BAB 3: KONTRAKAN RAHIMMU

8K 331 2
                                    

SELAMAT MEMBACA 

***

"Kontrakkan rahimmu dan kandung anak saya."

"APA!!!???" Utari bergitu terkejut mendengar pekerjaan yang akan di lakukan. Satu yang terlintas didalam pikiran Utari saat ini, bahwa laki-laki yang kini tengah duduk di hadapannya adalah laki-laki gila yang berparas malaikat.

Bagaimana tidak gila, mereka baru saja bertemu dan laki-laki itu meminta dirinya untuk mengandung anaknya. Apa maksudnya?

Apa mereka akan menikah? Atau mereka hanya akan berzina tanpa sebuah hubungan? Apa ini yang di namakan pekerjaan?

Lalu apa yang akan membuat Utari melakukan pekerjaan gila yang di tawarkan Abi untuknya?

"Apa Om ini sakit? Om sepertinya tidak waras." Utari kembali membuka suaranya setelah sadar dari keterkejutannya. Sedangkan Abi masih diam tanpa mengatakan apapun. Utari tidak akan tau apa yang di pikirkan Abi karena ekpresinya begitu minim.

"Tidak Utari, Saya tidak sakit. Saya sadar dengan apa yang saya katakanan dan saya serius." Abi mengucapkannya dengan mantap tanpa keraguan sedikitpun. Hal tersebut semakin membuat Utari merasa tidak percaya.

"Om sudah menikah kan, Ibu Naina itu istri Om kan. Sah kan?" setidaknya Utari harus mengetahui apa laki-laki bernama Abi itu benar-benar sudah menikah atau belum. Jika belum mungkin Utari akan mempertimbangkannya tapi jika belum menikah lantas siapa Naina yang menawarkannya pekerjaan, namun jika sudah menikah maka Utari tidak akan menjadi pihak yang jahat dengan menyakiti hati perempuan yang menjadi istri Abi.

"Saya sudah menikah. Bukannya istri saya sendiri yang menewarimu pekerjaan?"

"Fikssss, Om positif gila." Utari mengatakan dengan spontan. Membuat Abi terkekeh pelan.

"Mungkin kamu benar saya gila. Jadi kenapa kamu datang dan meminta bekerja dengan orang gila ini? Apa kamu tidak pernah berfikir sebelum datang kemari, pekerjaan apa yang akan di lakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian dengan bayaran ratusan juta." Abi mengangkat sebelah alisnya dengan memandang Utari membuat Utari semakin bingung. Memang benar dia yang datang meminta pekerjaan, tapi bukan pekerjaan gila seperti ini.

"SAYA TIDAK MAU!!!" setelah mengatakan itu Utari berdiri ingin pergi. Namun, suara Abi berhasil menghentikan langkahnya.

"Kamu yang sudah datang kemari dan meminta pekerjaan. Bukannya tadi kamu mengatakan akan melakukan apapun asalkan saya bisa membayar hutang-hutangmu. Saya akan membayar kamu dengan jumlah yang besar. Saya akan menjamin kesejahteraan hidupmu. Kamu hanya cukup mengandung anak saya, lalu setelah kamu lahirkan dengan selamat kamu bisa pergi hidup bebas dan menjalani hidupmu seperti semula."

"Banyak sekali yang ingin saya katakan sama Om. Pertama Om ini punya istri, lantas kenapa harus saya yang notabenenya bukan siapa-siapa Om yang harus mengandung anak Om. Kita baru bertemu beberapa menit yang lalu, apa Om tau jika saya ini perempuan baik-baik atau tidak. Apa om tau jika saya ini sehat atau tidak. Apa Om tau perasaan istri Om ketika mengetahui permintaan Om ini. Apa Om akan membuat saya menjadi perempuan yang jahat dengan menandung anak dari suami wanita lain. Meskipun saya miskin, saya tidak akan melakukan pekerjaan yang menyakiti sesama kaum saya Om."

Abi mendengarkan rentetan ucapan yang Utari katakan. Abi semakin yakin jika perempuan yang ada di hadapannya adalah perempuan yang tepat untuk bekerja sama dengannya. Entah kenapa sejak pertama melihat Utari tadi Abi merasakan jika Utari adalah perempuan yang baik. Setidaknya usianya masih muda, tidak akan ada masalah di kemudian hari untuk masalah hati dan ain-lain. Karena bagaimana pun Abi merasa tidak akan pernah bisa mencintai wanita lain selain istrinya. Abi yang awalnya menolak usulan istrinya karena dia takut seiring berjalannya waktu perempuan kandidat rahim pengganti untuk istrinya akan menuntut macam-macam atau bahkan menginginkan dirinya dan hal itu akan menjadi masalah yang merepotkan. Namun melihat Utari, Abi seperti memiliki keyakinan lain. Perempuan itu masih sangat muda, dia tidak akan mungkin menyukai dirinya yang sudah tua ini, lagipula perempuan itu tampak begitu polos dia tidak akan menuntut macam-macam ketika semua bayarannya telah di lunasi. Setidaknya beberapa pertimbangan Abi, membuat Utari menjadi perempuan yang cocok untuk menjadi ibu yang mengandung anaknya.

"Kamu tidak akan menjadi perempuan jahat Utari. Bukan kah istri saya sendiri yang mencari pekerja untuk bekerja bersama kami. Jadi jelas istri saya sudah tau, kalau akan ada perempuan lain yang mengandung anak saya. Istri saya yang mencarikan perempuan, dan istri saya tidak masalah dengan semua itu. Kamu fikir dia tidak tau. Dan apa kamu tidak berfikir kenapa kami mencari rahim kontrak untuk mengandung anak kami, jika kami bisa memilikinya. Kamu tidak akan menjadi wanita jahat Justru kamu akan menjadi malaikat penolong untuk saya dan istri saya."

"Bagaimana mungkin Om ada wanita yang bahagia ada wanita lain yang mengandung anak suaminya. Bagaimana mungkin ada wanita yang tidak sedih melihat suaminya memiliki anak dengan wanita lain." Utari semakin tidak percaya ketika mendengar ucapan Abi tentang istrinya. Menurut Utari apakah ada perempuan seperti istri Abi yang bahagia karena suaminya memiliki anak dengan perempuan lain, bahkan dia sendiri yang mencari kan wanita untuk suaminya. Dunia macam apa dan didalam kisah seperti apa wanita seperti itu hidup.

"Ada Utari, dia istri saya. Nyatanya dia memilihmu. Kami sudah menikah bertahun-tahun namun tidak juga memiliki keturunan. Dokter bilang ada masalah di Rahim dan sel telur istri saya yang mengakibatkan dia sulit untuk mengandung dan memiliki keturunan. Sedangkan dia ingin kami memiliki anak, dia menginginkan wanita lain mengandung anak kami."

"Bagaimana dengan orang tua Om?"

"Mereka ada di Singapura sekarang, mereka tidak akan tau apapun. Kecuali bayi yang kamu lahirkan adalah anak saya dangan istri saya."

Utari kembali memikirkan penawaran Abi. Benar-benar penawaran yang menarik. Hanya dengan hamil dan melahirkan seorang bayi, dia akan terbebas dari lilitan hutang dan kejaran rentenir. Setelah masalahnya selesai, dia akan menata kembali hidupnya, dia akan bekerja dengan tenang. Dia akan menabung dan melanjutkan pendidikannya. Semua terasa begitu indah jika benar itu yang akan terjadi.

"Bagaimana? Bukan kah pekerjaan yang saya tawarkan sangat menarik. Mau tidak mau kamu harus menerimanya, karena kamu sudah tau pekerjaannya. Saya tidak mau ambil resiko kalau kamu akan membocorkan hal ini pada public. Saya dan istri saya adalah orang yang terkenal, kami tidak bisa membiarkan hal ini sampai terdengar oleh public." Abi melihat sebuah kebimbangan pada raut wajah Utari .

"Dengan tiga syarat Om."

Akhirnya Utari menyetujui penawaran Abi. Jika di fikir-fikir ulang kapan lagi dia akan mendapatkan penawaran begitu menarik. Setidaknya dia hanya harus bekerja selama setahun dan semuannya selesai.

"Sebutkan!" ucap Abi dengan yakin.

"Pertama, saya tidak ingin hamil dengan hubungan perzinahan itu dosa. Meskipun siri saya ingin Om menikahi saya. Setidaknya saya tidak akan menanggung dosa akibat perzinahan selama hamil. Yang kedua saya tidak ingin hamil dengan proses alami. Saya tidak bisa melakukannya dengan Om, kita tidak saling mengenal. Dan yang terakhir saya ingin Om menempati janji-janji Om mengenai hutang dan hidup saya." Setelah mengatakan itu Utari menatap wajah Abi dengan seksama dia melihat Abi mengernyitkan keningnya.

"Saya tidak keberatan. Lusa kita akan menikah siri dan kamu bisa hamil dengan proses inseminasi buatan. Untuk janji-janji saya kamu jangan khawatir, saya akan memenuji janji-janji saya."

Utari mengangguk pelan mendengar jawaban Abi. Utari menghebuskan napas dengan pelan, entah benar ataupun tidak jalan yang dia tempuh ini namun saat ini inilah jalan yang bisa dia lewati. Dia tidak akan tau apa yang akan menghadangnya di depan nanti, Utari hanya bisa berserah dengan takdir yang tuhan tuliskan.

"Dimana rumahmu, berikan nomor ponselmu?" Abi bertanya alamat rumah Utari dan mengulurkan ponselnya kearah Utari.

Utari kemudian menyebutkan alamat rumahnya dan memberikan nomor ponselnya. Setelah itu Utari pamit ingin pulang, dia harus istirahat dan merenung mengenai jalan yang dia ambil ini.

*** BERSAMBUNG *** 

WNG, 13 NOV 2020

REVISI: 20 AGST 2024 

SALAM

E_PRASETYO 

RAHIM KONTRAK (SELESAI & PINDAH DREAME/ INNOVEL/KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang