Hari yang sial🙂🔫

115 46 54
                                    

Sang raja siang kembali dari ufuk timur, memancarkan cahaya terangnya. Menembus benang-benang yang tersusun rapi menjadi satu.

Nada-nada dari makhluk kecil bersayap yang hinggap di ranting pohon, seakan-akan mereka berkata 'bangunlah putri yang cantik, suasana terang merindukanmu'

Lalu yang dibangunkanpun, bangun. Ia Mengusap mata indahnya, merengangkan badan, dan beranjak dari tempat tidur, untuk membuka jendela. Lalu, menyapa makhluk-makhluk kecil bersayap baik hati yang telah membangunkannya.

Zonggg!!! tapi itu hanya terjadi di cerita dongeng atau orang lain yang mengalaminya. Pastinya bukan aku.

Disaat aku masih tertidur pulas di balik selimut warna light grey ku. Tiba-tiba, aku merasakan tangan besar mendarat di hidungku dan seketika, aku tidak bisa bernapas. Lalu, ku pukul-pukul tangan besar tersebut. Tapi, tetap saja tidak mau pergi.

Aku tidak kepikiran untuk membuka mata, karena yang ada di pikranku, ini, hanyalah mimpi. Jadi, aku mengacuhkan tangan itu dengan bernapas melalui mulutku. Setelah itu, aku terbangun. Tapi, tidak dengan badanku. Melainkan hanya telingaku saja. Telingaku mendengar-

"Ca bangun Ca... Ca Ica bangun Ica bangun.. Ica.. Woiii sapiii bangun!!!"

Suaranya pelan, tapi dibagian akhir keras sekali. Akupun membuka mata. Dan ternyata Kak Ten yang ada di balik suara tersebut. Aku menatapnya dengan mata sedikit terbuka. Lalu, aku mengacuhkannya. Menarik selimut, dan kembali tidur.

"Waah! bener-bener nih anak, Ca!! Ica.. Ica bangun.. bangun ajg! lu niat sekolah gak sih?! gue itung sampe tiga kalo gak bangun juga, gue tinggal nih! satu.... dua... tiga..! astaga nih anak!"
Kak Ten berusaha membangunkanku dan berakhir dengan melolos bantal yang ada di kepalaku lalu menindihkannya di wajahku. Sambil menggerutu dengan lamat.

"Woii ah!! apasih?! masih pagi udah tereak-tereak!" jawabku sambil menepis bantal dan tangan kakakku. Lalu, aku bangun dari kasurku 'hanya bangun' duduk dan melek.

"Udah dibangunin bukannya bilang makasih kakakku yang paling ganteng, udah bangunin Ica. Ini malah marah-marah!" Tanggap Kak Ten.

"Ini bukannya bangunin adek, malah muk bunuh adek! tadi gue gak bisa napas gara-gara lu tai!" jawabku yang tidak mau kalah.

"Salah sendiri bangun pagi aja males. Lagian tadi gue udah bangunin elu dengan cara halus kok, cuman nutup lobang idung lu doang. Eeh.. Ica adeknya kakak yang paling imut ini malah masa bodoh napas pake mulut dan gak bangun juga. Yaudah, gue bekep aja sekalian pake bantal ileran lu!" Jelas kakakku panjang.

"Tapikan, seharusnya lu tuh ja-"

Tiba-tiba, pintu terbuka dan menampakkan Mama yang berdiri di depan pintu, lalu menghampiri kami berdua.

"Eh Dek.. udah cepetan bangun, jangan malah berantem gini sama kakak, lagian dari tadi looh kakak bangunin kamu... udah ah bangun, mandi habis itu sarapan. Kasian Papa, udah nunggu dari tadi" Pinta Mama.

"Tuh dengerin makanya... ini Ma.. Ica tuh ngegas mulu kalo ngomong sama kakak" Adu Kak Ten ke Mama.

"Kak.. udahlah.. udah gede jangan berantem mulu, gak malu apa? cepetan dek!!"
Jawab Mama dan akupun langsung pergi ke kamar mandi.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Di kelas

"Eh Ca! lu kenal Bangchan gak? masa gua disuruh ngasih kepastian ke dia sih?? emangnya selama ini gue ngapain dia? perasaan gak ngapa-ngapain deh?"

Di saat jam pelajaran Pak Sooman, guru Biologi killer. Sempat-sempatnya Si Youra melontarkan pertanyaan yang menuntut untukku jawab. Sebenarnya, tidak menuntut sih, hanya saja mulutku ini gatal jika tidak menanggapi patner satu bangku ku ini.

I Got You || Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang