The Mafia 22 - Hospital ( Rumah Sakit )

3K 189 15
                                    

LEADER OF THE MAFIA

Happy Reading !

Alice tidak pernah merasa sekhawatir ini dengan orang lain setelah keluarganya.

Sejak tadi, Alice tidak berhenti menangis. Membuat Axel khawatir kalau-kalau gadis itu akan pingsan. Melihat keadaan Alice yang cukup mengenaskan.

Dengan luka yang cukup banyak di kaki, lengan dan wajahnya yang membiru. Rambutnya acak-acakan, pakaiannya lusuh. Di tambah wajahnya yang banjir air mata. Gadis itu tak berhenti menatap ke dalam ruangan tempat Aaron sedang di tangani oleh banyak dokter. Sejak 1 jam yang lalu.

Sebenarnya, Axel sudah memaksa gadis itu untuk diobati juga. Atau sekedar mengganti bajunya. Namun, gadis itu menolak dan terus saja menangis. Membuat Axel kebingungan.

Khawatir, bingung, marah menjadi satu. Axel tak henti-hentinya berjalan bolak-balik di depan ruangan tersebut. Sesekali mengumpat. Seharusnya ia tidak mendengarkan perkataan Aaron. Seharusnya ia ikut saja melawan bersama Aaron.

Axel tahu, Aaron orang yang kuat. Namun, Aaron tetaplah manusia. Ia akan merasakan sakit , bahkan kehilangan kesadaran. Meski begitu, Axel sangat kagum pada Aaron yang mampu bertahan dengan luka yang hampir di sekujur tubuhnya. Lukanya pun tidak main-main. Luka tembakan peluru, tebasan, memar, serta beberapa tulangnya yang retak.

Axel akan memastikan dalang di balik kejadian akan menyesal. Membunuhnya dengan cara yang sangat menyakitkan.

Tiba-tiba, Axel merasakan ponselnya yang bergetar di saku.

Axel segera mengangkatnya begitu melihat nama Marcell tertera disana. Axel bahkan lupa mengabari Marcell dan Albert.

"Ya , Halo, Axel. Aku ingin tahu apakah kalian baik-baik saja" sahut Marcell segera.

Axel memejamkan matanya sejenak, menghela nafas berat.
"Sesuatu telah terjadi pada Aaron. Kami sekarang di rumah sakit. Kau dan Albert cepatlah kemari. Jangan lupa siapkan apapun yang kita butuhkan disini. Mengerti?" Jawabnya dengan cepat. Axel bisa membayangkan ekspresi menyebalkan Marcell saat ini. Pasti ia merasa terkejut secara berlebih--

"APAA?!"

Kan sudah Axel bilang.

Untung saja Axel telah terlebih dahulu menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Ba-baiklah, aku akan segera menyiapkannya"

Axel mengangguk kemudian memutuskan sambungan.

Ia kembali menatap ruangan Aaron. Yang didepannya masih ada Alice yang terus menatap khawatir. Axel merasa kasihan juga.

Gadis itu pasti merasa dialah penyebabnya. Tapi, bagaimanapun, ini kesalahan Aaron juga yang ceroboh.

Ah .... Reline. Gadis itulah penyebabnya.

Jika saja Reline tidak melakukan hal bodoh seperti itu. Mungkin, situasinya akan berbeda.

Axel berbalik segera setelah mendengar suara pintu yang di buka.

"Do-dokter, apakah dia baik-baik saja?" Tanya Alice segera begitu melihat dokter telah keluar dari ruangan. Dengan suara yang bergetar bergetar.

"Pasien kehilangan banyak darah. Kami sedang mencari golongan darah O. Kami kehabisan stok darah tersebut. Apakah kalian bisa membantunya?" Jawab dokter itu tergesa.

"Maksudmu?! Bagaimana bisa sebuah rumah sakit tidak mempersiapkan hal besar seperti itu?!" Sahut Axel marah.

Ia bingung. Darah O?
Golongan darahnya adalah AB. Axel bisa saja mencari Darah O bahkan ke seluruh penjuru dunia. Tapi ... mereka butuh secepatnya.

LEADER OF THE MAFIA ; AARON CEDRIC [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang