pelengkap kekosongan ku

55 30 15
                                    

Hai kamu yang disana, bagaimana kabarmu kini...? bagaimana kabarku, tentu saja aku  baik dan cukup bahagia. Hehehe!!!
Walaupun tidak sebahagia ketika bersamamu. Tapi yang jelas, aku sudah tidak sedih lagi seperti waktu itu. coba kau lihat dari atas sana! Lihatlah aku, bukannya kini aku tersenyum.

***


“Al” panggilnya padaku yang sedang memandangnya dari bawah pohon, yang cukup besar serta memiliki cabang dan ranting yang banyak di tambah daunnya yang sangat lebat.

“Ada apa ren...?” Tanyaku dengan senyuman yang tersungging disudut bibirku. Aku  ingin naik dan duduk disampingnya.

Tapi aku terlalu takut untuk memanjat, jadi kini aku hanya bisa memandangnya saja dari bawah pohon.

I love you Aleta!” Teriaknya menggema dari atas pohon yang membuatku merasa malu dan, pikiranku melayang jauh dariku.

Aku sangat bahagia, mendengar ungkapan perasaannya. Ya, aku sangat-sangat bahagia mendengarnya.

“Sejak kapan...?” Tanyaku padanya, sambil memandanginya yang turun dari atas pohon dan langsung berhadapan denganku.

“Sejak pertama kali aku melihatmu Al, aku mencintaimu sejak saat itu. maukah kau menjadi pacarku...?” Ungkapnya menggenggam kedua tangannku dengan sangat erat dan menatap manik mataku dengan binar harap disana.

Jika itu pertama kali dia melihatku,  berarti saat awal aku dan juga dia menjadi siswa baru di Sma harapan bangsa.
Dan itu, setahun sebelum aku tahu siapa dirinya. Aku tidak menyangka jika dia mencitaiku sudah selama itu.

“Tentu saja aku mau Ren, aku mencintaimu!” tentu saja menerimanya menjadi kekasihku, karena aku sangat-sangat mencintainya.

Aku bahkan merasa bahwa dirinya adalah duniaku, sesuatu yang mengisi kekosongan besar didalam hatiku. 

sepertinya aku tidak tahu apa yang terjadi jika dia hilang atau pergi meninggalkanku. Kurasa, saat itu pasti akan sangat menyakitiku dan membuatku hancur.

Dekapan hangatnya membuatku sangat nyaman, dan rasanya jantungku kini berdetak dengan sangat kencang.

sedikit sesak, didalam jantungku yang membuat nafasku sesikit memburu.  Aku merasa seperti akan meledak ketika menampung kebahagian yang sangat besar ini.

Hubungan yang dimulai dari diriku yang mencari jawaban dari rasa yang kurang dari hidupku, hingga aku menemukan bahwa dia adalah sesuatu yang kurang itu.

Awalnya, hubungan kami hanya berdasar dengan ikatan pertemanan kini maju dan melangkah pada hubungan sepasang kekasih.

“Al, kau adalah hidupku! Aku janji, selamanya hanya akan mencintaimu dan aku pasti akan membuatmu bahagia dan kuharap kau juga begitu Al...?” Katanya memelukku dengan sangat erat, dapat aku rasakan detak jantungnya yang berdetak sama kencangnya dengan detak jantungku.

“Ren, kau tidak perlu bertanya lagi! Karena kau adalah yang paling berharga untukku didunia ini” ungkapku dengan jujur.

Dibawah hamparan bunga Iris ini, kami berdua mengutarakan isi hati kami. Dengan pohon rindang yang sudah berusia puluhan tahun ini yang menjadi saksi, dari ikrar cinta kami, yang betul-betul tulus dari dalam hati dan jiwa kami.

Jauh dari dalam lubuk hatiku, berharap dan sangat berharap. Agar cinta kami bertahan dan tidak tergoyahkan oleh apapun itu didunia ini.

Baik itu gangguan orang ketiga, maupun dari halangan dari restu kedua orang tua kami. Dan tentu saja dari pihak orang tua kami, tidak ada satupun penolakan.

Tapi, tidak tahu kedepannya dengan  yang dinamakan pihak ketiga.

Semoga hubungan kami bebas,  dari pelakor yang banyak berkeliaran didunia ini.
Amin...

***
Sepenggal pesan untukmu disana. Sang mentari dalam hidupku. Kini aku, sudah cukup bahagia. Jadi, berhentilah menghawatirkanku

Aku adalah wanita yang paling kuat didunia ini. Jadi percayalah padaku. Bahwa aku akan baik-baik saja sekepergianmu.
***

Sekian dulu untuk hari ini! Selamat membaca 😊😊😊😊
Salam manis dariku untuk kalian.

CatatankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang