Chapter 16

68 7 8
                                    

Pelajaran terakhir sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Semua murid SMA Hwarang berhamburan keluar kelas dengan wajah yang lesu bercampur senang. Hari sudah hampir sore dan waktunya mereka pulang ke rumah masing-masing.

Hal tersebut juga dirasakan oleh Lisa, Jennie dan Rose. Ketiganya tampak beriringan melewati sepanjang koridor sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Mereka juga sama lelahnya dengan para murid yang lain. Namun seruan seorang pemuda menghentikan langkah ketiganya.

"Jennie!"

Jennie yang merasa ada yang memanggil namanya secara refleks langsung menolehkan wajahnya kearah sumber suara. Di sana Jennie bisa melihat seorang pemuda tengan berlari kearahnya. Setelah melihat siapa pemuda itu, spontan saja Jennie menyerukan sebuah nama.

"Seokjin Oppa!!?"

"Baguslah kau masih mengingatku, Kim Jennie."

"Seharusnya itu kata-kataku untukmu, Oppa!"

"Kenapa begitu? Kekeke."

"Jangan terkekeh seperti itu. Oppa seperti orang gila."

"Kau ini ketus sekali. Kita bahkan baru bertemu. Kau tidak merindukanku yang tampan ini?"

"Yak! Kenapa kadar kenarsisanmu belum hilang juga?"

"Seokjin Oppa, apa kabar?" Itu suara Lisa.

"Hai Choi Lisa. Tentu saja aku baik dan semakin tampan. Kau juga semakin cantik."

"Berhenti menggoda Lisa dengan Wink-mu yang menggelikan itu, Oppa!"

"Wae? Kenapa kau begitu kesal padaku. Apa salahku, wahai adikku yang paling jelek?"

"Oppa kemana saja? Kenapa tidak pernah menemuiku sejak hari pertama aku di sekolah. Oppa tidak lupa kan kalau aku juga masuk sekolah ini?"

"Eem... Itu, Maaf Jennie. Oppa tidak bermaksud untuk melupakan keberadaanmu di sini, tapi Oppa sangat sibuk. Sungguh."

"Oppa sibuk?"

"Yup. Oppa sedang mempersiapkan diri untuk ikut olimpiade."

"Olimpiade? Aku tidak tahu Oppa sepintar itu?"

"Tentu saja kau tidak tahu. Kau kan jelek."

"Oppa menyebalkan."

"Oppa juga tengah sibuk mempersiapkan pergantian ketua OSIS. Jadi kau mau memaafkan Oppa kan?"

"Aku juga tidak tahu Oppa adalah ketua OSIS. kenapa waktu kegiatan masa orientasiku Oppa tidak ada?"

"Oppa bukan ketua, tapi wakil. Waktu itu Oppa memang tidak pernah masuk ke kelasmu. Oppa ditugaskan di kelas lain. Waktu acara penutupan memang Oppa tidak bisa hadir."

"Oppa selalu saja pintar membuat alasan."

"Tentu saja. Aku kan Kim Seokjin. Kekeke"

Penuturan tersebut membuat Jennie merotasikan bola matanya malas. Kakak sepupunya yang satu ini memang sungguh luar biasa kepercayaan dirinya.

"Ngomong-ngomong Jennie, tadi bibi menelfonku."

"Ibu menelfon Oppa?"

"Bibi bilang nomormu tidak bisa dihubungi."

"Benarkah?" Tanya Jennie sambil mencari ponselnya di dalam ransel yang sedari tadi berada di balik punggungnya.

"Astaga! Ponselku dalam mode diam." Ujar Jennie lagi.

ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang