4. Ditembak

5.8K 661 162
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen😊

-Happy Reading-

Ilham yang sudah sampai di rumahnya, merebahkan tubuh Ana. Lalu menyelimuti sang adik.

"Selamat tidur," ucap Ilham sambil mengecup dahi adiknya lembut. Lalu keluar dari kamar Ana.

Ilham masuk ke kamarnya. Berjalan ke kamar mandi ingin  mencuci wajah dan menggosok giginya. Setelah selesai dengan ritualnya, barulah ia merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang menerawang jauh entah ke mana.

"Jagain adik kamu, lindungi dia. Kalau sampai ada yang nyakitin dia, ayah sama bunda bakal kecewa sama Ilham. Jangan bertengkar, kalian harus saling melindungi."

Seketika perkataan ayahnya kembali teringat oleh Ilham. Sebisa mungkin ia akan menjaga adiknya, karena yang terpenting di hidup Ilham sekarang adalah kebahagiaan sang adik.

Namun, saat melihat adiknya menyukai laki-laki seperti Ray. Membuatnya khawatir, apalagi Ray terlihat acuh pada sang adik.

Pusing memikirkannya membuat Ilham mengantuk, perlahan tapi pasti mata itu mulai tertutup. Menjelajah menuju alam mimpi.

Sedangkan di kamar Ana, terlihat gadis itu tersenyum dengan mata yang masih terpejam. Selimut yang semula berada di atas tubuhnya, kita berpindah posisi terjatuh kelantai.

Tangannya memeluk erat sebuah bantal guling, dengan masih tersenyum senang.

Saat membuka matanya, pemandangan rerumputan yang hijau pertama kali dilihat Ana. Ia bingung sedang berada di mana sekarang, matanya menatap sekitar yang terlihat sangat sepi. Sepertinya hanya ada dia di sini, Ana perlahan melangkah menyusuri jalanan itu.

Matanya terus saja disuguhkan pemandangan yang indah, banyak bunga-bunga dan pohon menambah kesan sejuk di sana.

Lelah karena terus saja berjalan, akhirnya ia mendapati sebuah kursi. Langsung saja Ana duduk di sana.

"Kok sepi sih, kayak gak ada kehidupan aja," gerutunya. Ana memejamkan matanya sejenak, lalu saat mata itu terbuka wajah seorang laki-laki berada tepat di depan wajahnya. Membuat Ana kaget.

"Astaghfirullah, ganteng!"

"Hai?" sapa laki-laki itu. Ana seperti tak asing dengan wajah di depannya ini.

"Loh, Kak Ray?" kaget Ana. Ray hanya terkekeh, duduk di samping Ana.

"Kenapa kaget?" tanya Ray menatap Ana. Tangannya terulur, memegang wajah Ana.

"Gak! Biasa aja," sahut Ana. Menjauhkan tangan Ray dari wajahnya. Ray terkekeh menanggapinya.

"Ana," panggil Ray lembut seraya memegang kedua tangan Ana.

"K-kenapa, kak?" tanya Ana gugup.

Ray tak lagi menjawab, melainkan ia mendekatkan wajahnya pada Ana. Saat semakin dekat, Ana memejamkan matanya. Pikirannya sudah melayang entah ke mana.

"Jadi pacar gue ya."

Deg!

Bersamaan dengan ucapan itu, Ana merasakan sebuah benda lembut menyentuh bibirnya. Apa sekarang Ray tengah menciumnya?

RAYNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang