END!!!

9.7K 716 103
                                    

Before Chapter ~

"Lalu?"

"Meskipun appa setuju, manik matanya tetap tak bisa berbohong. Beliau enggan melepasku. Jangan berpikir yang tidak-tidak, beliau yang sekarang menyayangiku sebagai anak, tidak lebih. Apalagi kau belum bisa menghasilkan uang sendiri."

"Benar juga, tapi bukannya lebih baik kita berjuang bersama? Kita bisa membangun semuanya dari nol."

"Kalau begitu kita harus berusaha meyakinkan appa."

Continue ~

Chapter 20 •
______________

Lima belas tahun berlalu begitu saja.

Na Jaemin, namja yang sepakat untuk membangun sebuah hubungan dari nol bersama namja mungil bernama Renjun yang kini menyandang marga Na akhirnya mencapai pada puncak kejaannya.

Panas hidupnya kehidupan dilalui bersama-sama. Selalu memberikan semangat satu sama lain.

Status sebagai anak remaja berubah menjadi orang tua yang sudah mempunyai anak. Anak mereka menginjak usia empat belas tahun.

"Jaem, panggil anakmu," suruh Renjun yang sedang menyiapkan makan malam. Sedangkan oknum yang disuruh hanya berdehem pelan. Malah mengeratkan lingkaran tangan di perut ramping suami mungilnya. Menghirup wangi cherry blossom yang menguar dari tubuh Renjun. Menjadi candu untuknya.

"Jaemin."

Sekali lagi oknum Jaemin hanya berdehem.

"Jaem—"

"Nanti dulu, biarkan Jisung bermain. Aku seharian lelah mengurus kantor. Kau juga selalu sibuk mengurus dia, membuat waktu berdua kita terpotong."

Renjun diam, selama ini perhatiannya selalu difokuskan untuk anak mereka. Bahkan waktu menikmati masa menjadi pasangan hanya satu tahun sebelum si kecil datang. Itupun tidak genap dua belas bulan karena mereka harus disibukkan membangun perusahaan dari nol. Tentu saja Jaemin merasa sedih.

Renjun terkekeh pelan. Sepertinya Jaemin memang butuh lebih banyak kasih sayang. Dia seperti mempunyai bayi besar.

Tangan jenjangnya terulur mengusap surai hitam legam suaminya. Juga membubuhi dengan kecupan sayang sembari menghirup harum maskulin Jaemin.

"Maaf kalau aku kurang memperhatikanmu selama ini. Aku memang suami yang tak becus. Kau pasti menyesal membuatku menyandang marga Na." Rasa bersalah mulai menyelimuti.

Jaemin mengangkat kepalanya dari pundak suami mungilnya. Dia membalikkan tubuh Renjun untuk menghadap ke arahnya. Menyelami onyx mata yang amat cantik itu. Tangan kekarnya meraih pergelangan tangan suami mungilnya.

"Tak apa kalau kau kurang memperhatikanku. Karena kita punya anak yang harus dirawat. Kau sudah becus menjadi seorang suami maupun papa. Dan perkataanmu tentang aku yang menyesal membuatmu menyandang marga Na itu sama sekali tak benar. Aku sangat bersyukur bisa memilikimu sampai detik ini. Jadi, jangan pernah katakan seperti itu lagi, ya?"

Renjun menatap wajah tampan suaminya. Betapa beruntungnya ia bersanding dengan namja di depannya. Ia putuskan untuk memeluk tubuh jakung Jaemin.

"Jaemin, terimakasih. Terimakasih atas semuanya. Aku mencintaimu."
Tangan Jaemin yang sedari tadi menggantung kini terangkat, membalas pelukan suami mungilnya.

"Aku juga mencintaimu, sangat. Terimakasih sudah berani mengatakan perasaanmu."

Renjun semakin mengeratkan pelukannya. Memang selama lima belas tahun ini hanya Jaemin yang selalu mengatakan cinta. Sedangkan dirinya hanya memberikan senyuman.

Sibuk berpelukan satu sama lain. Tanpa mereka sadari anaknya yang bernama Na Jisung sudah berdiri sejak tadi di ambang pintu dapur. Ia tersenyum tipis melihat kedua orang tuanya yang sudah memasuki usia kepala tiga saling menyalurkan kasih sayang. Jika ia boleh jujur, kedua orang tuanya malah nampak seperti anak remaja yang baru saja berbaikan. Kenapa ia bisa berpendapat seperti itu?

Jawabannya karena orangtuanya tampak awet muda. Jika ketiganya berdiri bersama, pasti orang lain akan mengira mereka adalah teman.

"Papa ... appa."

"Jisung minta maaf ...."

"Maafkan aku ... karena ... tidak menjadi anak yang baik untuk kalian."

"Papa, I have liked you more than a son, sorry."

Jisung mengepalkan tangannya. Mencoba menahan rasa sakit di hatinya. Seperti diremat oleh tangan tak kasat mata saat kedua orang tuanya mulai melakukan tautan.

~

Ah, memang ya. Semua yang kita lakukan pasti akan mendapat ganjarannya, entah itu dalam waktu cepat ataupun lama. Tak peduli itu perbuatan baik atau buruk.
Maka dari itu, "Be smart before doing anything."



–››—JaemRen—❥



Thanks for your votement!!!

And,

Terimakasih sudah mengikuti sampai pencapaian chapter terakhir ini.

Sehat selalu ya semua (∩_∩)

See you next time~

Started : 30, Jan '21
Finished : 6 Feb '21

©VLNurulimams

Méprise - JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang