku.

Mio menggembungkan pipinya.
" Aku hanya mendengarnya dari anak kantin," jelas Mio.

Aku menopang dagu.
" Tapi, bukankah wajar kalau Oikawa-senpai menyukai gadis? Bukankah mantan nya juga banyak sekali?" Tanyaku.

Mio memasang pose berpikir.
" Benar juga, atau mungkin ini akan jadi gadis spesial Oikawa-senpai, yang ia bedakan dari gadis-gadis lama miliknya," jelas Mio.

" Di spesial kan oleh Oikawa-senpai? Pasti gadis yang paling dekat dengannya!" Tebak ku.

Mio menjentikkan jarinya.
" Pasti senpai, juga!" Tambah Mio.

Rutinitas sehari-hariku dengan Mio, membicarakan orang.

* * *

" Eh, kenapa kau ikut denganku, Mio-chan?" Tanya ku ketika menyadari kalau Mio mengikuti ku kala kami selesai kegiatan klub.

" Aku sudah izin pada Kaa-san, aku akan mengantarmu dulu, baru pulang," jelas Mio.
" Aku tidak ingin [Name]-chan kenapa-kenapa seperti kemarin!"

Aku menggenggam tangan Mio erat.
" Terima kasih, tapi aku pasti akan menjaga diri, kok" ujarku.

" Benar?" Tanya Mio dengan mata berkaca-kaca.

Aku mengulas senyum.
" Tentu saja!" Ujarku.

Aku dan Mio akhirnya berpisah, seperti hari-hari biasa. Kalau boleh jujur, sebenarnya aku ingin pulang berdua dengan Mio. Mengingat bahwa akhir-akhir ini aku merasa di ikuti oleh seseorang kemana pun aku pergi. Tapi, rumah Mio jaraknya lumayan jauh dari sini. Jadi, aku tidak ingin membebani dirinya.

Kali ini, aku memilih untuk berjalan di jalan yang cukup ramai untuk menghindari kejadian seperti kemarin. Tapi, tak bisa dipungkiri bahwa aku lagi-lagi merasa ada seseorang yang memperhatikanku. Setiap membalikkan badan, tiada siapapun yang memperhatikanku.

Aku ingin membenarkan kata hatiku bahwa ini pasti cuma perasaan belaka. Tapi, hal ini sudah berlanjut selama sebulan lebih. Mio, maupun kedua orangtuaku tidak tahu karena aku tidak pernah cerita. Bisa-bisa, mereka panik dan menelpon polisi. Walaupun sebenarnya aku menginginkan hal itu.

Aku mempercepat laju langkahku menuju stasiun. Sampai tidak menyadari kalau ada orang didepan.

" Ah!" Ringis ku sembari mengusap dahi ku yang terbentur.

" Kau.. tidak apa-apa?" Tanya orang yang ku tabrak.

Aku mendongak. Menatap orang yang secara tidak sengaja ku tabrak tadi karena saking paniknya. Aku menggeleng pelan.

" T-tidak apa-apa kok! Lagipula, seharusnya aku minta maaf..." Ujarku lalu membungkuk.

" A-ah, bukan apa-apa," jelasnya.

Yang ku tabrak adalah seorang laki-laki tinggi. Walaupun begitu, sepertinya ia seumuran denganku. Kelas satu SMA. Tapi, berbeda sekolah tentunya. Surai hitamnya perlahan tertiup angin malam memberi kesan ikemen. Manik blueberry miliknya juga terkesan menawan.

Dia kembali berjalan melewati ku. Tapi, entah kenapa manikku masih terpaku pada punggung lebarnya. Saat aku sadar, sekitarku sudah sepi. Buru-buru aku kembali berlari ke stasiun takut hal semalam terjadi lagi.

Walaupun begitu, dari masuk ke kereta sampai masuk rumah, aku masih merasa ada yang mengikuti ku dari belakang.

[Bersambung]







𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 || tooru✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang