82.Ti-Tikus!!!!

941 169 17
                                    

Disuatu tempat, terlihat beberapa mobil polisi terparkir didepan sebuah Gedung.

Beberapa wartawan pun terlihat memenuhi area tempat itu, membuat suasana di tempat itu terlihat ramai.

Tak lama kemudian beberapa orang terlihat dibawa oleh polisi dari dalam gedung tersebut dengan tangan yang telah terborgol.

Melihat hal itu, Beberapa Orang Kameramen Segera saja menyoroti hal itu sebelum salah satu Reporter wanita mulai mendekati salah satu polisi yang baru saja memasukkan Tahanannya kedalam Mobil.

"Permisi Pak,biasakah kami melakukan wawancara dengan bapak?"

Mendengar hal itu,Sang Polisi terlihat berpikir sejenak sebelum menganggukkan kepalanya pelan.

"Jika hanya sebentar, tentu."

Sang Wartawan terlihat tersenyum,ia pun segera menoleh kearah Kameramen yang mengikutinya dibelakang untuk mendekat Sebelum kameramen itu segera menyalakan kamera miliknya.

"Baik dengan Pak Sudirman?, kalau begitu.."

Sang Reporter mulai menanyakan beberapa hal seperti bagaimana kronologi penangkapan,Motif para Perampok dsb.

"Oh ya pak, sebelumnya ada perampokan serupa di bank pusat kota apakah ini ulah dari kelompok yang sama? Selain itu seperti yang kita ketahui bahwa perampokan sebelumnya ada seseorang selain polisi yang menghentikan perampokan itu,apakah disini juga ada hal serupa? "

Mendengar berbagai pertanyaan yang dilontarkan sang wartawan,Polisi itu segera mengalihkan pandangannya kearah seorang Pria berambut hitam tak jauh dari tempatnya berdiri.

Pria itu terlihat tersenyum canggung Sambil menggelengkan kepalanya membuat sang Polisi segera menganggukkan kepalanya.

"Kalau soal kelompok perampok ini,kami masih melakukan penyelidikan dan untuk identitas dari orang yang dimaksud kami akan merahasiakannya sesuai dengan keinginan orang itu sendiri."

Mendengar hal itu,Sang Reporter terus berusaha untuk mengorek informasi tentang 'orang itu' namun pak polisi juga tak mau kalah, membuat sang Reporter hanya menghela nafas panjang sebelum akhirnya meninggalkan tempat itu.

Reyhan sendiri terlihat menghela nafas legah melihat hal itu,ia sebenarnya  tak pernah berpikir untuk terlibat dalam hal seperti ini.

namun ia memegang teguh prinsip pamannya yang diturunkan tepat ketika ia meninggal dulu.

"Senjata dan Membunuh adalah hal buruk yang tercipta oleh ketamakan dan keegoisan manusia, namun ketika hal itu diperlukan untuk melindungi maka lakukanlah asal jangan sampai kehilangan sisi kemanusiaan mu  kah?"

Reyhan Segera menutup kedua matanya Sambil membayangkan wajah Pamannya,orang yang telah merawatnya dan sangat ia Hormati.

"Paman.."

Menghela nafas panjang, pria berambut hitam itu hanya memandangi langit malam yang dipenuhi bintang itu sebelum mengalihkan pandangannya kearah pria Gemuk tak jauh dari tempat ia berdiri.

"bagaimana Lenganmu?"

Reyhan mulai mendekati Fadli yang lengannya sedang dibalut perban oleh Seorang Wanita berambut pirang di tempat itu membuat Reyhan mengerutkan alisnya ketika merasa mengenali wanita tersebut.

"Ah ya,tidak masalah! tadi hanya kemasukan peluru dan kini seluruh pelurunya sudah dikeluarkan." ucap Fadli sambil secara tak sadar menunjuk kearah peluru yang ada di bawahnya,membuat tangannya kembali merasakan rasa sakit.

"Hah.. jangan terlalu banyak bergerak dulu,ini masih belum selesai."

Martha hanya menghela nafas panjang sambil terus membungkus lengan Pria Gumpal itu sebelum mengalihkan pandangannya kearah Reyhan sambil mengedipkan sebelah matanya membuat pria berambut hitam itu hanya tersenyum canggung menanggapi hal itu.

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang