"Oke. Gue harus turunin semua buku yang ada di rak ini!" tutur Bliss, memaksakan dirinya sendiri untuk semangat. Di hadapannya ada rak buku tua milik Ivy.
Walaupun tak terlihat bagi Bliss, Amber yang berdiri di samping gadis itu mendengus sambil melipat tangan. "Serius? Berat-berat, loh. Kamu kuat?"
Seolah-olah mendengar, Bliss mengepal tangannya. "Bliss kuat!"
Amber manggut-manggut. Terserah cewek ini, deh. Kalo encok juga dia yang encok.
Bliss memulai dengan buku bersampul warna ungu tua, terletak di pojok kiri rak paling atas, dan tak main-main tingkat ketebalannya.
"Hnng!" Bliss mendesah, kesulitan mengambil buku tersebut walaupun gadis itu sudah berjinjit. Ia bisa merasakan bahwa buku itu sangat berat.
Awalnya Amber cuek. Namun setelah melihat wajah memelas Bliss, dia jadi enggak tega. Setidaknya Amber bisa bantu.
Jadi, Amber mundur dua langkah serta memposisikan kedua tangannya ke arah rak kayu. Sedetik kemudian, cahaya biru datang dari tangan Amber, meluncur mengitari tiap inci buku dan pernak-pernik di rak tersebut.
"Tolang dibantuin ya.. Blissnya. Saya tahu dia kesannya kasar, tapi dia lagi kebawa emosi aja, kok." pinta Amber halus pada roh-roh yang hinggap disana.
Senyum Amber seketika terangkat saat ia mendapat respon positif. Mereka berucap ke Amber bahwa mereka mengerti (karena Bliss adalah adik kesayangan Ivy), dan buku-buku itu mereka ringankan guna membantu Bliss.
"Terimakasih."
SREK
"AH!!" sorak Bliss puas begitu buku yang ia incar berhasil mendarat di tangannya. Setelah menaruh buku itu ke lantai, dengan penuh tenaga ia mengambil buku-buku yang lain.
"Sama-sama." celetuk Amber, tersenyum kecil.
Kalau sudah begini, Amber tak punya kerjaan lain. Maka sambil melipat tangannya, Amber memutuskan untuk bersender ke rak buku untuk menyaksikan kegiatan Bliss.
Sialnya sesuatu di luar ekspektasinya terjadi.
Tubuhnya menembus kayu yang ia senderkan . Ia terjatuh hingga terduduk ke lantai karena tak siap.
Semuanya hitam. Kemanapun Amber menggerakkan matanya, apa yang ia lihat hanya gelap gulita.
Ia tak pikir panjang. Mungkin saja ia tersangkut di dalam dinding, bukan? Yah, Amber enggak pernah mengalami hal ini, sih. Tapi ia tak mau ambil pusing.
Langsung saja ia lajukan tubuhnya ke depan, berniat untuk menembus rak buku itu kembali agar ia bisa di samping Bliss. Namun yang ada ia malah terhempas ke belakang, seakan-akan ditolak gravitasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bliss & Amber (DISCONTINUED)
FantasyBliss pernah bilang kalau puing-puingnya tersusun utuh kembali mungkin ia bisa belajar mencintai. Amberpun setuju. Jadi tugasnya kini hanya menunggu. Entah menunggu untuk menyayangi sebagai mahluk sia-sia, Atau sebagai malaikat penjaganya. ♡ ⚠️ WARN...