12. Amigdala

1.6K 452 157
                                    

Dua minggu Wendy dan Anton gak saling sapa, yang jadi korban ya anak-anaknya.

"Bilangin tuh sama Papa kamu!"

"Ya mana Papa tau, tanyain Mama kamu."

Hadeh... Gak cuma itu, meski gak saling sapa Anton sama Wendy ada ribut beberapa kali gara-gara saling sindir. Ujung-ujungnya tetep aja kenceng lagi kenceng lagi dalem rumah. Tapi karena kejadian ini, Adika jadi makin deket sama Anton. Gak heran sih diantara semua anaknya juga yang paling deket sama Anton ya Adika sama si bungsu.

"Papa ngapain si Aa?" tanya Aydan satu waktu.

"Ngapain apanya?"

"Liat si Aa makin sini makin kurus!"

"Susah makan itu mah!"

Adika cuma ketawa waktu itu.

"Baikan sama Mama!"

Sementara Wendy jadi banyak ngandelin tiga bujangnya mulai dari Biru (Adika enggak karena Wendy kesel Adika malah berpihak ke Papanya). Setelah dua minggu begitu mungkin capek, akhirnya Anton nanya Wendy yang berujung ngobrol dan biasa lagi.

"Dua-duanya kepribadian ganda." kata Andrea.

"Kayaknya iya..." sahut Dea.

Gara-gara perkara ini juga Dea jadi lebih sering ngobrol, tapi cuma sama Andrea. Aneh sih, kejadian perang dingin di rumah cuma dua minggu, ini juga bukan yang pertama kali tapi efek yang lumayan signifikan justru hasil gara-gara ribut yang ini. Seolah-olah mereka jadi level up dirinya meski sedikit.

Adika yang lagi baca buku di kamarnya gak langsung balik badan waktu pintu kamarnya dibuka.

"Dari mana?"

"Biasa." jawab Biru santai.

Ngerasa aneh, Adika muter kursinya, "Tumben?"

Biru cuma nyengir, "Berhenti gue."

Apa yang dimaksud Adika tumben itu, tumben Biru gak lagi high. Satu rumah cuma Adika yang bisa tau Biru lagi high, Biru anaknya bisaan, tipis bedanya dia lagi atau enggak.

"Alkohol jahat." sambung Biru.

Adika cuma terkekeh pelan, fokus lagi matanya ke buku di tangannya. Adika emang tipikal orang yang banyak baca buku bukan cuma karena harus, tapi memang karena suka.

"Lu juga berhenti, A."

Adika berhenti baca, selain karena apa yang dibilang Biru, lagi-lagi tumben juga Biru manggil Adika pake embel-embel. Lagi-lagi Adika terkekeh, cuma bisa jawab gitu doang.

"Gue udah jarang minum kali, sebelum elu juga duluan gue berhenti." ujar Adika.

"Yang lain." balas Biru.

Adika diem, matanya gak lepas dari kata dimana dia berhenti baca waktu Biru manggil dia 'A'.

"Lu tau gue hampir seminggu ini gimana." bela Adika.

"Ya gue harap itu seterusnya." jawab Biru.

"Hhh..." Adika buang nafasnya, "Lu juga pernah 'kan?"

Biru gak jawab. Kali ini mata Adika jatuh dimata adiknya.

"Lu juga pernah 'kan? Berapa kali? Hah?"

"Gue cuma cobain sekali dua kali—"

"Alaaah! Gak usah muna, apa aja yang lu cobain?" masih kata Adika.

Biru terenyak, kelihatan gak bisa jawab, merasa disudutkan.

"Gue gak maksud bikin lu kesinggung—"

"Ya berhenti komen idup gue, atur idup lu sendiri!" kata Adika yang mendadak nada bicaranya naik.

Biru kaget, gak salah lagi ini, pikirnya. Adika pasti lagi butuh.

"A, nanti orang rumah—"

"Orang rumah apa?!"

"Gue minta maaf, gue gak maksud bikin lu—"

"Anjing!" Adika tiba-tiba ngelempar bukunya ke sudut tembok deket Biru.

Saat itu juga Adika langsung berdiri dan ngeraih jaketnya.

"Lu mau kemana—"

Adika langsung keluar dan banting pintu kamarnya. Biru langsung susul tapi Adika turun tangga buru-buru sambil masih pake jaketnya. Disaat yang bersamaan Aydan naik tangga sambil bawa sesuatu di tangannya.

"Biru," panggilnya.

Biru panik, antara lihat Adika keluar rumah dan Aydan yang megang sesuatu di tangannya.

"Ini suntikan apa? Jatoh dari jaket si Aa."

Biru gak bisa jawab, bener-bener mendadak gak bisa ngomong, mulutnya mendadak kaku. Beberapa saat setelahnya Aydan mendadak kelihatan kaget, matanya agak melotot.

"A Dika make?

Biru masih gak bisa jawab.

"Lo tau?" tanyanya lagi.

Belum Biru jawab, Aydan nanya lagi.

"Lo tau?!"

"Gue tau ini salah, Dan. Gue—"

"Dari kapan?" tegas Aydan.

"G-gue gak tau?!" karena memang bener, Biru gak tau kapan tepatnya Adika mulai make, yang dia tau sebulan terakhir ini.

Kepala Biru rasanya mau pecah, dia tau hari ini bakal ada, ini bakal terjadi, Adika pelan-pelan bakal ketauan tapi rasanya kayak Biru yang ketauan. Tapi jawaban Biru gak bikin Aydan cukup percaya.

"Oh! Atau jangan-jangan lu juga sama?"

Biru diem.

"Lu juga make narkoba hah?"












































HAIIII KANGEN KELUARGA CEMARA GAK????
AYO RAMEIN BIAR AK GXX SEDIH :'-(

adika: renjun
biru: jeno
dea: haechan
aydan: jaemin
anton: chanyeol
wendy: wendy

masa gxx inget truzZzZ :-(

Pumped Up KicksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang