❁─》──19───❥

6.7K 652 4
                                    

Before Chapter ~

Aku menyerngitkan dahi, untuk apa dia meminta maaf?

Dia menghela nafas pelan. "Maafkan aku yang terlalu berharap padamu, maafkan diri ini yang selalu yakin akan jawabnmu, maaf atas segala perlakuanku padamu selama ini. Jika ini adalah jawabanmu, aku bisa apa?"
Kurasakan elusan di pucuk kepalaku. Aku menggigit bibir bawah, mencoba menahan isak.

"Setelah ini aku tak akan menampakkan diri di hadapanmu lagi, terimakasih sudah mau meladeniku selama ini. Kau bebas."

Continue ~

Chapter 19 •
______________

Author POV

Jaemin berdiri, mulai melangkah menjauh dengan segala rasa sakitnya, penantiannya selama ini ternyata sia-sia.

"JAEMIN!"

Renjun berteriak memanggil Jaemin dengan dirinya yang berusaha bangkit, memang tidak mudah karena kakinya terkilir. Ia berharap Jaemin berhenti, ada sesuatu yang harus disampaikan.

"BERHENTI DI SITU!" Jaemin menulikan pendengarannya.

"KAU MAU MENYERAH BEGITU SAJA?! KAU MAU DUA TAHUNMU TERBUANG SIA-SIA?!" Renjun menjeda kalimatnya. Dengan langkah tertatih, ia berusaha berjalan mendekat. "KAU TAK MAU MENDENGAR JAWABAN PASTI-Argh."

Sekali lagi Renjun tersungkur. Jaemin spontan membalikkan badan, segera ia berlari.

"Kau tak apa?" tanya Jaemin dengan dirinya yang memapah Renjun.

"Hanya terkilir-akh."

Jaemin langsung berjongkok, meyakinkan Renjun untuk naik di punggungnnya.

"Eh, aku berat," lirih Renjun.

"Tidak masalah, naiklah sebelum aku berubah pikiran." Renjun mengalungkan tangan di leher Jaemin. Sebenarnya ia ragu, takut tubuhnya berat. "Sudah siap?" Renjun berdehem.

"E, eh." Jaemin bergerak ke kanan dan ke kiri bermaksud menggoda Renjun akan berat badannya.

"YA! Turunkan aku!" Renjun memukul lengan Jaemin berkali-kali. Takut? Tentu saja, ia tak mau terjatuh untuk ketiga kalinya.

"Jangan memukulku, aku hanya bercanda."

"APA?!"

"Jangan berteriak, telingaku sakit."

"Salah siapa menggodaku?!"

"Iya, iya, aku mengaku salah. Lalu apa jawaban pastimu?"

"Hah? Apa? Aku tidak dengar." Renjun memajukan kepalanya, pura-pura tak mendengar.

"Aku turunkan nih."

"Eh, begitu saja marah. Aku kan hanya bercanda."

Jaemin menghela nafas pelan. "Lalu apa jawaban pastimu?"

"Em, apa ya?"

"Huang Ren-"

"Tidak," Renjun menjeda kalimatnya, ingin tahu tanggapan Jaemin. "Appa-"

"Kau masih menyukai appa-mu?"

"Bukan itu maksudku."

"Lalu?"

"Meskipun appa setuju, manik matanya tetap tak bisa berbohong. Beliau enggan melepasku. Jangan berpikir yang tidak-tidak, beliau yang sekarang menyayangiku sebagai anak, tidak lebih. Apalagi kau belum bisa menghasilkan uang sendiri."

"Benar juga, tapi bukannya lebih baik kita berjuang bersama? Kita bisa membangun semuanya dari nol."

"Kalau begitu kita harus berusaha meyakinkan appa."



-››-JaemRen-❥



T

bc

A/n Tahu ini pendek banget karena chapter depan udah END

A/n Tahu ini pendek banget karena chapter depan udah END

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Méprise - JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang