Bukankah dirimu sudah kelelahan sampai tenggelam seperti itu?, aku terpisah dengannya tanpa tahu alasan dibalik itu. Apa kau sudah sadar siapa dia?, hanya mengenal dan dekat begitu saja. Dirimu juga tidak sadar bahwa selama ini dia selalu mengucapkan selamat tinggal bukan?, semua dalam kata yang terucap darinya. Apa kau tahu alasan matahari selalu menutupinya?, hanya siluet dirinya saja yang terlihat. Ingatkah dirimu tentang dirinya?, dia mengambil semuanya. Apa dirimu yakin dengannya?, tatapan kesedihan yang selalu kuingat. Benarkah seperti itu?, dia sangat rapuh. Apa aku harus katakan berulang kali padamu?, katakanlah semaumu, aku hanya ingin menyentuh hati dan suara kecil itu.
Tangisnya selalu ku tahan semampuku, aku berharap kita berdua bersama karena aku yakin bisa menemukan kebahagiaan duniawi bersamamu. Hari-hari yang menyusahkan untuk dirimu, yang tak pernah tersenyum padaku. Aku akan selalu memberikan harapan cinta untuk masa depan berkilauan yang kita jalani nanti. Semua malam yang kita lewati rasanya tak pernah berakhir seperti kita jatuh, kemari dan pegang tanganku. Bahkan ada hari dimana kau bersembunyi di dalamku, hanya untuk melupakanku. Aku akan tetap meleleh dalam dekapan pelukanmu itu. Dirimu tak perlu takut karena sampai akhir nanti datang, aku akan tetap bersamamu.
Aku membenci sesuatu dimana hanya kamu yang dapat melihatnya dan aku tidak. Seperti dirimu tertuju pada hal hidup bahkan cinta yang kau tunjukan, aku sangat membenci ekspresi yang kau tunjukan. Suatu hal membuatku percaya tapi aku tidak bisa melakukannya, apapun itu. Datang dan terjadi berulang kali, membuatku marah dan menangis. Walau begitu, aku percaya suatu saat nanti kita pasti akan mengerti satu sama lain.
"aku tidak mau!, dan aku sudah muak!.", aku langsung menggapai tanganmu, tapi kau menjauhkan tanganku. "aku tidak mau!, dan aku sudah muak!.", berbicara tentang kebenaran, aku juga ingin mengatakan hal yang sama denganmu sekarang ini. Semua yang ada di dunia ini terdiam, hanya terdengar suara jam yang selalu berdetak setiap detiknya. Kata-kata yang sudah aku siapkan untukmu tidak ada yang bisa menggapai dirimu. "aku ingin mengakhiri semuanya.", tanpa sadar terucap dari mulutku. kamu tersenyum untuk pertama kalinya.
Hari-hari yang menyusahkan ini tak bisa membuatku tersenyum. Hanya ada bayang dirimu yang begitu cantik dimataku. Tangisan tanpa henti dimalam tanpa akhir, semuanya larut dalam senyumanmu. Dihari yang tak berganti saat aku menagis, dirimu selalu merayuku dengan kelembutan. Rasanya seperti tenggelam. Kabut itu sudah menghilang, dihari aku menyembunyikanmu untuk melupakan semuanya.
Aku mengambil tangamu seperti kita berdua ingin berdansa, saling berpelukan, dimalam yang dingin untuk mengakhiri semua yang ada di dunia ini. Aku takt ahu siapa yang akan menjadi saksi, tapi ingat pesanku jangan pernah lepaskan tanganku. Seharusnya aku melakukannya malam itu juga, maafkan aku telah membuatmu menunggu selama ini. Sekarang waktunya kita berdua menuju tempat dimana seharusnya kita berada. Terima kasih sudah menunjukan kenyataan dimataku.