Hari ini, kegiatan seperti biasanya masih berjalan. Bangun pagi, menyiapkan sarapan, baru berangkat sekolah. Ia tidak ikut sarapan karena menurutnya ia tidak akan kenyang tapi hanya ketakutan.
Ia memilih berangkat sekolah dengan kekasih nya yang sudah hampir tiga tahun ini bertahan. Didepan sudah ada motor dan Galang, ara langsung menghampiri dan menyambutnya dengan senyuman.
"pagi ara"
"pagi galang"
"langsung berangkat aja ya, kamu pasti belum sarapan" ya dugaan galang benar. Ia juga sudah tau kalo ara tidak akan sarapan dirumah
"oke"Motor melaju dengan kecepatan sedang, jam menunjukan pukul 06.15 pagi dan untuk menuju sekolah memakan waktu 15 menit.
Sepanjang jalan hanya sunyi yang mendominasi. Tapi tidak dengan hati ara, ia sudah mulai bosan dengan hidupnya yang begini-begini saja. Sebelumnya ia pernah bermimpi tinggi, tapi sekarang lupa dengan mimpinya.
"kamu g tidur kan ra?" mungkin galang gabut nyetir, jadi dia bertanya takut gadisnya tiba-tiva tidak ada
"engga"Tidak terlalu jauh, mereka telah sampai diparkiran sekolah. Terlihat masih sepi padahal sudah setengah tujuh.
"langsung kantin yuk" galang menggenggam tangan ara menuju kantin. Karena ini masih sepi jadi mereka tidak menjadi sorotan seperti kebanyakn pada cerita novel.
Sesampainya dikantin, galang langsung memesan sarapan untuk ara sesuai dengan pengetahuannya. Galang tau, ara suka susu dan roti setiap pagi jadi ia langsung membelinya.
"ini ra, kamu ga Bosen setiap hari sarapan kayak gini?" galang menyerahkan apa yang ia beli dan duduk berhadapan dengan ara.
"ya aku ga bisa makan nasi pagi pagi" jelas ara apa adanya
"atauu jangan jangan kamu yang bosen nemenin aku sarapan?" tanya ara seraya terkekeh
"mana ada aku bosen, yang ada aku kekurangan energi kalo ga nemenin kamu sarapan" jawab galang yang masih fokus memperhatikan pacarnya sarapan
"masa si?"
"jahat kamu ya ra ga percaya lagi sama galang" eksprsi galang dibuat seakan dirinya kesal
"ga usah gitu, kamu ga lucu lang" ara melenggang pergi meninggalkan galang dengan tawa gelinya.
Galang dengan sama tawanya pun menyamai langkah ara untuk memasuki kelas. Karena bel sebentar lagi bunyi, maka koridor sudah berubah jadi padat.
Pandangan setiap tatapan sekrang sudah mulai terasa, tapi karena memang ara terkenal baik dan pintar maka tatapan yang ia dapatkan juga biasa saja. Beda lagi dengan galang yang terkenal randomnya, tapi ditatap dengan tatapan seolah sangat memuja."Araaaaa" dari kejauhan, ara sudah melihat temannya yang antusias memanggil namanya. Dia adalah Michele Clonial, yang sudah bersahabatan sejak mereka di SMP jadi tak heran kalo mereka sangat dekat.
"kenapa sel?" tanya ara yang baru mendaratkan dirinya dikursi
"ga ada apa apa cuma ngerasa rugi aja kalo ga teriak pagi pagi"
"gila lu ga pernah sembuh ya sel"
"gua tu lagi bahagia ra" posisi michele sudah siap ingin menceritakan tapi---KRINGGGG
"Yahk anjir bell lagi" kesal michele
"lama si lu" ledek araDikelas lain, dengan kegaduhannya tersendiri karena kabar baik mereka dapatkan. XII.3 IPS free class, pasalnya guru mereka sedang ada tugas dari kepala sekolah.
Setiap siswa memiliki kesibukannya tersendiri, ada yang memanfaatkannya tidur, main game, gibah dan konser dadakan seperti galang cs. Disana ada Galang sebagai vokalis, Kelvin sebagai pemain gendang yang memanfaatkan ember kelas dan juga ada Bagas sebagai pemain gitar yang memanfaatkan sapu kelas.
"Tarik siss" seru galang
"semongkooo" jawab semuanya
"kini tinggal aku sendiri~"
"hanya berteman dengan sepi~"
Bukan hanya empat orang random yang sibuk dengan konsernya, tapi hampir sekelas sibuk menyanyikan lagu yang belakangan ini sedang hits
"eh eh eh stoppp" perintah ketua kelas mereka
"apasi ribet banget lu" sewot bagas
"ada guru disebelah anjir" peringatnya tak kalah sewot.
"kaku banget idup lu ga pernah ada santuy santuy nya" kesal bagas
"mending cabut" usul galang
"gassss" jawab bagas dan kelvin serentak.Mereka bertiga pergi dari kelas, membolos adalah hobi mereka, ruang BK adalah langganan mereka tapi idaman kaum hawa pun juga mereka.
Entah dari segi mana manusia memandang, tapi fisik dan materi adalah keutamaan dari sebuah pandangan kebanyakan orang.
Tapi bagi galang pribadi, cantik ganteng itu tergantung sikap, dan cara manusia bisa memikat pun karena sikap. Itu yang selalu ia katakan dengan ara "kamu cantik aku suka, tapi aku lebih suka kamu karena kamu baik dan aku nyaman"
"lang" panggil kelvin yang sudah sampai dikantin. Tepatnya belakang kantin yang sudah menjadi tongkrongan mereka.
"paan?"
"Kabar ara gimana?" tanya kelvin tiba-tibaa
"Alhamdulillah baik dan makin cantik makin baik juga" jawab galang apa adanya
"baguslah"
"napa lu nanyain cewe gua? Jangan bilangg" tatapan galang sudah siap menerkam kelvin kalau saja kelvin benar mencari gara gara
"ngga anjim, santuy si kek ama saha ae lu curut" jawab kelvin yang tak terima dituduh
"gua salut sama ara"
"ini lagi tiba-tiba, kenapa emang?"
"lu pada sadar gasi, tujuh dari sepuluh kaum wanita yang ditinggal keluarganya itu pasti putus asa apalagi kalo harus tinggal sama keluarganya yang kek ga sayang gituu kan" ucap bagas panjang lebar sambil menatap satu persatu temannya
"iya juga yaa, ara itu beda. sayang udah ada yang punya"
"ngajak ribut lu vinnnn" galang sudah siap dengan menggulung lengan bajunya
"heheh canda bos"
"hmmm makannya gua sayang banget sama dia, ga mau sampe gagal bikin dia bahagia apalagi liat usaha dia buat bisa punya kehidupan sesuai sama mimpinya" galang sudah kembali pada tempat duduknya, tatapannya sama seperti kemarin saat menatap mata ara, sendu.
"kita harus ada buat ara , bukan cuma lu kalo liat ara sedih tapi semua juga" usul kelvin yang membuat keduanyya mengangguk.
Saat semua terdiam, fokus dengan pikirannya masing masing. Tiba tiba..
"permisi ka"bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Me-Langkah [Ara&Galang]
Teen Fiction"kamu cantik aku suka, tapi aku lebih suka kamu karena kamu baik dan aku nyaman" • • Hidup tentang perjalanan, tidak selamanya tentang bahagia begitu juga tidak selamanya dengan duka. Kinara Lyonmonical, gadis semangat yang sering mengeluh kesah...