8. Boneka

4.2K 515 69
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen😊

-Happy Reading-

"Dorong yang kuat dong!"

"Astaghfirullah, Kak Ray sayang. Ini udah paling kuat tau! Lagian, kenapa pake mogok segala sih, masa aku yang cantik gini di suruh dorong motor, man--"

"Udah dekat itu, sedikit lagi!" potong Ray cepat.

Ana mendengus kesal, hampir sepanjang jalan mereka tak ada menemukan orang yang menjual bensin.

Setelah dari SMA Wijaya tadi, tiba-tiba motor Ray mogok karena kehabisan minyak.

Ray dan Ana berjalan seraya mendorong motor itu. Menjadi bahan tatapan orang-orang yang kebetulan juga melintas melewati mereka.

"Semangat ya kak!" teriak seorang anak laki-laki yang bersepeda.

"Dek!" panggil Ana.

"Kenapa kak? Mau ikut aku?"

"Kak Ray, aku ikut dia aja deh!" ujar Ana pada Ray, memasang wajah memelasnya.

"Ya udah, kita putus."

Ana yang semula tampak tak bersemangat langsung tercengang. "Dek, gak jadi."

"Oke, kakak cantik." Anak laki-laki itu kembali mengayuh sepedanya. Meninggalkan Ray dan Ana yang terlihat kelelahan.

Akhirnya setelah cukup lama mendorong motor, mereka menemukan sebuah warung yang menjual bensin.

"Kak Ray," panggil Ana. Mereka sedang duduk beristirahat di warung itu.

Ray menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa?"

"Em, itu tadi kan. Kak Ray bilang putus gitu, berarti kita pacaran dong ya?"

"Enggak, kan lo cuma babu gue doang gak lebih."

Ana menyentuh tangan Ray, lalu mengangkat telapak tangan itu.

"Argh ... sakit woi!"

"Bilang aku babu terus sih," gerutu Ana setelah menggigit tangan Ray.

"Setan!"

"Hah? Sayang, apa sayang?"

Beneran gila. Batin Ray lalu bangkit dari duduknya. Setelah membayar bensin, Ray langsung bergegas menghidupkan motornya.

"Bu, makasih ya!" pamit Ana. Duduk di jok belakang motor Rayhan dengan senyum yang lebar. Jangan lupakan tangannya yang melingkar diperut Ray.

"Lepas, An."

Ana menggeleng kuat, "Kenapa sayang?"

"Jijik gue, pengen ninggalin ntar nangis," gumam Ray yang tentu saja tak di dengar oleh Ana.

"Kak Ray sa--"

"Diem, jangan buat gue gak fokus!" Ana langsung diam, menikmati perjalanan itu dengan tenang.

Ray memparkirkan motornya di depan sebuah toko mainan. Ana segera turun, menunggu Ray yang masih membuka helmnya.

"Cepetan sayang!" rengek Ana.

Ingin sekali rasanya Ray meninggalkan gadis di depannya ini. Tanpa memedulikan Ana, Ray melangkah memasuki toko mainan itu.

Saat sibuk melihat-lihat, tangannya langsung digenggam oleh seseorang yang ternyata adalah Ana.

Ana tersenyum, memperlihatkan gigi gingsulnya. Lalu menarik Ray, "Kita beli apa nih, kak?"

Ray mengambil sebuah boneka beruang dengan ukuran sedang, memberikannya pada Ana yang langsung bahagia. "Mak--"

RAYNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang