Pagi itu suasana kelas entah kenapa begitu ramai. Jennie sudah merasa sangat pusing dengan tingkah laku teman-teman sekelasnya. Bagaimana tidak, kelas rasanya sudah seperti taman bermain saja. Bukankah mereka adalah mirud Sekolah Menengah Atas? Lalu kenapa kelakuannya tidak jauh berbeda dengan murid Taman Kanak-kanak. Ada yang mencoret-coret papan tulis, ada yang sibuk menonton film di ponsel, ada yang berlari kesana kemari di kelas, bahkan ada yang menyanyi dan menari tidak jelas dengan tidak tahu malunya di depan sana. Mungkin mereka sedang latihan untuk penyeleksian ekskul dance dan juga paduan suara. Entahlah. Mata pelajaran kebetulan sedang kosong karena guru yang mengajar sedang cuti katanya. Oh ayolah. Sekolah mereka termasuk sekolah favorit. Bukankah harusnya ada guru pengganti?
Jennie jadi malas dan mengantuk rasanya. Tapi tiba-tiba rasa kantuknya seketika hilang karena teman satu-satunya yang dekat dengannya di kelasnya yang kebetulan duduk disampingnya itu membuat keributam dengan lengkingan suaranya yang begitu nyaring.
"YAK! PARK WOOJIN KAU APAKAN RAMBUTKU!!!"
Oh Jennie tidak heran. Park Chaeyoung memang mahir menyanyi. Tentu saja nada tingginya sangat luar biasanya. Tapi haruskah gadis ini berteriak di dekat telinganya. Jennie tidak mau menjadi tuli di usia muda.
"Ya! Kamari kau upil gajah menyebalkan. Kau harus kuberi pelajaran karena sudah merusak rambutku!!!
"Hahahaha... Kau lebih cantik dengan rambut seperti itu, Rose! Park Woojin mengatakn itu sambil berlari menghindari amukan Park Chaeyoung.
"Aku sudah bersusah payah merapikannya kau malah membuatnya berantakan. Dan apa yang kau lakukan!!! Kau menggunting beberapa helai rambutku???!!! Kamari kau akan kubotakkan kepamu!!!
"Hhuuaaahh... Takut. Nenek sihir mengamuk. Hhiiiiii" Park Woojin dengan wajah berlebihan pura-pura takut paka Rose.
Jennie hanya menghela napas. Kenapa Rose juga jadi ikut-ikutan membuatnya pusing.
"Hai Jennie! Kau belum menuliskan ID Linemu. Teman-teman yang lain sudah. Tinggal kau saja. Aku akan membuat grup chat kelas ini. Kau tidak keberatan, kan?"
Tiba-tiba seorang Namja mengagetkan Jennie yang sudah ada di depan mejanya.
"Oh! Kau__"
"Aku katua kelas di kelas ini."
"Aaa... Maaf, aku mudah lupa dengan seseorang yang belum lama ku kenal. Aku hanya belum menghafal namamu. Tapi aku tau kau memang berada di kelas ini." Jawab Jennie sedikit merasa tidak enak pada Namja yang katanya ketua kelasnya itu.
Bukannya Jennie tidak mau kenal atau tidak perduli terhadap temannya. Tapi ia hanya belum hafal satu persatu temannya, juga belum terbiasa.
"Tidak masalah. Namaku Jung Jaehyun. Mulai sekarang jika kau butuh bantuan katakan saja padaku."
Ujar Namja yang ternyata bernama Jung Jaehyun itu sambil tersenyum.Tampan Sekali.
"Ya! Jung Jaehyun. Jangan coba-coba kau mengganggu temanku! Jika kau mengganggu Jennie, maka kau berurusan denganku!" Ujar Rose yang tiba-tiba sudah duduk di samping Jennie kembali.
"Aku tidak sedang mengganggu Jennie ya, Nona Park. Aku hanya meminta ID Linenya. Agar aku bisa memasukkannya ke dalam grup obrolan kelas kita."
"Jennie jadi kau belum memberikan ID Linemu pada Jaehyun? Ku kira kau sudah." Ujar Rose.
"Maaf waktu itu aku lupa dan buru-buru harus keluar dari kelas." Jawab Jennie sambil memamerkan deretan giginya.
"Ya sudah tidak masalah. Sekarang kau tulis saja di sini!" Ujar Jaehyun kemudian sambil menyodorkan kertas yang bertuliskan nama-nama ID Line teman-teman kelasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY YOU
FanfictionApakah kalian percaya pada Cinta pada pandangan pertama? Mungkin awalnya aku tidak pernah perduli terhadap hal-hal yang seperti itu. Tapi semenjak aku bertemu dengannya, aku jadi percaya dan bahkan aku sudah mengalaminya sendiri. Namanya Kim Taehy...