RASA INI BERBEDA. PERASAAN YANG KALUT,OTAK BERUSAHA MENCERNA DAN HATI YANG INGIN DI DENGAR
__________________________________"Kita cari ke arah sana"ucap Satya menengahi
"RAYYAAA"
"MECC...MECCA"
"RAYY"
__________________________________
"Mecc jangan panik,Lo tenang yah"ucap Raya dengan memejamkan mata.
Raya terus berusaha menenangkan Mecca yang sangat amat ketakutan, Raya bahkan melupakan dirinya yang tidak baik baik saja dengan kaki kanan yang berdarah darah dan kaki kiri nya yang kemungkinan terkilir.
"K-kenzo ma-mana Rayy...gue t-ttakut"Mecca dengan menatap manik mata Raya yang sesekali memejamkan mata.
"Tenangin diri lo Mecc"balas Raya pelan
Dari arah yang tak jauh dari mereka terdapat Alvi,Kenzo,Satya dan Dino.
Satya berlari menghampiri keduanya dan tanpa berpikir panjang segera menyelipkan salah satu lengannya di tengkuk Raya.
"Gue bawa Raya dulu,kalian inget jalannya kan?"tanya Satya memastikan dan di balas oleh Dino.
Raya hanya diam menahan sakit mendapat perlakuan dari Satya.
Kenzo,lelaki itu diam di tempat menatap ke arah Mecca yang ikut menatapnya. Kenzo melangkahkan kaki mendekati Mecca dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya, Mecca hanya diam ia sangat takut karena trauma masa lalunya.
Perlahan Mecca mengurai pelukannya dengan air mata yang membasahi pipi kanannya.
"G-ggue...-"Gue di sini,jangan takut okay"Kenzo berusaha menenangkan lalu membawanya dalam pelukan.
"Ehheemm.."tegur Dino melihat keduanya,membuat mereka berdua tersadar dan mengurai pelukannya
"Balik"ucap Alvi singkat lalu berjalan menjauhi ketiganya
"Pacaran Mulu"cibir Dino lalu menyusul Alvi
Dino menyeimbangi langkah Alvi namun Alvi yang terus mempercepat langkahnya.
"Lo mau ga kayak Mecca"bisik Dino pada Alvi
"Brisik"balas Alvi Membuat Dino tersenyum tipis
______________
Ruangan dengan nuansa warna putih dengan bau obat obatan yang menjadi khasnya.
Disinilah Raya, setelah dua jam yang lalu membuat Satya segera meminta izin pihak sekolah dan membawa Raya di rumah sakit.
Raya hanya diam tanpa menanggapi, ia berpikir ini semua sangat berlebihan karena baginya luka bagian kakinya tidak seberapa jika di banding dengan luka yang pernah di alaminya.
Ia hanya berusaha menahan kesadarannya sedari tadi karena tujuannya hanya ingin menyusul lelaki yang menghubunginya beberapa jam lalu.
Cklek..
Pintu ruangan tersebut terbuka menampilkan lelaki dengan Kemeja hitam dengan lengan kemeja yang terlipat sampai siku
Raya,gadis itu yang berada dalam ruangan mengalihkan perhatiannya ke arah pintu.
"Makan Rayy"
Satya,lelaki itu yang sedari tadi menemaninya. Setelah mengganti pakaian,Satya kembali menemui Raya.
"Balik ajalah"balas Raya
"Inget kaki lo Ray"ucap Satya menatap dalam ke arah Raya
"Makan makanannya,gue keluar dulu"Satya meninggalkan ruang inap itu.
Sepeninggalan Satya kini Raya hanya menatap makanan yang berada di atas nakas tanpa minat.
Perhatiannya beralih pada ponselnya yang bergetar."Nathan"gumam Raya
"Kenapa?"tanya Raya menjawab panggilan Nathan
"Lo gapapa?apanya yang sakit?perlu gue balik?rayyy?lo gapapa kan?lo kemana aja taddd-" Raya mengerutkan dahi sekaligus tersenyum mendengar pertanyaan beruntun dari Nathan
"Bawel lo udah keluar ternyata"balas Raya
"Gue serius" ucap Nathan dari balik telephone.
"Gue gapapa"balas Raya
"Serius ?lo gapapa?"tanya Nathan lagi
"Lo sama aja doain gua kenapa napa"balas Raya dengan berdecak
"Eum..Nath"panggil Raya
"Yaa?"
"L-lo kemana?"Tanya Raya ragu
"Ada acara keluarga"balas Nathan menutupi kegugupannya
"U-udah dulu Ray..nyokap gue nyariin, lo jaga diri yah"ucap Nathan lalu mematikan sambungan telephonenya
Sambungan terputus membuat Raya lagi lagi bingung terheran
"Dia kenapa?"gumam Raya
"Gue jadi inget omongan Alvi yang bilang ada yang aneh,gua tanyain lah ntar"ucap Raya
_____________
Di tempat perkemahan suasanan sedikit lebih baik karena Mecca dan Raya yang berhasil di temukan.
Namun sepertinya tidak baik baik untuk gadis satu ini,sedari tadi yang di lakukan hanya menenangkan diri dengan terus bernafas gusar dan sesekali mengusap wajahnya dengan kasar.
Mecca,gadis itu masih sedikit ketakutan mengingat kepingan memori masa lalunya.
Dari arah yang tak jauh ,Kenzo sedari tadi mengamati Mecca. Cukup ia di buat kalut karena kejadian tadi,kini Kenzo masih melihat jelas raut ketakutan dari Mecca.
Bahkan Kenzo tak tau apa yang di takuti oleh gadis itu. Perlahan Kenzo mendekati Mecca dan duduk di samping kanan gadis itu.
"Kenapa?"tanya Mecca dengan melirik sekilas ke arah Kenzo
"Ha?"
"Kenapa?"
"Ha?apa?"
"Ck,lo kenapa?"tanya Mecca
"Gue kangen lo yang bawel"balas Kenzo dengan menatap ke arah depan.
"Sialan lo"balas Mecca lalu sedikit tersenyum
"Gue minta maaf,tadi-
"Udah lupain"timpal Mecca
"Tapi, lo gapapa kan??"tanya Kenzo memastikan
"Heumm"
Lalu keduanya saling menatap dengan tersenyum sangat amat tipis.
__________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
The troublemaker girls
Teen Fiction~tawa itu palsu hingga tawa sesungguhnya hadir terdorong oleh waktu ___________ Manjadi trouble, bad tanpa alasan itu ialah mustahil. Begitu pula dengan mereka yang menjadi bad karna suatu alasan.Yang orang selalu liat selalu tegar dan bahagia tapi...