Chapter 3

38.3K 3.2K 328
                                    

°°°

Hari ini tampaknya menjadi sebuah kesialan bagi seorang Linzy Adeeva. Pertama, tadi pagi dia bangun terlambat sehingga harus terkena omelan dosen yang sialnya merupakan kekasihnya. Dan entah ada setan apa yang merasuki Arka, karena hari ini dia benar-benar menyebalkan.

Namun sepertinya kesialan itu belum berakhir. Linzy menggigit jarinya dengan gelisah. Sudah hampir lima belas menit gadis itu berdiam diri di dalam toilet kampus.

"Sumpah! Hari ini gue emang apes!"

"Huhu Mama... Tolong anak gadismu ini," Gumam Linzy dengan nada frustasi.

Linzy kembali melirik ke arah belakang. Menatap rok jeans selutut yang ia kenakan.

"Bocornya makin keliatan, astagfirullah!"

Jadi, tadi begitu selesai mata kuliah Pak Lingga, niat Linzy pergi ke toilet untuk mencuci muka karena merasa gerah dengan tingkah Arka. Namun sialnya, hari ini Linzy melupakan tanggal kedatangan bulannya. Dan ya, resikonya seperti ini. Dia terjebak di toilet karena tidak membawa persediaan pembalut.

Avril, sahabatnya sudah pulang lebih dulu karena ada acara keluarga. Sedangkan Dara, dia di panggil oleh Pak Lingga. Entah ada urusan apa. Rasanya percuma saja menghubungi mereka untuk meminta tolong.

Jika saja Linzy sedang tidak kesal kepada Arka, sudah pasti Linzy akan meminta tolong padanya. Karena biasanya lelaki itu selalu sigap jika Linzy sedang membutuhkannya.

Tetapi, mengingat ucapan pedas Arka tadi di kelas membuat mood Linzy menurun drastis. Yang pasti kali ini Linzy sudah mempunyai tekad kuat untuk mendiami kekasihnya itu.

Kita lihat, seberapa lama dia bertahan ketika Linzy mendiaminya?! Gadis itu tampak tersenyum licik membayangkannya.

"Ah iya, Keenan!" Pekik Linzy tersenyum senang.

Gadis itu langsung mencari keberadaan ponselnya untuk segera menghubungi Keenan, saudaranya. Beruntungnya karena sambungan telpon langsung di angkat oleh Keenan.

"Kenapa, Zy?" Tanya Keenan, suasananya terdengar sedikit berisik.

"Lo dimana? Tolongin gue," Rengek Linzy yang seketika langsung membuat Keenan khawatir.

"Gue di kampus, mau rapat sama anak-anak BEM. Lo kenapa?!"

"Sekarang gue lagi di toilet, ga bisa keluar!"

"Ada yang jailin lo?" Tebak Keenan.

"Ishhh, bukan!"

"Lah? Terus?"

"Gue bocor," Cicit Linzy dengan pelan.

"Bocor? Apanya yang bocor Zyzy?"

Linzy menggeram frustasi karena Keenan terlalu banyak bertanya. Padahal situasinya saat ini sudah sangat urgent.

"Mending sekarang lo beliin gue pembalut, oke? Gue tunggu di toilet cewe fakultas gue,"

"Eh buset! Gue sekarang mau rapat sama anak-anak BEM Zy," Balas Keenan meringis tak enak.

"Keenan please..."

"Laki lo kemana?"

Linzy berdecak malas mendengarnya, "Gatau, dah pulang kali!"

"Lagi marahan lo?"

"Sekarang bukan waktunya bahas itu! Buruan ih, lo ga kasian hah? Gue udah hampir setengah jam diem di sini gara-gara ngemis bantuan!" Kesal Linzy.

The Lecturer Is MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang