START!!!

45.2K 2.3K 29
                                    

Attention!!!

Boy × Boy √

Don't get your hopes up with this story √

If you don't enjoy my story ... you can leave~ √

I hope you know how to respect the author √

Remake from my ff, but was unpublished √

If i make a typo, you can comment, i will correct it

If you want to speak harshly, must be censored! Or better not ^^

.
.
.

*Happy Reading*

.
.
.

[] JaemRen Areah🔥[]

.
.
.

Chapter 1 •
____________

Renjun pov.

Aku hanya diam selama perjalanan pulang ke rumah, duduk di dalam mobil, lebih tepatnya di dekat kursi kemudi. Aku memfokuskan atensi pada pandangan sekitar, melihat orang-orang mulai berlarian mengejar sisa waktu sebelum awan menggumpal benar-benar menjadi buntalan hitam, siap menimpa kota Seoul malam ini. Beruntungnya aku yang hanya duduk manis menunggu kendaraan memasuki perkarangan rumah.

Sesampainya di rumah aku tidak banyak bicara, membersihkan diri lalu membantu eomma menyiapkan makan malam, appa masih membersihkan diri setelah menjemputku. Entah kenapa eomma-ku selalu terlihat cantik, padahal tidak memakai riasan, hanya wajah damai dan bersih tanpa noda. Aku tersenyum tipis, aku ingin seperti beliau.

Selama makan malam pun aku masih diam, walaupun pasti tetap bicara jika ada sangkut pautnya denganku. Dalam hati aku merasakan kehangatan, melihat interaksi kedua orang tuaku. Lagi-lagi aku tersenyum tipis. Aku melahap suapan terakhir.

Setelah membersihkan piring aku berpamit untuk ke kamar. Tentunya kedua orang tuaku masih dalam mode berfikir, entalah sikapku akhir-akhir ini ada yang mengganjal.

Aku duduk di kursi belajar, mulai kutorehkan tinta hitam pada lembaran putih bergaris sampai penuh akan tulisan yang jika dibaca oleh orang lain pasti akan berfikir kalau aku sudah kehilangan akal karena aku tidak tahu dimana lagi akan kucurahkan perasaan selain pada buku bersampul cokelat, lebih tepatnya buku harianku.

Besoknya aku bangun dengan kedua kantung mata yang membengkak, dengan penuh telaten aku menutupinya dengan riasan. Membuat wajahku senatural mungkin, sudah menjadi bakatku asal kalian tahu.

Lagi-lagi aku hanya diam sambil memasukin spoon ke dalam mulut, menikmati makanan yang sangat nikmat walaupun tak sepenuhnya. Rasanya tenang sekali melihat interasi kedua orang tuaku yang saling melempar candaan, rasanya seperti dicubit tepat di salah satu organku. Suapan terakhir kusamakan dengan appa, bermaksud supaya beliau tidak merasa ditunggu.

Kuhirup pelan punggung tangan kanan eomma lalu beliau mengusap kepalaku pelan, tulus sekali. Apalagi melihat senyum teduh dari beliau. Lalu kudahului appa untuk masuk ke dalam mobil. Aku mengalihkan pandangan ke arah lain, sudah pasti eomma akan bergantian menghirup punggung tangan kanan appa, mendapatkan kecupan di kening beliau, dan usapan sayang di pucuk kepala.

Ah, rasa iri mulai menyelimuti.

─》──JaemRen───❥

Di sekolah aku juga tak banyak bicara seperti biasanya, jika kalian tahu aku ini biasanya dibilang ratu banyak bicara dan kali ini pasti rasanya sepi. Mereka saja memandangku penuh pertanyaan. Aku memilih untuk tersenyum tipis dan duduk di bangkuku, kuletakan kepala di antara lipatan tangan.

"Hei, tidak biasanya kau diam." Suaranya sudah sangat kuhafal, pasti sahabatku yang paling perhatian, Lee Donghyuck. Dia menepuk punggungku pelan dan kuangkat kepala, kuberikan senyum terbaikku.

"Ingin saja." Nampak sekali guratan wajahnya jika tak percaya, tapi ketahuilah dia akan menyimpan kembali pertanyaannya saat kutampakkan ekspresi tak ingin ditanya.

"Baiklah, eum aku ingin ke kantin, mau ikut?" Aku memutar bola mata malas, kebiasaannya jika masih pagi sudah pergi ke kantin. Aku menggeleng pelan. "Jinjja? Kau tak biasanya menolak." Aduh aku lupa jika sifatku sama sepertinya. Tapi tenang saja, aku ini bisa menjaga tubuh tetap ramping.

"Entah, rasanya malas saja."

"Ei aku merasa ada kebohongan di sini."

"Hae-"

"Ah, oke-oke, aku akan pergi." Aku terkekeh sambil menggelengkan kepala. Absurd sekali tingkahnya, dia ini walaupun tahu aku sedang bad mood tetap saja menggoda. Setelah dia benar-benar pergi aku melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda.

Tbc

A/n Short every chapter ~
Jaemin keluar chapter depan~

Next?

Or

Unpub?

Méprise - JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang