16. Terlambat

3.2K 384 59
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen:)

Kalo ada typo tandain aja ya😉

-Happy Reading-

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat, tetapi gadis itu masih terlihat terlelap dalam mimpinya. Bahkan suara ketukan pintu yang berkali-kali terdengar itu tak membuatnya beranjak, malahan Ana mengeratkan selimut ditubuhnya.

Kesal karena sang adik yang tak kunjung juga bangun, Ilham langsung  mendobrak pintu itu.

Hal yang pertama kali dilihatnya adalah keadaan kamar yang kacau dengan seorang gadis berada di bawah selimut.

Ilham membuka tirai jendela di kamar Ana. Membuat sinar matahari masuk melalui celah-celah itu. Namun, masih sama seperti tadi Ana bahkan tak beranjak sedikit pun.

"An, kamu gak sekolah?" Ilham membuka selimut sang adik. Menariknya paksa agar bangun.

Dengan mata yang masih terpejam, Ana duduk. Ilham yang geram langsung mengangkat sang adik menuju kamar mandi. Membuat tubuh itu melayang.

Sedangkan Ana mengeratkan pelukannya pada tubuh Ilham. Ia kembali tertidur.

Ilham membawa tubuh itu ke kamar mandi. Meletakkan Ana ke dalam bathtub yang masih kosong.

Ana masih betah dengan tidurnya, lalu secara tiba-tiba ia merasa tubuhnya basah seperti kehujanan.

"Hujan!" jeritnya seraya membuka mata dan sadar bahwa sekarang ia berada di kamar mandi.

Ilham yang menyiram adiknya tadi, langsung menatap Ana dengan wajah tajamnya.

"Bangun juga akhirnya. Mandi cepetan, kamu udah telat!" ujar Ilham, lalu keluar dari kamar mandi. Meninggalkan Ana yang masih mengumpulkan nyawanya. Karena ia belum sepenuhnya sadar, bahkan suara Ilham hanya seperti angin lalu bagi Ana.

Ana kembali menguap, pertanda ia masih mengantuk. Bukan tanpa alasan ia seperti ini, pasalnya malam tadi ia bergadang hanya untuk menonton drakor kesukaannya.

"Masih ngantuk," gumam Ana sambil mulai membersihkan tubuhnya.

Ia mengguyur seluruh tubuhnya dan langsung menjerit kedinginan.

Cukup lama Ana di dalam, sedangkan Ilham sudah mondar-mandir di bawah. Menunggu sang adik yang tak kunjung juga menampakkan batang hidungnya.

"Ana cepetan, abang mau ke kantor!" teriak Ilham. Ana yang sudah keluar dari kamar mandi, dibuat kaget saat matanya tak sengaja melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat.

"Abang, kenapa gak bilang udah jam tujuh lewat sih!" teriak Ana frustrasi. Memakai seragamnya cepat-cepat, lalu menyisir rambutnya.

Setelah semua selesai, Ana langsung menuruni tangga dengan terburu-buru. Tangannya tampak memegang sepasang sepatu.

"Cepetan!" Perintah Ilham, mengajak sang adik keluar dari rumah itu.

"Hai, Kak Ana!" teriak Miska sambil melambaikan tangannya pada Ana.

"Hai!" jawab Ana seraya terburu-buru masuk ke dalam mobil Ilham.

Miska dan Miko yang tengah bermain itu, menatap Ana dengan heran. Sedangkan Nisa yang sedari tadi juga memperhatikan hanya menggelengkan kepala saja.

"Kak Ana kok gak sama Bang Ray ya?" celetuk Miko membuat Nisa mengalihkan perhatiannya.

Menatap sang anak dengan senyuman. "Kak Ana telat bangun, jadi gak barengan sama abang kalian," jelasnya.

RAYNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang